Ganti Teknologi Smelter, TINS Merilis Obligasi dan Sukuk Rp 1,3 Triliun

Jumat, 26 Juli 2019 | 07:00 WIB
Ganti Teknologi Smelter, TINS Merilis Obligasi dan Sukuk Rp 1,3 Triliun
[]
Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - PANGKALPINANG. PT Timah Tbk segera menerbitkan surat utang sebesar Rp 1,3 triliun. Penerbitan tersebut akan terbagi dalam dua skema, yakni obligasi senilai Rp 900 miliar dan sisanya berupa sukuk.

Sekitar 50% dana tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi belanja modal. Sisanya untuk pelunasan utang jangka pendek.

Direktur Operasional TINS Alwin Albar menjelaskan, belanja modal tersebut kemudian dibagi untuk keperluan rekondisi serta replacement peralatan produksi untuk smelter perusahaan ini, yang berada di wilayah Muntok, Bangka Barat. "Kami akan mengganti teknologinya. Karena yang dipakai di sana terlalu tua," kata Alwin, Kamis (25/7). Selama ini, smelter di Mentok memiliki enam tanur dan akan diganti menjadi smelter ausmelt.

Dengan pergantian ini, TINS akan mampu memproses bijih timah kadar rendah. Selama ini perusahaan pelat merah ini hanya optimal untuk memproses bijih timah dengan kadar Sn minimal 70%.

Untuk smelter ausmelt, perusahaan ini optimistis dapat memproduksi sekitar 40.000-42.000 sn ton per tahun. Rencana pergantian teknologi tersebut dilakukan pada semester dua tahun ini.

Saat ini, TINS sedang menggelar tender pembangunan konstruksi smelter tersebut. "Sudah ada tiga perusahaan yang berminat. Mereka adalah PT Wijaya Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk dan PT Hutama Karya," jelas Alwin.

Dari sisi produksi, TINS optimistis volume produksi timah logam dapat tumbuh dua kali lipat dibanding tahun 2018. Volume produksi logam timah bisa berada di kisaran 63.000-70.000 ton.

Tingginya kenaikan produksi timah sudah terlihat sejak kuartal I-2019. Volume produksi timah logam sudah melesat 304% menjadi 16.300 metrik ton. Kenaikan disinyalir karena TINS diwajibkan menarik produksi yang dihasilkan oleh mitra kerja yang melakukan penambangan di wilayah IUP yang dimiliki perusahaan.

Tingginya volume produksi yang dimiliki oleh TINS juga menjadi batu sandungan tersendiri bagi emiten ini. Lantaran, saat ini harga timah global sedang turun.

Kemarin harga timah kontrak tiga bulanan di London Exchange Metal (LME) ada di level US$ 17.925 per metrik ton. Angka tersebut jauh di bawah harga pasaran timah pada kuartal pertama lalu, yang menembus US$ 21.000 per metrik ton.

Alwin menyatakan, TINS laba besar jika harga timah kembali ke US$ 21.000 per metrik ton. "Pelemahan harga saat ini hanya sementara saja, karena ada banyak faktor eksternal," cetus Alwin.

Dengan ganti teknologi, TINS bisa memproses bijih timah kadar rendah.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Potensi dan Risiko Penerapan Kebijakan Short Selling
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 11:27 WIB

Menakar Potensi dan Risiko Penerapan Kebijakan Short Selling

Kebijakan short selling baru ini mungkin akan menuai pro dan kontra ketika diterapkan. Selain itu waktu penerapan juga masih menjadi perdebatan. 

Besok (29 Agustus), MI Milik Petinggi Danantara Jalani Sidang Kasus Korupsi PT Asabri
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 09:06 WIB

Besok (29 Agustus), MI Milik Petinggi Danantara Jalani Sidang Kasus Korupsi PT Asabri

Sebanyak 10 Manajer Investasi bakal menjalani sidang perdana sebagai terdakwa korporasi dari kasus yang merugikan negara Rp 22,78 triliun ini.

Profit 26,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (28 Agustus 2025)
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:45 WIB

Profit 26,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (28 Agustus 2025)

Kamis (28 Agustus 2025) harga emas batangan di laman resmi Logam Mulia PT Aneka Tambang naik Rp 4.000 per saham.

Penerimaan Pajak Belum Separuh Target
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:19 WIB

Penerimaan Pajak Belum Separuh Target

Penerimaan pajak nasional hingga akhir Juli 2025 terkumpul Rp 989,17 triliun, setara 45,18% dari target

PNB Per Kapita Jadi Indikator Kualitas Pertumbuhan
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:11 WIB

PNB Per Kapita Jadi Indikator Kualitas Pertumbuhan

DPR dan pemerintah memasang target PNB per kapita dalam RAPBN2026 sebesar US$ 5.520​                 

Regulasi dan Pendanaan Digeber, Prospek Bisnis Waste to Energy Bakal Lebih Cerah
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:10 WIB

Regulasi dan Pendanaan Digeber, Prospek Bisnis Waste to Energy Bakal Lebih Cerah

Rencana proyek waste to energy yang sempat mandeg di sejumlah daerah, berpotensi dilanjutkan kembali.

Petani Tebu Desak Revisi Aturan Impor
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Petani Tebu Desak Revisi Aturan Impor

Petani tebu mengecam dan berencana menggelar aksi unjuk rasa di kantor Kemendag jika pemerintah tak segera menunda dan merevisi Permendag 16/2025

Saham CARS Melejit Seiring Rumor Ekspansi ke Bisnis Kendaraan Listrik Gandeng Huawei
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:20 WIB

Saham CARS Melejit Seiring Rumor Ekspansi ke Bisnis Kendaraan Listrik Gandeng Huawei

Rumor yang beredar menyebut CARS bakal menggandeng Huawei untuk menghadirkan kendaraan listrik di Indonesia.

Faktor Dalam dan Luar Akan Mempengaruhi Gerak Rupiah Hari Ini, Kamis (28/8)
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:17 WIB

Faktor Dalam dan Luar Akan Mempengaruhi Gerak Rupiah Hari Ini, Kamis (28/8)

Rupiah dan mata uang regional melemah seiring indeks dolar yang naik. "Penyebabnya kekhawatiran intervensi Trump ke The Fed.

Menanti Beragam Data Global, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini, Kamis (28/8)
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:10 WIB

Menanti Beragam Data Global, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini, Kamis (28/8)

Penurunan ini mengindikasikan lemahnya kepercayaan pebisnis dan konsumen yang membebani perekonomian.

INDEKS BERITA

Terpopuler