Ekspor Meningkat, Neraca Perdagangan per Mei Mencetak Surplus

Selasa, 25 Juni 2019 | 05:18 WIB
Ekspor Meningkat, Neraca Perdagangan per Mei Mencetak Surplus
[]
Reporter: Benedicta Prima, Titis Nurdiana | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia untuk Mei 2019 di luar dugaan mencatat surplus senilai US$ 207,6 juta. Menurut hitungan Badan Pusat Statistik (BPS), surplus terjadi seiring kenaikan nilai ekspor pada hampir semua sektor industri.

Nilai ekspor minyak dan gas bumi (migas), misalnya, tumbuh 50,19% secara bulanan berkat kenaikan nilai ekspor gas yang mencapai 99,4%. Nilai ekspor pertanian naik 25,19% senilai US$ 320 juta. Komoditas ekspor yang naik adalah sarang burung, kopi, tanaman hutan, aromatik dan rempah-rempah dan logam dasar mulia.

Ekspor industri pengolahan juga naik 12,40% atau senilai US$ 11,16 miliar. "Peningkatan ekspor nonmigas tertinggi pada lemak dan minyak hewani atau nabati, termasuk minyak sawit mentah dan turunannya, naik 14,97% setara US$ 187 juta menjadi US$ 1,37 miliar," jelas Kepala BPS, Suhariyanto, Senin (24/6).

Ekspor batubara, penyumbang utama ekspor non-migas, juga naik 5,81%. Nilai ekspor komoditas ini tercatat US$ 2,04 miliar.

Namun demikian, Suhariyanto mewanti-wanti untuk mewaspadai posisi neraca dagang Juni 2019 serta periode mendatang. Maklum, ekspor Indonesia masih bertumpu pada ekspor komoditas, terutama sawit dan batubara. Padahal harga dua komoditas ini mudah bergolak dan dalam tren melemah.

Kekhawatiran Suhariyanto diperkuat penjelasan Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia. Saat ini, kata Hendra, pasar batubara global kelebihan stok. Sesuai mekanisme pasar, harga cenderung turun saat suplai berlebih. "Pasar batubara global tahun ini diproyeksikan stagnan," jelas Hendra.

Di sisi lain, rata-rata nilai tukar rupiah sejak awal Juni 2019 dalam tren menguat. Kemarin, rupiah berada di angka 14.251,36 per dollar AS, menguat ketimbang sebulan sebelumnya yang berada di posisi 14.392,81 per dollar AS. Alhasil, kontribusi ekspor batubara bisa berkurang.

Secara umum, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, ekonomi Indonesia masih dibayangi efek perang dagang AS dan China. International Monetary Fund (IMF) juga kemungkinan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global lagi pada periode mendatang.

Jika ekonomi global melambat lagi, ekspor Indonesia bisa melemah akibat penurunan permintaan batubara dan minyak sawit, serta penurunan harga dua komoditas tersebut. BI memproyeksikan, Juni ini harga batubara diperkirakan turun 9,8%, sementara minyak sawit bisa turun 0,7%. "Perang dagang AS-China menggerus harga komoditas," kata Perry.

Namun, di balik efek negatif perang dagang, Indonesia memiliki potensi mendongkrak ekspor barang-barang yang ditinggalkan oleh China di pasar Amerika Serikat. "Misalnya footware, tekstil, dan lainnya," tambah Perry.

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengingatkan, sejak Januari hingga April 2019, delapan dari 10 negara di Asia menghadapi pelambatan ekspor. Kenaikan ekspor hanya dinikmati India dan Vietnam. Ekspor Indonesia turun 9,47%, terdalam dibanding negara lain.

Bagikan

Berita Terbaru

Dampak Suntikan Duit Danantara ke Pasar Saham Hanya Sementara
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:22 WIB

Dampak Suntikan Duit Danantara ke Pasar Saham Hanya Sementara

Tahun ini, Danantara menargetkan investasi US$ 5 miliar atau sekitar Rp 81,45 triliun. Target ini dalam kurun waktu enam hingga sembilan bulan.

Kenaikan Harga Mengangkat Valas Berbasis Komoditas
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:20 WIB

Kenaikan Harga Mengangkat Valas Berbasis Komoditas

Mayoritas mata uang komoditas terangkat ditengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) akibat tensi geopolitik yang memanas di Timur Tengah.

Memantau Geopolitik Global, Simak Rekomendasi Saham Hari ini, Rabu (18/6) dari Analis
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:11 WIB

Memantau Geopolitik Global, Simak Rekomendasi Saham Hari ini, Rabu (18/6) dari Analis

Pasar akan mencermati hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) serta perkembangan situasi geopolitik global.

Persaingan Kupon Ketat, SR022 Jadi Kurang Menarik
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:10 WIB

Persaingan Kupon Ketat, SR022 Jadi Kurang Menarik

Penawaran Surat Berharga Negara (SBN) seri SR022 yang telah berlangsung sejak 16 Mei lalu, akan berakhir pada hari ini, Rabu (18/6).

Tertahan Lisan
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:10 WIB

Tertahan Lisan

Sejarah bangsa ini sesungguhnya lebih banyak tertahan di lisan, menjadi catatan pinggir, memorial bahkan menjadi "bisak-bisik" antargenerasi.

Kejagung Sita Uang Wilmar dari Korupsi Fasilitas CPO
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:05 WIB

Kejagung Sita Uang Wilmar dari Korupsi Fasilitas CPO

Nilai uang yang disita oleh Kejaksaan Agung dari grup korporasi Wilmar berasal dari lima perusahaan dengan total nilai Rp 11,88 triliun. 

Kalbe Farma Berstrategi Efisiensi dan Luncurkan Produk Baru
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:00 WIB

Kalbe Farma Berstrategi Efisiensi dan Luncurkan Produk Baru

Bisnis PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masih berhadapan dengan daya beli konsumen yang lemah serta volatilitas nilai tukar

Ukuran Rumah Subsidi Semakin Mungil dan Sempit
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:00 WIB

Ukuran Rumah Subsidi Semakin Mungil dan Sempit

Pemerintah berencana mengecilkan ukuran dan luas rumah subsidi supaya bisa dibangun di dekat pusat perkotaan.

Review 5 Tahun Performa Bank Digital, Sudah Untung Namun Belum Menggunung
| Rabu, 18 Juni 2025 | 06:00 WIB

Review 5 Tahun Performa Bank Digital, Sudah Untung Namun Belum Menggunung

Lima tahun sejak kemunculannya pada 2020, bank digital di Indonesia terus berkembang. Jumlah pemain bertambah dan seluruhnya sudah untung.

Titah Prabowo: Empat Pulau Milik Aceh
| Rabu, 18 Juni 2025 | 05:20 WIB

Titah Prabowo: Empat Pulau Milik Aceh

Silang sengkarut empat pulau yang melibatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan Pemprov Aceh berakhir.

INDEKS BERITA

Terpopuler