Genjot Produksi, United Tractors Sudah Menyerap Belanja Modal Sebesar 30%

Kamis, 02 Mei 2019 | 05:25 WIB
Genjot Produksi, United Tractors Sudah Menyerap Belanja Modal Sebesar 30%
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) tancap gas. Anak usaha Grup Astra itu ekspansif membelanjakan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, perusahaan yang sahamnya merupakan anggota indeks Kompas100 ini telah menggunakan capex senilai sekitar US$ 220 juta. Nilai itu setara dengan 30% dari anggaran belanja tahun ini yang sebesar US$ 800 juta.

Sara K. Loebis, Corporate Secretary United Tractors mengatakan, anak usaha United Tractors, PT Pamapersada Nusantara, tengah menggenjot produksi demi memanfaatkan cuaca yang mendukung produksi. "Capex banyak digunakan untuk mengganti peralatan yang sudah usang," kata Sara, Selasa (30/4).

Pamapersada mendapat alokasi capex terbesar dari United Tractors. Sebesar 80% capex United Tractors dialokasikan untuk Pamapersada. Porsi 20% selebihnya dialokasikan untuk pengelolaan infrastruktur tambang, perbaikan warehouse alat, dan pemeliharaan kantor.

Penyerapan capex ini juga sejalan dengan hasil operasi Pamapersada. Kuartal I-2019, volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal)dan produksi lini bisnis kontraktor pertambangan batubara itu meningkat. Pamapersada juga menyumbang signifikan terhadap pendapatan United Tractors.

Selain menikmati hasil bisnis Pamapersada, United Tractors mulai menuai hasil diversifikasi bisnis tambang emas. Secara konsolidasi, pendapatan United Tractors sebesar Rp 22,62 triliun di kuartal pertama lalu, naik 19% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersihnya juga naik 21% menjadi Rp 3,05 triliun.

Dari total pendapatan itu, senilai Rp 19,9 triliun atau setara 88% berasal dari bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi.

Sementara dari tambang emas Martabe, United Tractorsmencatat penjualan emas 97.000 ons emas. Hasil tersebut setara dengan pemasukan sekitar Rp 1,9 triliun. Alhasil, laba sebelum pajak yang diterima dari bisnis ini sekitar Rp 665 miliar.

Kontribusi bisnis emas ini setidaknya turut menambal kelesuan bisnis alat berat. Kuartal I-2019, pendapatan United Tractors dari bisnis alat berat sebesar Rp 6,75 triliun.

Nah, melihat berbagai faktor itu, analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy dalam riset 25 April mempertahankan rekomendasi buy saham UNTR dengan target harga Rp 32.000 per saham. Selasa (30/4), saham UNTR naik 225 poin ke level Rp 27.175 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:01 WIB

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final

Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan PPh final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak menambah beban pajak baru

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:51 WIB

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO

Secara valuasi, harga saham IPO MERI masih tergolong wajar. Tapi, investor tetap harus mencermati fundamental perusahaan. 

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:50 WIB

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka peluang memperbesar penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler