Harga Minyak Kembali Memanas

Kamis, 27 Juni 2019 | 06:52 WIB
Harga Minyak Kembali Memanas
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah kembali memanas setelah ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran memburuk. Para analis memprediksi, tren bullish emas hitam ini akan berlangsung dalam jangka menengah.

Kemarin, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2019 di New York Mercantile Exchange naik 2,06% ke US$ 59,02 per barel. Dalam sepekan, harga minyak sudah meroket 9,34%.

Harga minyak brent kontrak pengiriman September 2019 di ICE Futures juga menanjak sebesar 1,23% jadi US$ 65,07 per barel. Kenaikan harga dalam sepekan sekitar 6,60%.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, perkembangan konflik geopolitik antara AS dan Iran akan terus mempengaruhi pergerakan harga minyak. Konflik kian panas sejak pesawat nirawak AS ditembak jatuh pasukan Iran.

AS hampir saja melakukan serangan ke Iran sebelum dibatalkan Presiden AS Donald Trump di detik-detik akhir. Di sisi lain, Iran tak segan melakukan serangan balasan ke AS. "Baik AS dan Iran sama-sama terus melontarkan ancaman," kata Faisyal, Rabu (26/6)

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, pelaku pasar khawatir konflik kedua negara ini berkembang menjadi perang bersenjata. Terlebih, konflik AS dan Iran dapat mengganggu jalur transportasi minyak, terutama di kawasan Selat Hormuz.

Alhasil, harga komoditas ini berpotensi terus melonjak. "Kemungkinan konflik ini masih akan berkutat pada perang kata-kata mengingat AS punya defisit anggaran yang besar sehingga kecil kemungkinan melakukan perang militer," cetus Ibrahim.

Harga minyak juga naik lantaran cadangan minyak AS diprediksi turun. Pasar meramal stok minyak AS di pekan yang berakhir 21 Juni turun 2,7 juta barel. Energy Information Administration (EIA) di AS dijadwalkan mengumumkan data stok minyak ini pukul 22.30 WIB kemarin.

Sebelumnya, American Petroleum Institute (API) merilis, persediaan minyak mentah AS merosot 7,55 juta barel pada periode yang sama.

Tetapi peluang harga minyak dunia berbalik arah tetap terbuka. Jika pertemuan AS dan China di KTT G-20 akhir pekan nanti tidak menghasilkan kesepakatan berarti, harga minyak bisa turun.

"Kalau perang dagang kembali memanas, perekonomian dunia terancam sehingga mempengaruhi permintaan terhadap minyak," terang Faisyal.

Selain itu, pelaku pasar juga menunggu hasil pertemuan OPEC dan sekutunya awal bulan depan. Dalam hal ini, pasar menanti apakah OPEC akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi minyak atau justru sebaliknya. Hasil pertemuan ini diyakini juga akan mempengaruhi arah harga minyak dalam beberapa waktu ke depan.

Faisyal memprediksi, harga minyak WTI hari ini akan bergerak di rentang US$ 57,50-US$ 60,80 per barel. Sedangkan proyek Ibrahim, dalam sepekan ke depan harga emas hitam ini akan berada di rentang harga US$ 57,50-US$ 60,60 per barel.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Sulit Tambah Modal Akibat Profitabilitas Tipis
| Selasa, 25 November 2025 | 04:55 WIB

Sulit Tambah Modal Akibat Profitabilitas Tipis

Bahkan berdasarkan pemetaan AAUI, ada lima hingga sepuluh perusahaan yang belum bisa memenuhi ketentuan ekuitas minimum hingga batas waktu habis.

IHSG Pecahkan Rekor di Level 8.570, Saham Ini Jadi Penopang
| Selasa, 25 November 2025 | 04:45 WIB

IHSG Pecahkan Rekor di Level 8.570, Saham Ini Jadi Penopang

Senin (24/11), IHSG melonjak 1,85% ke 8.570,25, mencapai ATH. Pelajari sentimen pendorong dan rekomendasi saham pilihan untuk besok.

Tren Bunga Rendah, NIM Perbankan Berangsur Meningkat
| Selasa, 25 November 2025 | 04:35 WIB

Tren Bunga Rendah, NIM Perbankan Berangsur Meningkat

Hasil survei OJK mnemperkirakan jika bankir yakin NIM berpotensi meningkat seiring penurunan biaya dana bank

Bisnis Pembiayaan Mobil Listrik Semakin Menyengat
| Selasa, 25 November 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Pembiayaan Mobil Listrik Semakin Menyengat

Sejumlah perusahaan leasing ikut ketiban berkah dengan mencetak pertumbuhan kredit hingga tiga digit.

Indonesian Tobacco (ITIC) Ingin Memperbaiki Kinerja di Kuartal IV 2025
| Senin, 24 November 2025 | 09:45 WIB

Indonesian Tobacco (ITIC) Ingin Memperbaiki Kinerja di Kuartal IV 2025

Penjualan ITIC berasal dari pasar lokal Rp 233,23 miliar dan ekspor Rp 898,86 juta, yang kemudian dikurangi retur dan diskon Rp 4,23 miliar.

Menakar Dampak Pergeseran Pasien Swasta dan BPJS ke Emiten, MIKA dan KLBF Diunggulkan
| Senin, 24 November 2025 | 09:07 WIB

Menakar Dampak Pergeseran Pasien Swasta dan BPJS ke Emiten, MIKA dan KLBF Diunggulkan

Emiten-emiten rumah sakit besar tetap menarik untuk dicermati karena cenderung defensif dari tantangan BPJS. 

Keputusan Korea Menutup 40 PLTU Bakal Berdampak ke ADRO, GEMS, BYAN, PTBA Hingga BUMI
| Senin, 24 November 2025 | 08:32 WIB

Keputusan Korea Menutup 40 PLTU Bakal Berdampak ke ADRO, GEMS, BYAN, PTBA Hingga BUMI

Transisi energi yang dilakoni Korea Selatan memicu penurunan permintaan batubara, termasuk dari Indonesia.

Risiko Waskita Sudah Diperhitungkan, JP Morgan Kerek Rating & Target Harga Saham JSMR
| Senin, 24 November 2025 | 07:55 WIB

Risiko Waskita Sudah Diperhitungkan, JP Morgan Kerek Rating & Target Harga Saham JSMR

Laba bersih PT Jasa Marga Tbk (JSMR) diproyeksikan naik berkat ekspektasi pemangkasan suku bunga dan penyesuaian tarif tol.

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Meningkat Jelang Akhir Tahun
| Senin, 24 November 2025 | 07:55 WIB

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Meningkat Jelang Akhir Tahun

Hasil survei BI menunjukkan perbankan memperkirakan penyaluran kredit baru di kuartal IV akan meningkat ditandai dengan nilai SBT mencapai 96,40%

Pertambangan Topang Permintaan Kredit
| Senin, 24 November 2025 | 07:46 WIB

Pertambangan Topang Permintaan Kredit

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, kredit ke sektor pertambangan dan penggalian melesat 17,03% secara tahunan​ hingga Oktober

INDEKS BERITA