Harapan Tahun Baru

Selasa, 31 Desember 2024 | 02:52 WIB
Harapan Tahun Baru
[ILUSTRASI. TAJUK - Thomas Hadiwinata]
Thomas Hadiwinata | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek ekonomi di 2025 lebih mirip cuaca di banyak kota belakangan ini. Lebih banyak mendung daripada cerahnya.

Pergerakan harga di bursa saham, yang kerap menjadi patokan tentang kondisi ekonomi yang akan datang, juga menunjukkan mood serupa. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang lazim menguat pada Desember, kali ini tidak. Pada penutupan perdagangan terakhir di 2025, Senin (30/12) IHSG sebesar 7.080, melemah tipis 0,47% dari posisi per akhir bulan sebelumnya.

Satu penyebab lesunya perdagangan saham di akhir tahun adalah ketidakpastian arah ekonomi dunia. Situasi tak tentu arah ini disebabkan pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat (AS).

Pasar keuangan melihat pernyataan-pernyataan Donald Trump, Presiden terpilih AS, sebagai batu sandungan pertumbuhan ekonomi global. Kebijakan Trump yang protektif akan berbuntut ke kenaikan harga. 

Jika itu terjadi, otoritas moneter AS yang cenderung textbook, akan mempertahankan bunga tinggi lebih lama. Dan, tanda-tanda kebijakan moneter yang ketat itu sudah disampaikan The Fed di rapat kebijakannya yang terakhirnya, 

Ini yang menyebabkan arus balik modal ke kandangnya tak kunjung usai, sejak pertengahan tahun ini. Hot money di pasar finansial negara-negara berkembang, semacam Indonesia pun, terancam mengalami kemarau berkepanjangan.

Tak heran apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tak kunjung membaik. Jika menggunakan kurs transaksi Bank Indonesia, atau Jisdor, per 30 Desember, dolar AS dihargai Rp 16.251. Nilai itu lebih tinggi dibandingkan kurs dolar AS per akhir November, Rp 15.864.

Bagaimana Trump, juga The Fed, menjalankan ekonomi AS, jelas di luar kendali kita. Celakanya, ke arah mana dolar AS bergerak, akan sangat mempengaruhi Indonesia yang masih sangat bergantung pada impor banyak barang dan jasa.

Kerentanan Indonesia terhadap arah angin di pasar keuangan global harusnya membuat otoritas ekonomi di sini lebih bijaksana dalam merancang kebijakan. Karena sedominan apa pun faktor eksternal, tetap ada ruang bagi pemerintah dan untuk mengendalikan arah ekonomi Indonesia.

Cuma hingga sehari menjelang tahun 2024, privillege itu belum dimanfaaatkan pemerintah. Kita yang berstatus rakyat jelata, tinggal berharap di tahun yang baru, pemerintah lebih menyadari perlunya mereka berupaya lebih keras untuk memperbaiki kondisi ekonomi.

Selanjutnya: Ketidakpastian Sangat Tinggi, Alokasi Aset Harus Lebih Hati-Hati

Bagikan

Berita Terbaru

Penawaran Umum Saham IPO DGWG Dimulai 3 Januari 2025, Harganya di Rp 230 per Saham
| Kamis, 02 Januari 2025 | 17:30 WIB

Penawaran Umum Saham IPO DGWG Dimulai 3 Januari 2025, Harganya di Rp 230 per Saham

Dana IPO yang diperoleh PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) akan digunakan untuk membeli bahan baku pestisida dan pupuk.

Awas! Ambisi Prabowo untuk Ekspansi Lahan Sawit bisa Memicu Deforestasi
| Kamis, 02 Januari 2025 | 15:21 WIB

Awas! Ambisi Prabowo untuk Ekspansi Lahan Sawit bisa Memicu Deforestasi

Perluasan kebun sawit di tengah tarik ulur kebijakan antideforestasi Uni Eropa (UEDR) terbilang sensitif terhadap produk sawit Indonesia.

Proyek Irigasi Tahun Ini akan Menyedot Anggaran Negara Rp 12 Triliun
| Kamis, 02 Januari 2025 | 15:14 WIB

Proyek Irigasi Tahun Ini akan Menyedot Anggaran Negara Rp 12 Triliun

Perbaikan saluran irigasi untuk penyediaan air bagi tanaman padi dapat meningkatkan produktivitas padi.

Manajemen TGRA Mengklaim Telah Menggaet Calon Investor Untuk Garap Proyek Listrik EBT
| Kamis, 02 Januari 2025 | 12:19 WIB

Manajemen TGRA Mengklaim Telah Menggaet Calon Investor Untuk Garap Proyek Listrik EBT

Penyelesaian proyek-proyek pembangkit listrik tenaga air TGRA selama ini terkendala persoalan biaya.

RATU Pasang Harga Tertinggi Rp 1.050 di Masa Offering IPO, Bidik Rp 624,46 Miliar
| Kamis, 02 Januari 2025 | 10:54 WIB

RATU Pasang Harga Tertinggi Rp 1.050 di Masa Offering IPO, Bidik Rp 624,46 Miliar

RATU melalui entitas usahanya memegang dua blok migas strategis di Indonesia melalui hak partisipasi di Blok Jabung dan Blok Cepu.

Cuan 20,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (2 Januari 2025)
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:52 WIB

Cuan 20,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (2 Januari 2025)

Harga emas Antam hari ini (2 Januari 2025) ukuran 1 gram Rp 1.524.000. Pembeli setahun lalu bisa untung 20,7% jika menjual hari ini.

Bitcoin dan Emas Paling Moncer pada 2024, Prospeknya di Tahun 2025 Dinilai Masih Oke
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:35 WIB

Bitcoin dan Emas Paling Moncer pada 2024, Prospeknya di Tahun 2025 Dinilai Masih Oke

Investor disarankan lebih cermat dalam berinvestasi di portofolio pasar keuangan seperti saham dan obligasi.

Peluang dan Tantangan Emiten Properti Pada 2025
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:15 WIB

Peluang dan Tantangan Emiten Properti Pada 2025

Sejumlah emiten properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih fokus menggenjot pendapatan berulang atau recurring income di tahun 2025. 

Saham Emiten Energi  Masih Unjuk Gigi
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:08 WIB

Saham Emiten Energi Masih Unjuk Gigi

Sektor energi mencapai performa paling ciamik pada tahun 2024.Bagaimana prospek kinerja dan saham emiten energi di 2025?​

Kuantum Akselarasi Indonesia Rajin Lego Miliaran Saham VKTR di Pengujung 2024
| Kamis, 02 Januari 2025 | 09:05 WIB

Kuantum Akselarasi Indonesia Rajin Lego Miliaran Saham VKTR di Pengujung 2024

Dalam enam bulan terakhir harga saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) melonjak 36,84% ke Rp 130 per saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler