Harga di Pasar Domestik Naik, India Melarang Ekspor Gandum

Sabtu, 14 Mei 2022 | 14:36 WIB
Harga di Pasar Domestik Naik, India Melarang Ekspor Gandum
[ILUSTRASI. Petani dan lahan gandum di India. Sumber Foto : geotalagung.com]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. India pada Sabtu melarang ekspor gandum menyusul serangan gelombang panas yang membatasi produksi, hingga harga domestik melonjak ke level tertinggi sepanjang masa. Ironisnya, pelarangan itu terjadi hanya berselang sekian hari setelah India menargetkan pengiriman di tahun ini mencapai rekor tertinggi.

Pemerintah mengatakan masih akan mengizinkan ekspor yang didukung letter of credit yang sudah diterbitkan dan ke negara-negara yang meminta pasokan "untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka".

Pembeli global mengandalkan pasokan dari produsen gandum terbesar kedua di dunia setelah ekspor dari wilayah Laut Hitam anjlok menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari. Sebelum larangan itu, India telah menargetkan rekor pengiriman 10 juta ton tahun ini.

Baca Juga: Setelah Menahan Penyelesaian, Musk Menyatakan Tetap Berkomitmen Tuntaskan Transaksi

Larangan itu dapat menaikkan harga gandum di pasar global ke puncak baru, dan memukul konsumen miskin di Asia dan Afrika.

"Larangan itu mengejutkan," kata seorang dealer yang berbasis di Mumbai dengan sebuah perusahaan perdagangan global. "Kami mengharapkan pembatasan ekspor setelah dua hingga tiga bulan, tetapi sepertinya angka inflasi mengubah pikiran pemerintah."

Kenaikan harga makanan dan energi mendorong inflasi ritel tahunan India pada bulan April naik ke level tertingginya selama delapan tahun terakhir. Inflasi memperkuat pandangan ekonom bahwa bank sentral harus lebih agresif menaikkan bunga untuk mengekang harga.

Harga gandum di India telah meningkat ke rekor tertinggi, di beberapa pasar spot hingga mencapai 25.000 rupee ($322,71) per ton, dibandingkan dengan harga dukungan minimum yang ditetapkan pemerintah sebesar 20.150 rupee.

Awal pekan ini, India menguraikan rekor target ekspor untuk tahun fiskal 2022/23 yang dimulai pada 1 April. Negeri itu menambahkan akan mengirim delegasi perdagangan ke negara-negara seperti Maroko, Tunisia, Indonesia dan Filipina untuk mencari cara agar ekspornya meningkat.

Tetapi kenaikan suhu yang tajam dan tiba-tiba pada pertengahan Maret berarti hasil panen bisa lebih kecil daripada yang diperkirakan, yaitu sekitar 100 juta ton, kata dealer perusahaan perdagangan global yang berbasis di New Delhi. Pemerintah telah memperkirakan produksi akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 111,32 juta ton.

"Pengadaan pemerintah telah turun lebih dari 50%. Pasar spot mendapatkan pasokan yang jauh lebih rendah dari tahun lalu. Semua ini menunjukkan hasil panen yang lebih rendah," kata dealer.

Baca Juga: Wall Street Menguat pada Jumat (13/5), Masih Turun Dalam Sepekan Terakhir

Memanfaatkan reli harga gandum global setelah Rusia menginvasi Ukraina, India mengekspor rekor 7 juta ton gandum pada tahun fiskal hingga Maret, naik lebih dari 250% dari tahun sebelumnya.

"Kenaikan harga gandum agak moderat, dan harga India masih jauh lebih rendah dari harga global," kata Rajesh Paharia Jain, pedagang yang berbasis di New Delhi. “Faktanya, harga gandum di beberapa bagian negara telah melonjak ke level saat ini bahkan tahun lalu, sehingga langkah untuk melarang ekspor tidak lain adalah reaksi spontan,” tambahnya.

Pada bulan April, India mengekspor rekor 1,4 juta ton gandum dan kesepakatan telah ditandatangani untuk mengekspor sekitar 1,5 juta ton pada bulan Mei. "Larangan India akan mengangkat harga gandum global. Saat ini tidak ada pemasok besar di pasar," kata dealer lain.

Bagikan

Berita Terbaru

Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK
| Senin, 08 September 2025 | 09:10 WIB

Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK

Hal ini diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 64 Tahun 2025 yang mulai berlaku sejak 4 September 2025

Cadangan Devisa Diramal Menyusut
| Senin, 08 September 2025 | 08:51 WIB

Cadangan Devisa Diramal Menyusut

Cadangan devisa akhir Agustus diperkirakan turun karena untuk kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi rupiah 

Waskita Karya (WSKT) Kebut Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B
| Senin, 08 September 2025 | 08:45 WIB

Waskita Karya (WSKT) Kebut Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

Saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B dalam tahap pemasangan komponen struktur atas (slab deck) dan jalur rel (trackwork rail).

Target Penerimaan Dikerek Lagi di Anggaran 2026
| Senin, 08 September 2025 | 08:41 WIB

Target Penerimaan Dikerek Lagi di Anggaran 2026

Kementerian Keuangan dan Banggar DPR sepakat untuk menaikkan target penerimaan bea cukai dan PNBP   

Phapros (PEHA) Bidik Pertumbuhan Pasar Ekspor
| Senin, 08 September 2025 | 08:20 WIB

Phapros (PEHA) Bidik Pertumbuhan Pasar Ekspor

Ke depan, Phapros akan terus menjajaki peluang pasar baru, menjalin kemitraan dengan beberapa partner strategis.

Mencoba Menjadi Investor Jangka Panjang
| Senin, 08 September 2025 | 07:39 WIB

Mencoba Menjadi Investor Jangka Panjang

Fakta menarik yang kedua adalah semakin lama jangka waktu investasi, maka semakin menguntungkan dan semakin kecil potensi risiko kerugian. 

Jumlah IPO Masih Seret, Target BEI Terancam Meleset
| Senin, 08 September 2025 | 07:13 WIB

Jumlah IPO Masih Seret, Target BEI Terancam Meleset

Hingga 4 September 2025, jumlah IPO di BEI baru ada 22 emiten baru dengan nilai emisi Rp 10,39 triliun. ​

Diprediksi Menguat, Simak Sejumlah Sentimen yang Akan Mewarnai IHSG Pekan Ini
| Senin, 08 September 2025 | 07:08 WIB

Diprediksi Menguat, Simak Sejumlah Sentimen yang Akan Mewarnai IHSG Pekan Ini

HSG pada minggu ini akan dipayungi oleh sentimen kondisi politik dalam negeri, terutama hasil dari pembatalan tunjangan rumah bagi anggota DPR.

Sertifikasi Koperasi
| Senin, 08 September 2025 | 07:05 WIB

Sertifikasi Koperasi

Sertifikasi diperlukan sebagai standar kompetensi dari koperasi desa/kelurahan Merah Putih agar pembiayaan yang didapat menjadi optimal.

Implikasi Disinsentif Penyimpanan Beras
| Senin, 08 September 2025 | 07:00 WIB

Implikasi Disinsentif Penyimpanan Beras

Pemerintah perlu mendefinisikan arti dari penimbunan beras yang bersifat spekulatif serta yang produktif.​

INDEKS BERITA

Terpopuler