Energi Destruktif

Kamis, 09 Juni 2022 | 08:00 WIB
Energi Destruktif
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan ini dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni dan Hari Laut Sedunia pada 8 Juni.

Kritik atas perusakan alam oleh manusia yang kerap diserukan pada dua hari itu, tampak semakin relevan di tengah kekurangan pasokan energi global karena pemulihan pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Hari Lingkungan Hidup yang diinisiasi dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 1972 di Stockholm, Swedia, pekan ini berusia 50 tahun. Sementara Hari Laut Sedunia pertama kali tercetus pada 1992 dalam Konferensi PBB di Rio de Janeiro, Brasil.

Meskipun seruan untuk merawat lingkungan telah diakui dunia sejak puluhan tahun lalu, kesadaran pemerintah, korporasi dan masyarakat masih rendah. Gerakan keberlanjutan lingkungan hidup, baru lebih terasa ketika bersinggungan dengan aspek ekonomi.

Pandemi Covid-19 sempat menghentikan hampir semua roda perekonomian secara global. Belanja nasional maupun konsumsi rumah tangga turun drastis. Aktivitas eksplorasi minyak dan gas (migas) pun mengendur.

OPEC dan sekutunya termasuk Rusia atau yang disebut OPEC+, sampai harus memangkas produksi minyak besar-besaran hingga 9,7 barel per hari (bph) selama Mei-Juli 2020. Pasalnya, harga minyak anjlok di tengah permintaan seret. Minyak Brent sempat berada di bawah US$ 30 per barel sedangkan WTI kurang dari US$ 20 per barel.

Situasi lantas berbalik arah ketika negara-negara mulai pulih dari pandemi. Permintaan energi tak sebanding dengan stok ketat yang semakin tergencet oleh risiko perang Rusia-Ukraina.

Perang yang memicu rentetan sanksi Barat termasuk embargo migas dan batubara Moskow, membuat Uni Eropa (UE) kelimpungan mencari pasokan pengganti dari sumber di luar Rusia.

Situasi global yang serba dinamis, memuat risiko tersendatnya rantai pasokan energi seperti yang terjadi pada saat ini. Apalagi, sumber-sumber seperti migas dan batubara acapkali tidak hanya dinilai sebagai komoditas energi belaka melainkan juga komoditas politik.

Karena miskin sumber daya fosil., negara-negara seperti di Zona Euro semakin terlecut mengembangkan energi hijau dan terbarukan agar mandiri di sektor energi.

Terlepas dari motif utama apapun yang mendasari, langkah UE  sudah tepat. Pasalnya, sumber energi seperti migas dan batubara tak hanya terbatas tetapi juga secara konstan bersifat destruktif bagi lingkungan.  

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

INDEKS BERITA

Terpopuler