KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Lonjakan hanya minyak mentah menuju US$ 100 per barel untuk pertama kali sejak tahun 2014 berpotensi memberikan pukulan ganda terhadap perekonomian dunia. Yakni memperlemah prospek pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi.
Dua ancaman itu adalah hal mengkhawatiran bagi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed dan bank sentral lain yang sedang berupaya menahan tekanan kenaikan harga terkuat selama beberapa dekade terakhir, tanpa menggagalkan pemulihan dari pandemi.
