Emiten Kelas Kakap Makin Pede Masuk Pasar Modal

Selasa, 08 Juni 2021 | 05:21 WIB
Emiten Kelas Kakap Makin Pede Masuk Pasar Modal
[ILUSTRASI. Ilustrasi pergerkan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/08/2018]
Reporter: Ika Puspitasari, Akhmad Suryahadi, Yuwono Triatmodjo | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham akhirnya kembali kedatangan emiten jumbo. Tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan sejumlah emiten yang menggelar initial public offering (IPO) dengan target emisi triliunan rupiah (lihat infografik).

Salah satu yang banyak diperbincangkan yaitu rencana IPO GoTo, decacorn hasil merger Gojek dan Tokopedia. Target emisinya digadang-gadang bisa di atas Rp 10 triliun. Selain itu, ada unicorn Bukalapak yang dikabarkan mengincar IPO Agustus nanti.

Lantaran ada rencana IPO decacorn dan unicorn, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mempercepat pembentukan regulasi penawaran umum perusahaan yang masuk kategori new economy. "Rancangannya akan kami mintai tanggapan ke publik, kemungkinan dalam dua minggu ke depan," kata Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal dan Anggota dewan Komisioner OJK, kepada KONTAN, Senin (7/6).

OJK berniat mengatur beberapa hal. Pertama, kriteria calon emiten dari sisi karakter bisnis. Guna melindungi kepentingan investor, OJK akan mengedepankan pemahaman masyarakat pada bisnis dan profil risikonya.

Kedua, perihal pengendali perusahaan. Konsep yang dipertimbangkan adalah multiple voting shares, tidak lagi bersandar pada jumlah saham. "Pengendalian ditentukan dari hak suara, bukan jumlah sahamnya," terang Hoesen.

Ini memungkinkan pendiri perusahaan tetap menjadi pengendali meski kepemilikan sahamnya sudah terdilusi. Aturan ini masih digodok.

Ketiga, ketentuan saham beredar. Namun, Hoesen belum mau buka-bukaan mengenai parameter baru public floating shares ini.

Yang jelas, bila semua IPO jumbo tersebut terwujud di 2021, ini pertama kalinya BEI kedatangan emiten jumbo dalam jumlah banyak di satu tahun. Terakhir kali, di 2013 silam, BEI mencatat IPO dengan emisi di atas Rp 1 triliun dari tujuh emiten. Saat itu, ada 30 emiten baru.

Setelahnya, dalam setahun BEI paling banyak kedatangan empat emiten dengan emisi di atas Rp 1 triliun. Tahun lalu, cuma ada CARE yang nilai emisi IPO-nya mencapai Rp 1 triliun. Tahun ini baru ada FAPA yang IPO dengan nilai emisi jumbo.

Equity Research Coordinator Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro menilai, ekspektasi pemulihan ekonomi tahun ini membuat perusahaan lebih ekspansif. Kebutuhan pendanaan pun naik.

Selain itu, meski pasar saham masih cenderung tertekan, daya beli masyarakat mulai tampak pulih, terlihat dari sejumlah data ekonomi,  termasuk indeks harga konsumen. Karena itu, emiten berani melepas saham dengan nilai besar.

Minat masyarakat berinvestasi di pasar saham juga meningkat sejak pandemi. "Perusahaan melihat ini sebagai kesempatan baik untuk masuk pasar modal," kata Hendri. Saham yang ditawarkan pun bakal terserap pasar.

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati menyarankan, investor tetap cermat memilih saham IPO. Sebab, pasar masih dihantui sejumlah sentimen, seperti pandemi Covid-19.

Ike menyarankan investor memilih saham mampu memberi imbalan dividen yang sepadan, dan bisnisnya mampu bertahan 25 tahun ke depan. Lihat juga pemegang saham terbesar dan likuiditasnya. 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks
| Senin, 29 Desember 2025 | 13:14 WIB

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks

Prospek minyak sawit 2026 tetap atraktif dengan harga US$1.050-1.150/ton didukung biodiesel B50 & permintaan global, meski regulasi kompleks.

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 10:19 WIB

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026

Saham grup Happy Hapsoro reli agresif 2025 didorong politik & korporasi. Prospek 2026 atraktif tapi rawan koreksi spekulasi.

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:30 WIB

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi

Nilai outstanding kredit UMKM perbankan masih terus menurun, sementara tingkat kredit bermasalah juga masih naik

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:16 WIB

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau

Permintaan aset safe have terus mendaki di sepanjang tahun 2025. Dalam sebulan terakhir, mayoritas harga saham emiten emas melonjak tinggi.

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:09 WIB

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar

Penyetoran modal ini berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PUT IV HMETD).​

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:05 WIB

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi

 Pada tahun 2030, emiten pengelola jaringan restoran KFC Indonesia itu menargetkan bisa memiliki 1.000 gerai. ​

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri
| Senin, 29 Desember 2025 | 08:57 WIB

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri

Konsumsi domestik Indonesia berpeluang pulih bertahap pada tahun depan, setelah sempat melemah dalam beberapa kuartal terakhir. 

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

INDEKS BERITA

Terpopuler