Geber Pembangunan PLTU, Toba Bara Ajukan Kredit ke Bank Mandiri (BMRI) dan SMI

Jumat, 08 Februari 2019 | 08:25 WIB
Geber Pembangunan PLTU, Toba Bara Ajukan Kredit ke Bank Mandiri (BMRI) dan SMI
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - 

JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) akan mengebut pelaksanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Oleh karena itu, pada 30 Januari 2019, perusahaan ini mengajukan pencarian kredit kepada Bank Mandiri dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (6/2), manajemen Toba Bara menjelaskan perjanjian kredit itu tertanggal 21 Desember 2018 dengan jumlah pinjaman sampai US$ 157,98 juta dan jangka waktu hingga 21 Desember 2030. Suku bunga LIBOR+applicable margin.

Bank Mandiri berperan sebagai mandated lead arranger, agen fasilitas, agen penjamin, agen penampungan dan kreditur awal. Sementara Sarana Multi Infrastruktur adalah mandated lead arranger dan kreditur awal.

Pengaju pencarian kredit yakni PT Minahasa Cahaya Lestari. Anak usaha Toba Bara dengan kepemilikan 90% saham ini memiliki PLTU 2x50 megawatt (mw) di Minahasa, Sulawesi Utara. Tujuan pencarian kredit untuk mendanai pembangunan PLTU.

Namun, Toba Bara tak membeberkan besaran kredit yang ingin dicairkan. Mereka hanya mengatakan, sumber investasi PLTU tak cuma mengandalkan pinjaman. "Selain dari bank financing juga menggunakan dana perusahaan," kata Elizabeth Novi Sagita Aruan, Sekretaris Perusahaan PT Toba Bara Sejahtra Tbk saat dikonfirmasi KONTAN, Rabu (6/2).

Berdasarkan catatan KONTAN, Toba Bara sedang membangun PLTU Sulbagut I di Gorontalo Utara, Gorontalo dan PLTU Sulut III di Sulawesi Utara. Masing-masing kapasitasnya 2x50 mw.

Proyek PLTU Sulbagut I senilai US$ 210 juta-US$ 220 juta, melibatkan mitra bisnis asing yakni Shanghai Electric Power Construction. Sementara Sinohydro Corporation Limited terlibat dalam proyek PLTU Sulut III dengan nilai investasi sekitar US$ 205 juta-US$ 210 juta.

Manajemen Toba Bara mengaku, pembangunan PLTU Sulbagut kini sampai tahap konstruksi. Kalau PLTU Sulut III sampai tahap financial close alias kepastian memperoleh pendanaan.

Sembari mengawal proyek setrum, bisnis batubara Toba Bara terus berjalan. Sejauh ini, tren penurunan harga batubara acuan (HBA) sejak September 2018 belum memberikan dampak. "Kebetulan harga jual batubara kami kan sudah terproteksi karena long term kontrak," terang Novi.

Sebagai gambaran, HBA Februari 2019 tercatat US$ 91,80 per ton turun 0,66% ketimbang bulan sebelumnya yaitu US$ 92,41 per ton. Sementara pada pada Agustus 2018 lalu HBA masih bertengger di level US$ 107,83 per ton. Namun, menginjak September 2018 hingga bulan ini HBA konsisten melorot.

Adapun sepanjang tahun ini, Toba Bara menargetkan produksi 6 juta ton batubara atau kurang lebih sama dengan target tahun lalu. Perusahaan berkode saham TOBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengatakan memproduksi batubara dengan kandungan 5.200 kilokalori per kilogram (kkal/kg)-5700 kkal/kg.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham
| Selasa, 25 November 2025 | 07:49 WIB

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana untuk IPO dengan menawarkan maksimal 625 juta saham kepada publik. 

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat
| Selasa, 25 November 2025 | 07:41 WIB

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Prospek kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) masih menjanjikan. Segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi bakal jadi motor utama.

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca
| Selasa, 25 November 2025 | 07:40 WIB

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca

Seiring dengan pelemahan pasar, terjadi kenaikan biaya produksi AMFG yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam.

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka
| Selasa, 25 November 2025 | 07:33 WIB

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka

Suksesi kepemimpinan menambah kental aroma rencana merger GOTO dan Grab pasca Patrick Sugito Walujo resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO GOTO.

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut
| Selasa, 25 November 2025 | 07:25 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut

TCPI akan mengoptimalkan utilisasi armada yang ada serta melakukan peremajaan kapal secara bertahap.

Kontraktor Swasta Ingin Persaingan Bisnis yang Adil
| Selasa, 25 November 2025 | 07:20 WIB

Kontraktor Swasta Ingin Persaingan Bisnis yang Adil

Kebijakan reposisi BUMN Karya ini dapat menghasilkan peta persaingan yang lebih proporsional, antara BUMN dan swasta.

Mekanisme Penyaluran Pertalite akan Diatur Ulang
| Selasa, 25 November 2025 | 07:02 WIB

Mekanisme Penyaluran Pertalite akan Diatur Ulang

Perpres No. 191/2014 menetapkan Pertalite sebagai jenis BBM khusus penugasan (JBKP) yang tidak disubsidi penuh oleh pemerintah

Pisau Jatuh
| Selasa, 25 November 2025 | 07:00 WIB

Pisau Jatuh

 Pemicu kejatuhan harga kripto saat ini adanya aksi sejumlah whale di jagad kripto yang menjual aset mereka.

Sebelas Saham Naik Kelas ke Papan Utama, Simak Prospeknya
| Selasa, 25 November 2025 | 07:00 WIB

Sebelas Saham Naik Kelas ke Papan Utama, Simak Prospeknya

Pemerintah kini tengah menggodok Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Dilema Pertumbuhan Delapan Persen
| Selasa, 25 November 2025 | 07:00 WIB

Dilema Pertumbuhan Delapan Persen

Efek ekonomi dari proyek tiga juta unit rumah per tahunnya bisa besar bila diwujudkan dengan benar.​

INDEKS BERITA

Terpopuler