Genjot Penjualan, Metropolitan Kentjana Incar Pendapatan Rp 1,9 Triliun

Rabu, 09 Januari 2019 | 08:30 WIB
Genjot Penjualan, Metropolitan Kentjana Incar Pendapatan Rp 1,9 Triliun
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Metropolitan Kentjana Tbk memproyeksikan pendapatan pada tahun ini sebesar Rp 1,9 triliun. Target tersebut bersumber dari penjualan apartemen, real estat dan pendapatan sewa.

Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Kentjana Tbk Jeffri S Tanudjaja mengemukakan, tahun ini kontribusi recurring incomeatau pendapatan berulang cukup signifikan. Pasalnya, bakal ada kenaikan tarif sewa. Bagi tenant yang kontraknya habis, maka akan ada kenaikan tarif, kata dia kepada KONTAN, Selasa (8/1).

Mengenai besaran kenaikan tarif sewa tersebut, Jeffri belum bisa menyebutkan. Selain mengandalkan recurring income, emiten properti dengan kode saham MKPI di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengandalkan penjualan hunian yakni Apartemen Amala. Kendati sudah selesai dibangun pada akhir 2018, Jeffri bilang, masih ada beberapa unit yang belum terjual.

Mengutip laporan keuangan kuartal III-2018, MKPI membukukan laba bersih Rp 788,15 miliar. Jumlah itu tumbuh 30,98% dibandingkan laba bersih di kuartal III-2017 senilai Rp 601,72 miliar.

Pertumbuhan laba bersih itu sejalan dengan pendapatan MKPI. Pengembang kawasan Pondok Indah ini berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 25% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,65 triliun.

 

Belanja modal

Secara rinci, pendapatan MKPI berasal dari pendapatan sewa Rp 907,6 miliar dan pendapatan penjualan Rp 747,1 miliar. Pendapatan sewa berasal dari sewa pusat belanja yang meningkat 4,59% menjadi Rp 596,8 miliar, sewa perkantoran naik 2,87% menjadi Rp 179,4 miliar. Adapun sewa apartemen menurun 1,47% menjadi Rp 107,2 miliar dan sewa tanah menyusut 4,76% menjadi Rp 24 miliar.

Sedangkan pendapatan penjualan berasal dari penjualan tanah dan bangunan senilai Rp 635,9 miliar, menurun 32% (yoy). Kemudian penjualan listrik, air dan gas sebesar Rp 76,3 miliar, tiket taman air Rp 11 miliar, penjualan tanah Rp 7,4 miliar dan lain-lain Rp 16,3 miliar. Adapun arus kas dari aktivitas operasi hingga kuartal III mencapai Rp 595,4 miliar, meningkat ketimbang tahun lalu Rp 417,3 miliar.

Untuk rencana bisnis tahun ini, Metropolitan Kentjana menyiapkan belanja modal Rp 1,7 triliun, turun dari tahun lalu yang mencapai Rp 2,2 triliun. Jeffri menjelaskan, sumber dana sebesar itu lebih banyak berasal dari kas internal. Sisanya berasal dari pinjaman, ungkap dia.

Namun demikian, manajemen MKPI tidak mengungkapkan komposisi pendanaan belanja modal tahun ini. Yang pasti, alokasi sebesar Rp 1,7 triliun bakal digunakan untuk kebutuhan pembangunan office tower, Pondok Indah Mall 3, dan Intercontinental Hotel & Residence Jakarta, Pondok Indah.

Catatan KONTAN, Pondok Indah Mall 3 ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2020 mendatang. Proyek ini menyedot investasi Rp 2,4 triliun. Sehingga di tahun ini diperkirakan pendapatan sewa MKPI tidak akan tumbuh tinggi.

Di kawasan Pondok Indah, manajemen Metropolitan Kentjana masih memiliki cadangan lahan atau landbank seluas 15 hektare (ha) hingga 20 ha. Di masa yang akan datang, setelah dua proyek tersebut rampung, MKPI bakal intensif melakukan pengembangan gedung perkantoran di kawasan ini.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian

Melihat perjalanan karir Joao Angelo de Sousa Mota mengembangkan usaha di bidang pertanian dan perkebunan

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?

Harga emas Antam pecah rekor all time high Rp 2,04 juta per gram. Simak analisis penyebab kenaikan dan proyeksi harga emas dunia serta Antam.

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:40 WIB

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin

Multipolar Technology Tbk (MLPT) membeberkan empat strategi utama untuk memoles kinerja, termasuk diversifikasi pelanggan dan leverage teknologi

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:16 WIB

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)

Transaksi tersebut bagian dari strategi pengembangan usaha dan diversifikasi ke sektor minyak dan gas bumi. 

Stop Flexing Pejabat
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:12 WIB

Stop Flexing Pejabat

Ajang pamer kemewahan ini menimbulkan sakit hati masyarakat luas karena pejabat bisa menikmati hidup mewah dengan menggunakan dana dari negara.

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sepekan terakhir akibat aksi demonstrasi dalam negeri dan rilis data ekonomi AS.

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:53 WIB

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro

Pakuan merupakan bagian dari Vasanta Grooup, sebuah perusahaan pengembang proyek real estate yang didirikan pada tahun 2015.

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:40 WIB

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta

Pergerakan emas Antam amat bergantung pada pergerakan emas dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:59 WIB

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham

Teddy Wishadi, Direktur BNI Sekuritas, berbagi kisah investasi. Pelajari evolusi instrumen dan strategi investasi dari deposito ke saham.

Semen Baturaja: Laba Meroket 989%, Apa Strateginya?
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:58 WIB

Semen Baturaja: Laba Meroket 989%, Apa Strateginya?

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) raih lonjakan laba bersih 989% semester I-2025. Simak strategi efisiensi logistik, digitalisasi, dan produk turunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler