Ganti Kompor? Tunggu!

Selasa, 04 Januari 2022 | 09:00 WIB
Ganti Kompor? Tunggu!
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia baru saja membuat negara-negara di Asia berdebar-debar. Bukan karena Timnas Sepakbola berhasil lolos ke final Piala AFF, tapi karena kebijakan pelarangan ekspor batubara.

Melalui Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ridwan Djamaluddin, pemerintah melarang ekspor batubara mulai 3 Januari hingga 31 Januari 2022.

Kebijakan mendadak ini sangat mengejutkan. Betapa tidak, bahkan batubara yang sudah berada di atas kapal pun diminta berubah haluan menuju pembangkit listrik PLN.

Sebagai negara pengekspor batubara termal terbesar di dunia, kebijakan ini jelas membuat gusar negara pembeli. China, India, Jepang, dan Korea Selatan bersama-sama merupakan pembeli 73% ekspor batubara Indonesia.

Pemangkasan pasokan secara tiba-tiba akan memaksa negara-negara tersebut mencari pemasok pengganti. Padahal sebagai komoditas yang diperdagangkan di bursa berjangka, batubara tidak mudah dibeli secara langsung dalam jumlah besar-besaran.

Mengejutkan lagi, kebijakan pemerintah ini didasari oleh kekhawatiran terhadap kemungkinan kelangkaan pasokan batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN. Pemerintah khawatir perusahaan batubara lebih suka mengekspor hasil tambangnya.

Saat ini harga batubara di pasar ekspor dua kali lebih mahal dari harga jual wajib (DMO) ke PLN, sehingga lebih menggiurkan daripada harga di pasar domestik. Jadi, kekhawatiran pemerintah memang cukup beralasan.

Lepas dari kebijakan tersebut, peristiwa ini menunjukkan betapa ketersediaan energi listrik di Indonesia relatif rentan. Pembangkit listrik yang digadang-gadang akan menggantikan bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi (elpiji) ini ternyata sangat bergantung pada pasokan sumber energi fosil yang lain.

Nah, kini, mari kita lihat seberapa kuat kebijakan larangan ekspor ini mampu menahan tekanan dari raksasa pertambangan batubara dan negara pengimpor. Kita juga perlu menunggu dengan cemas juga, apakah dalam beberapa minggu ke depan akan terjadi pemadaman listrik bergilir di daerah-daerah yang sangat bergantung pada PLTU.

Jika itu terjadi, kita harus berpikir seribu kali sebelum mengganti kompor elpiji dengan kompor induksi. Kita juga perlu mengkaji ulang masak-masak rencana mengganti mobil atau motor kita dengan kendaraan berbahan bakar listrik.             

Bagikan

Berita Terbaru

Pemerintah Menyalurkan Satu Juta TV ke Sekolah
| Selasa, 18 November 2025 | 05:15 WIB

Pemerintah Menyalurkan Satu Juta TV ke Sekolah

Adapun penyaluran sepanjang tahun ini ke sekolah-sekolah di tanah air adalah sudah mencapai 172.550 unit. 

Putusan MK Bisa Mempengaruhi Investasi di IKN
| Selasa, 18 November 2025 | 05:10 WIB

Putusan MK Bisa Mempengaruhi Investasi di IKN

Kalangan usaha meminta pemerintah segera melakukan sosialisasi dan menjelaskan secara gamblang terkait putusan MK itu.

INA Membidik Investasi US$ 1 Miliar Tahun Depan
| Selasa, 18 November 2025 | 05:00 WIB

INA Membidik Investasi US$ 1 Miliar Tahun Depan

INA menargetkan realisasi investasi untuk tahun depan bisa lebih baik dari pencapaian tahun ini yang sekitar US$ 1 miliar.

Bisnis Asuransi Properti Tetap Kokoh Saat Ekonomi Lesu
| Selasa, 18 November 2025 | 04:50 WIB

Bisnis Asuransi Properti Tetap Kokoh Saat Ekonomi Lesu

Pendapatan premi pada lini usaha asuransi properti masih tumbuh 7,2% secara tahunan, menjadi Rp 23 triliun hingga Agustus 2025.

Saham Big Caps Mengangkat IHSG, Simak Proyeksi & Rekomendasi Hari Ini (18/11)
| Selasa, 18 November 2025 | 04:45 WIB

Saham Big Caps Mengangkat IHSG, Simak Proyeksi & Rekomendasi Hari Ini (18/11)

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,31% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 18,88%.

Perbankan Genjot Kredit Program Perumahan
| Selasa, 18 November 2025 | 04:35 WIB

Perbankan Genjot Kredit Program Perumahan

Bank swasta, terutama Bank Nobu dan BNI, memimpin penyaluran Kredit Program Perumahan (KPP) mencapai Rp 492,13 miliar. 

Ketika Kredibilitas Rupiah Disangsikan
| Selasa, 18 November 2025 | 04:21 WIB

Ketika Kredibilitas Rupiah Disangsikan

Lebih bijak, pemerintah memastikan dulu terjaganya stabilitas ekonomi, seperti penguatan kurs rupiah, stabilitas harga komoditas dan lainnya.

SMF Optimistis Pembiayaan Tahun Ini Lebih Tinggi
| Selasa, 18 November 2025 | 04:15 WIB

SMF Optimistis Pembiayaan Tahun Ini Lebih Tinggi

Hingga kuartal III-2025, PT Sarana Multifirya Finansial sudah menyalurkan pembiayaan dan sekuritisasi sebesar Rp 14,53 triliun.

Dikelilingi Sentimen Akuisisi dan Fundamental, Saham INET Melanjutkan Penguatan
| Senin, 17 November 2025 | 19:10 WIB

Dikelilingi Sentimen Akuisisi dan Fundamental, Saham INET Melanjutkan Penguatan

Dorongan terhadap saham INET dilatarbelakangi oleh aksi korporasi untuk memperluas ekspansi dan jaringan internet berkecepatan tinggi.

Bunga KUR Dipatok Flat 6% Mulai 2026, UMKM Bisa Ajukan KUR Tanpa Batas
| Senin, 17 November 2025 | 17:38 WIB

Bunga KUR Dipatok Flat 6% Mulai 2026, UMKM Bisa Ajukan KUR Tanpa Batas

Menteri UMKM Maman Abdurrahman umumkan perubahan signifikan KUR: bunga flat 6% dan pengajuan tanpa batas mulai 2026. 

INDEKS BERITA

Terpopuler