Gencar Berutang Valas, Perusahaan Menara Siapkan Strategi Khusus

Jumat, 05 Juli 2019 | 06:40 WIB
Gencar Berutang Valas, Perusahaan Menara Siapkan Strategi Khusus
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara gencar cari dana dalam mata uang asing. Agar neraca tak jebol, para emiten menyusun strategi khusus.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mendapat fasilitas pinjaman tambahan dari Bank MUFG pada 1 Juli 2019. Anak perusahaannya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), mendapatkan senilai ¥ 3,97 miliar. Total dana pinjaman yang diperoleh Sarana Menara dari MUFG mencapai ¥ 7,95 miliar.

Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari mengatakan, kucuran dana tersebut untuk kebutuhan umum perusahaan. "Jadi bisa untuk berbagi kebutuhan SMN Group," jelas dia kepada KONTAN.

Pinjaman ini akan digunakan untuk refinancing dan biaya belanja modal. Adam mengatakan, dana pinjaman ini memiliki beban keuangan efisien. Dalam laporan keuangan Sarana Menara, fasilitas pinjaman MUFG memiliki tingkat suku bunga 0,7% per tahun.

Tahun ini, Sarana Menara mengalokasikan biaya belanja modal Rp 3 triliun-Rp 4 triliun. Dana tersebut untuk ekspansi, termasuk menambah base trasceiver station (BTS) dan menambah jaringan kabel optik. Adam mengatakan, kucuran pinjaman dalam mata uang asing tidak menjadi soal.

Pasalnya, pinjaman mata uang asing cenderung riskan lantaran fluktuasi mata uang domestik bisa mempengaruhi keuangan perusahaan. Meski begitu, Adam menyebut, Sarana Menara masih memiliki sejumlah pendapatan dalam mata uang asing. "Jumlah pendapatan yang akan datang dalam mata uang asing masih sekitar US$ 275 juta. Jadi masih aman," ujar Adam.

Selain dari MUFG, Sarana Menara memiliki fasilitas pinjaman ¥ 5,67 miliar dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation. Pinjaman itu memiliki tingkat bunga 0,76%–0,77% per tahun.

Selain Sarana Menara, ada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang telah mendapat pinjaman dari konsorsium bank internasional dengan nilai US$ 375 juta, setara dengan Rp 5,3 triliun.

Pinjaman tersebut memiliki margin bunga 1,75% per tahun untuk kreditur luar negeri. Sedangkan untuk kreditur dalam negeri, memiliki margin bunga 1,85% per tahun. Rencananya Tower Bersama menggunakan dana tersebut untuk refinancing pinjaman.

Selain pinjaman tersebut, Tower Bersama memiliki fasilitas utang jangka panjang US$ 1 miliar hingga kuartal I tahun ini. Agar tidak terkena risiko valas, TBIG telah menyiapkan strategi mengelola utang.

Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmi Yusman mengatakan, Tower Bersama melakukan melakukan lindung nilai (hedging). "Hedging yang kami lakukan meliputi lindung nilai kurs," terang Helmi kemarin (4/7). Selain itu, Tower Bersama juga melakukan hedging interest rate pinjaman mata uang asing.

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Jatah Dividen PGAS, Dividend Payout Ratio bisa 50%-70% dari Laba Bersih 2024
| Senin, 19 Mei 2025 | 07:44 WIB

Menanti Jatah Dividen PGAS, Dividend Payout Ratio bisa 50%-70% dari Laba Bersih 2024

PGAS merupakan salah satu emiten yang rajin membagikan dividen saban tahun dengan dividen payout ratio di atas 60%.

Rayuan Insentif Buat Hilirisasi Batubara
| Senin, 19 Mei 2025 | 07:36 WIB

Rayuan Insentif Buat Hilirisasi Batubara

Pemerintah akan memberikan sejumlah insentif untuk memuluskan agenda hilirisasi komoditas batubara. Hal ini jadi katalis positif emiten batubara

Strategi Diversifikasi Portofolio Melalui Reksadana Campuran
| Senin, 19 Mei 2025 | 07:25 WIB

Strategi Diversifikasi Portofolio Melalui Reksadana Campuran

Fleksibilitas ini memungkinkan manajer investasi meracik portofolio seimbang, menyesuaikan dengan dinamika pasar.

Harga Bitcoin Masih Bisa Mendaki
| Senin, 19 Mei 2025 | 07:00 WIB

Harga Bitcoin Masih Bisa Mendaki

Membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berpotensi menciptakan iklim investasi global yang lebih kondusif.

Rupiah Berpotensi Kembali Menguat pada Awal Pekan Ini
| Senin, 19 Mei 2025 | 06:57 WIB

Rupiah Berpotensi Kembali Menguat pada Awal Pekan Ini

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,51% ke Rp 16.445 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (16/5) dibanding sehari sebelumnya.

Kala MBG Tak Bisa Menjadi Tumpuan Bagi Emiten Poultry
| Senin, 19 Mei 2025 | 06:54 WIB

Kala MBG Tak Bisa Menjadi Tumpuan Bagi Emiten Poultry

Meski sempat tertekan tren penurunan harga daging ayam, namun di semester II-2025 kinerja emiten poultry diproyeksi lebih baik 

PPATK Bekukan 28.000 Rekening Terkait Judol
| Senin, 19 Mei 2025 | 06:15 WIB

PPATK Bekukan 28.000 Rekening Terkait Judol

Rekening yang dibekukan PPATK adalah yang digunakan untuk deposit judi online dari jual beli rekening.

Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) Ingin Mengemas Pendapatan Lebih Besar
| Senin, 19 Mei 2025 | 06:15 WIB

Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) Ingin Mengemas Pendapatan Lebih Besar

Meskipun pertumbuhan ekonomi melambat di kuartal pertama, industri makanan dan minuman masih tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya,

Gratis Ongkir Disetir
| Senin, 19 Mei 2025 | 06:07 WIB

Gratis Ongkir Disetir

Omzet pedagang online yang didominasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) pun meningkat karena gratis ongkir.

Indonesia Masih Kekurangan Dana Penurunan Emisi
| Senin, 19 Mei 2025 | 06:05 WIB

Indonesia Masih Kekurangan Dana Penurunan Emisi

Dana penurunan emisi dari sektor hutan dan penggunaan lahan yang diproyeksi Rp 400 triliun baru tercapai Rp 21 trliun. 

INDEKS BERITA

Terpopuler