KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke Mesir bakal meningkat US$ 130 juta tahun ini. Penambahan ini merupakan hasil dari misi dagang yang dijalankan Pemerintah Indonesia, dua tahun siilam.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Arlinda Jazid dalam siaran pers, Kamis (14/3), mengatakan, kedekatan hubungan Indonesia-Mesir membuat kita optimistis mampu menggarap potensi pasar Mesir.
CPO merupakan salah satu komoditas andalan ekspor non migas Indonesia setelah batubara. Namun, setahun terakhir hambatan ekspor CPO meningkat. Misal, India menerapkan bea masuk tinggi terhadap CPO Indonesia. Lalu, Uni Eropa mengeluarkan kebijakan yang juga menghambat ekspor CPO, kini Uni Eropa melarang penggunaan biofuel sebagai bahan bakar kendanaan.
Tambahan ekspor CPO itu berasal dari kontrak antara perusahaan pengolahan dan distributor minyak sawit Mesir yakni Oleo Misr Co. Oleo Misr bekerjasama dengan Perkebunan PTPN III (Persero) dan PT Chita Agri Indonesia (CAI). PTPN III akan memasok CPO 10.000 metrik ton (MT) hingga 16.000 MT per bulan. CAI akan memasok CPO sebesar 4.000 MT hingga 5.000 MT per bulan.
Sebagai gambaran, 2018 lalu, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Mesir lebih dari US$ 560 juta. Ini setara dengan volume CPO 919.460 ton. Indonesia memasok 97% kebutuhan minyak sawit di Mesir.
Kementrian Perdagangan meyakini ekspor CPO ke Mesir masih bisa meningkat lagi. Selain untuk memenuhi kebutuhan di negeri piramid, Mesir juga bisa sebagai hub untuk memasarkan produk minyak kelapa sawit Indonesia ke negara-negara lain di Afrika.