Berita Market

Fundamental Masih Kuat, CDS Indonesia Bakal Menurun

Jumat, 15 Oktober 2021 | 05:40 WIB
Fundamental Masih Kuat, CDS Indonesia Bakal Menurun

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Persepsi risiko Indonesia kembali meningkat. Hal ini tercermin dari credit default swap (CDS) tenor lima tahun dan 10 tahun yang sempat berada di level tertinggi dalam 11 bulan.

Merujuk Bloomberg, level CDS 5 tahun Indonesia pada Senin (11/10) di level 95,81 atau level tertinggi sejak November 2020. Kendati begitu, pada Kamis (14/10), level CDS 5 tahun sudah mulai turun ke 86,46. Posisi CDS tenor 10 tahun sama saja, per 11 Oktober 2021 berada di 159,93 meningkat 8,06% dari akhir pekan sebelumnya di 147,99. Tapi kemarin, CDS tenor 10 tahun mulai turun ke 156,10.

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia Fayadri mengingatkan, pergerakan CDS tidak hanya semata dipengaruhi faktor fundamental dan sentimen domestik. Hal itu, lanjut Fayadri juga merespon dinamika kawasan regional maupun global.

Baca Juga: Pekan pertama Oktober 2021, arus modal asing hengkang Rp 5,76 triliun

Dari eksternal, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh. Mulai dari FOMC meeting pada 23 September yang akhirnya mengumumkan rencana kebijakan tapering dan kenaikan suku bunga. Demikian juga rilis data ekonomi, khususnya data inflasi dan data ketenagakerjaan AS yang memperlihatkan ekspektasi perbaikan ekonomi AS. Padahal menurut Fayadri, dari dalam negeri tidak ada sentimen yang bisa menekan CDS.

Kata Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula, lonjakan harga energi sebabkan risk off global. Pasar juga khawatir kenaikan yield US Treasury dari 1,3% ke 1,6%. "Kami melihat ketika yield US Treasury mulai stabil, maka investor akan fokus ke fundamental," tandas Ezra.

Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki menambahkan, sepanjang sisa tahun 2021 ini, CDS Indonesia tenor lima tahun akan bergerak pada kisaran 60-100. Sementara untuk pasar obligasi, dia meyakini ada kecenderungan sideways hingga akhir tahun nanti. 
"Pada akhir tahun 2021, kami memasang target yield SBN acuan 10 tahun di kisaran 6,2%-6,3%," ujar Gama.

Sementara Ezra berkeyakinan yield SBN 10 tahun berpotensi kembali turun ke kisaran 6% pada akhir tahun  2021 nanti. Ezra meyakini, kondisi fundamental Indonesia yang semakin baik. Dia optimistis nilai tukar rupiah stabil, disertai inflow dana investor asing dipicu real yield Indonesia yang masih menarik. Hal tersebut yang akan menjadi katalis positif untuk pasar obligasi Indonesia.

Baca Juga: BI catat arus modal asing keluar Rp 5,92 triliun pada minggu ke-4 September 2021

Terbaru