Faktor ESG Dapat Menjadi Pertimbangan Dalam Berinvestasi

Sabtu, 16 Oktober 2021 | 05:00 WIB
Faktor ESG Dapat Menjadi Pertimbangan Dalam Berinvestasi
[ILUSTRASI. Berinvestasi dengan mempertimbangkan aspek environmental, social and governance (ESG) kian menjadi perhatian. KONTAN/Carolus Agus Waluyo]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berinvestasi dengan mempertimbangkan aspek environmental, social and governance (ESG) kian menjadi perhatian. Meski penerapannya di Indonesia masih tergolong minim, investasi dengan fokus ESG diprediksi akan terus berkembang. 

Direktur dan Kepala Riset Indonesia untuk Riset dan Analisis Investasi PT Citigroup Sekuritas Indonesia Ferry Wong mencermati, aspek ESG dalam berinvestasi kini mulai diimplementasikan oleh pihak sell side maupun buy side di berbagai negara.

"Mulanya dari Eropa, lalu Amerika, kemudian ke Asia termasuk Indonesia sudah memulainya," jelas Ferry dalam segmen ESG Investing & Market Outlook di Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021, Jumat (15/10). 

Baca Juga: Gelar RUPSLB, Lippo Cikarang (LPCK) mengubah susunan direksi

Menurut Ferry, saat ini, investasi berbasis ESG diterapkan oleh 50% investor asing. Lalu, sekitar 30%-40% investor institusi domestik telah mengimplementasikan konsep ini. 
Semakin menguatnya kesadaran akan pentingnya ESG, diproyeksi akan memicu pergeseran struktur ekspor dalam jangka panjang. Ini tidak terlepas dari dekarbonisasi yang mulai diterapkan oleh pemerintah Indonesia. 

Ekspor yang semula bergantung pada crude palm oil (CPO) dan batubara, nantinya akan lebih terdiversifikasi atau beralih ke produk-produk yang lebih sustain. Sehingga, Ferry menilai emiten yang tidak memperhatikan aspek ESG dalam menjalankan perusahaannya, bukan tidak mungkin akan ditinggalkan oleh investor nantinya. 

Ini mulai tampak pada kepemilikan investor asing yang terus menurun dalam saham sektor tertentu yang dinilai kurang ramah ESG. Tapi, bukan berarti saham-saham yang kerap dinilai tidak sustain seperti CPO dan batubara benar-benar akan kehilangan investornya. 

Sebab, investor masih bisa melirik saham-saham itu selama memiliki scoring atau penilaian ESG yang tinggi. Misalnya, investor masih bisa masuk ke emiten-emiten CPO yang mengantongi sertifikasi roundtable for sustainable palm oil (RSPO). 

Director, Head of Marketing and Product Development BNP Paribas Asset Management Maya Kamdani menambahkan, investasi berkelanjutan sudah menjadi topik utama di negara-negara maju. Survei BNP Paribas Asset Management Global menunjukkan, investasi berbasis ESG semakin menjadi pertimbangan karena masyarakat mulai merasakan dampak dari perubahan iklim. 

Di sisi lain, adanya perubahan consumer behavior, serta pandemi Covid-19 mendorong masyarakat semakin mempertimbangkan aspek sosial. Maya tidak memungkiri, saat ini investasi mempertimbangkan ESG memang lebih diperhatikan investor institusi. 

Tapi, ia mulai melihat juga adanya arah investor ritel memperhatikan aspek-aspek tersebut dalam berinvestasi, khususnya investor ritel milenial. Walau memang, kesadaran tersebut memerlukan waktu yang panjang.

Ferry menambahkan, berinvestasi dengan mempertimbangkan aspek ESG memiliki peluang positif. Ini didukung komitmen pemerintah sustainable roadmap yang sudah diterapkan sejak 2014. Selain itu, terdapat indeks di bursa yang bakal menuntun dan mempermudah investor berinvestasi pada saham-saham dengan ESG yang baik.

Sekadar informasi, di bursa terdapat dua indeks hijau, yakni IDX ESG Leaders (IDXESGL) dan indeks SRI-KEHATI. IDXESGL merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian ESG yang baik dan tidak terlibat pada kontroversi signifikan serta memiliki likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Penilaian ESG dan analisis kontroversi dilakukan oleh Sustainalytics.

Baca Juga: Mulai 8 November, AS akan mencabut pembatasan untuk pelancong asing yang divaksinasi

Sementara itu, SRI-KEHATI adalah indeks yang mengukur kinerja 25 perusahaan tercatat yang memiliki kinerja baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik. Ini juga lazim disebut sustainable and responsible investment (SRI). 

Sejak awal tahun atau year to date (ytd), IDXESGL tercatat naik 0,90% ytd. SRI-KEHATI terkerek lebih tinggi, 3,21% ytd. Analis Phillip Sekuritas Indonesia Helen mengungkapkan, konstituen dua indeks itu didominasi oleh saham-saham blue chip. 

Kenaikan saham-saham blue chips tersebut dalam dua minggu terakhir berdampak signifikan pada menghijaunya dua indeks tersebut. Ke depannya, Helen melihat IDXESGL dan SRI-KEHATI akan memiliki prospek yang baik.

"Penilaian ESG dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap bisnis perusahaan," tandasnya.
 

Bagikan

Berita Terbaru

LPS Siapkan Skema Penjaminan Polis Asuransi, Ini Detailnya
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:20 WIB

LPS Siapkan Skema Penjaminan Polis Asuransi, Ini Detailnya

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kaji penjaminan polis asuransi hingga Rp 700 juta. Adatiga jenis jaminan untuk klaim dan pengalihan portofolio 

LPS Siapkan Skema Penjaminan Polis Asuransi, Ini Detailnya
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:20 WIB

LPS Siapkan Skema Penjaminan Polis Asuransi, Ini Detailnya

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kaji penjaminan polis asuransi hingga Rp 700 juta. Adatiga jenis jaminan untuk klaim dan pengalihan portofolio 

Fast Food Indonesia (FAST) Siapkan Ekspansi Ambisius
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:20 WIB

Fast Food Indonesia (FAST) Siapkan Ekspansi Ambisius

FAST akanbuka 60 gerai baru di tahun 2026 dengan total Capex sekitar Rp 300 miliar yang 30% dari internal  dan 70%  kerjasama dengan investor.

Fast Food Indonesia (FAST) Siapkan Ekspansi Ambisius
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:20 WIB

Fast Food Indonesia (FAST) Siapkan Ekspansi Ambisius

FAST akanbuka 60 gerai baru di tahun 2026 dengan total Capex sekitar Rp 300 miliar yang 30% dari internal  dan 70%  kerjasama dengan investor.

Bisnis Pembiayaan Mobil Bekas Mencoba Bertahan di Tengah Himpitan
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Pembiayaan Mobil Bekas Mencoba Bertahan di Tengah Himpitan

Saat pasar mobil baru tertekan, kredit mobil seken menjadi pengharapan sejumlah multifinance agar kinerja tak semakin tergerus. 

Bisnis Pembiayaan Mobil Bekas Mencoba Bertahan di Tengah Himpitan
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Pembiayaan Mobil Bekas Mencoba Bertahan di Tengah Himpitan

Saat pasar mobil baru tertekan, kredit mobil seken menjadi pengharapan sejumlah multifinance agar kinerja tak semakin tergerus. 

Beleid Baru Ojek Online Terancam Buntu
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:10 WIB

Beleid Baru Ojek Online Terancam Buntu

Sampai saat ini Kemenaker masih melakukan dialog dengan pihak terkait, baik pengemudi ojol maupun aplikator.

Beleid Baru Ojek Online Terancam Buntu
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:10 WIB

Beleid Baru Ojek Online Terancam Buntu

Sampai saat ini Kemenaker masih melakukan dialog dengan pihak terkait, baik pengemudi ojol maupun aplikator.

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

INDEKS BERITA