Ekspansi Mendongkrak Aset Emiten Batubara

Rabu, 27 Maret 2019 | 07:57 WIB
Ekspansi Mendongkrak Aset Emiten Batubara
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai aset produsen tambang batubara meningkat di tahun lalu. Antara lain, terdorong pertumbuhan volume produksi dan aksi akuisisi.

Salah satu produsen batubara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mencatatkan pertumbuhan nilai aset. Sepanjang 2018, perusahaan batubara pelat merah ini membukukan aset senilai Rp 24,17 triliun. Jumlah itu meningkat 9,91% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 21,99 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Suherman mengatakan, pertumbuhan aset berasal dari tambahan setoran modal ventura bersama dan laba entitas ventura bersama.

Selain itu, persediaan akhir batubara juga meningkat sehingga mendorong pertumbuhan properti pertambangan. Total luas wilayah pertambangan kami saat ini mencapai 68.777 hektare (ha) dengan total cadangan batubara sebesar 3,3 miliar ton, ungkap dia, Senin (25/3) lalu.

Untuk memupuk aset, perusahaan yang sahamnya merupakan anggota indeks Kompas100 ini terus menggali cadangan batubara dengan mengintip peluang akuisisi sejumlah perusahaan tambang batubara yang memiliki potensi bagus.

Manajemen PTBA juga bakal meningkatkan kapasitas logistik dan pelabuhan. Saat ini mereka bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk meningkatkan kapasitas angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan, kemudian dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati serta Perajin, Palembang.

Bahkan, PTBA tengah memproses pembangunan infrastruktur coal handling facilities baru, baik di lokasi tambang Tanjung Enim dan Pelabuhan, maupun membangun pelabuhan baru di Perajin (Palembang) dan Tarahan II (Lampung).

“Pada pertengahan tahun ini, kapasitas Dermaga Kertapati Palembang akan meningkat menjadi 5 juta ton per tahun,” imbuh Suherman.

Seiring dengan ekspansi itu, PTBA tengah menggenjot penyelesaian proyek PLTU Sumsel 8. Hingga akhir tahun ini, progres konstruksi pembangkit listrik tersebut ditargetkan mencapai 25% hingga 30%.

Anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini juga menggarap proyek PLTU Feni Halmahera Timur (Haltim). Di proyek ini, PTBA bekerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk membangun PLTU di lokasi smelter dengan kapasitas PLTU 3x60 MW dan PLTD 3x17 MW. Satu lagi, PTBA menggarap hilirisasi batubara di Peranap dengan menggandeng beberapa perusahaan.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 3,82% menjadi US$ 7,06 miliar di sepanjang tahun lalu. Aset dari investasi pada ventura bersama sebesar US$ 576,89 juta, atau menanjak hampir 12 kali lipat dibandingkan posisi 2017 senilai US$ 45,81 juta.

Head of Corporate Communications Adaro Febriati Nadira menyampaikan, ADRO memiliki total sumber daya batubara sebesar 13,6 miliar ton dengan cadangan sebanyak 1,2 miliar ton. Tahun lalu, ADRO memproduksi 54,04 juta ton batubara. Namun perusahaan yang sahamnya merupakan anggota indeks Kompas100 ini belum berniat menjalankan ekspansi anorganik. “Saat ini, kami belum ada rencana mengakuisisi tambang baru,” ungkap dia.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga mencatatkan pertumbuhan aset. Perusahaan yang sahamnya juga menjadi anggota indeks Kompas100 ini membukukan aset sebesar US$ 1,44 miliar, tumbuh 6,66% dari 2017 senilai US$ 1,35 miliar.

Pertumbuhan nilai aset itu berasal dari temuan tambahan cadangan batubara lewat aksi ITMG mengakuisisi PT Nusa Persada Resources atau NPR. Perusahaan ini memiliki luas konsesi sebesar 4.291 ha dengan cadangan batubara 77 juta ton.

ITMG berencana mengakuisisi tambang batubara lagi. “Tidak menutup kemungkinan untuk akuisisi di luar wilayah tambang miliki kita, asalkan sesuai dan dapat kita kembangkan,” ujar Direktur ITMG Mulianto.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global
| Rabu, 02 April 2025 | 13:00 WIB

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global

Kontributor pendapatan masih didominasi dari ekspor pihak ketiga senilai US$1,76 miliar, denan ekspor berelasi menyumbang US$ 42,11 juta.

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia
| Rabu, 02 April 2025 | 11:00 WIB

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia

Penggunaan DME di Indonesia pada 2023 masih didominasi untuk kebutuhan aerosol propellant dengan pangsa pasar mencapai 24%.

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump
| Rabu, 02 April 2025 | 10:30 WIB

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump

Produsen mobil termasuk General Motors Co. dan Hyundai Motor Co. melaporkan kenaikan penjualan mobil di Amerika Serikat (AS) 

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok

Permintaan safe haven yang semakin tinggi seiring ketidakpastian ekonomi di tengah tarif Trump membuat harga emas terus menanjak. 

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian

Pihak korban yang diwakili oleh Onny menuntut agar penyelesaian kasus Net89 tetap diselesaikan menggunakan pendekatan restorative justice (RJ).

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)
| Rabu, 02 April 2025 | 08:33 WIB

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)

Harga emas Antam (2 April 2025) ukuran 1 gram masih Rp 1.819.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,04% jika menjual hari ini.

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 02 April 2025 | 08:14 WIB

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025, berpotensi berada di bawah angka 5% year on year (yoy)

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya
| Rabu, 02 April 2025 | 08:00 WIB

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya

Pada segmen IPP Hidro dan Energi Terbarukan, di saat pendapatannya melonjak justru rugi bersihnya malah membengkak.

Inilah Saham-Saham Favorit Goldman Sach dan Fil Ltd di bursa IDX30
| Rabu, 02 April 2025 | 07:00 WIB

Inilah Saham-Saham Favorit Goldman Sach dan Fil Ltd di bursa IDX30

Goldman Sach mendekap saham BBCA sebanyak 885,66 juta pada 7 Maret 2025 dengan cost average basis di harga Rp 7.141 per saham.

Bursa Saham AS Lesu Mengawali Kuartal II 2025
| Rabu, 02 April 2025 | 06:00 WIB

Bursa Saham AS Lesu Mengawali Kuartal II 2025

Kekhawatiran kondisi ekonomi AS akibat kebijakan tarif AS yang diumumkan pada Rabu (2/4) membuat pasar kurang bergairah. 

INDEKS BERITA

Terpopuler