KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat, setelah anjlok pada perdagangan kemarin. IHSG hari ini (8/10) naik 39,02 poin atau 0,65% ke 6.039,60 pada penutupan perdagangan.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, penguatan IHSG hari ini berasal dari sentimen peluang penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) pada akhir Oktober nanti.
Selain itu, IHSG menguat lantaran stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan.
Baca Juga: Bunga The Fed Berpeluang Turun, IHSG Hari Ini Naik Ke Level ke 6.039,60
Menurut Mino, Analis Indo Premier Sekuritas, penguatan harga komoditas CPO dan batubara juga mendukung penguatan IHSG hari ini.
Sembilan sektor menyokong kenaikan IHSG pada perdagangan, Selasa (8/10). Hanya sektor infrastruktur yang melemah 0,23%.
Sektor barang konsumen mencetak kenaikan 1,35%, sektor manufaktur menguat 0,95%, sektor keuangan melejit 0,92%. Lalu, sektor industri dasar menanjak 0,75%, sektor konstruksi dan properti mendaki 0,61%, sektor perkebunan melaju 0,56%.
Total volume transaksi bursa mencapai 15,05 miliar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 7,78 triliun. Kenaikan harga terjadi pada 229 saham. Ada 167 saham yang harganya turun dan 155 saham bergerak mendatar.
Top gainers LQ45 hari ini adalah:
- PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) 7,73%
- PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) 5,17%
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 3,72%
Baca Juga: Sinyal dovish The Fed mendongkrak IHSG pada hari ini
Top losers LQ45 terdiri dari:
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT) -3,11%
- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) -2,96%
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) -2,62%
Investor asing mencatat penjualan bersih Rp 185,8 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Rp 95,1 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia TBk (BBRI) Rp 67,9 miliar, dan BTPS Rp 53,89 miliar.
Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) Rp 70,5 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 69,7 miliar, dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Rp 51,9 miliar.