Berita *Global

Harga Minyak Menguat Menjelang Pertemuan OPEC+ yang Membahas Pasokan

Selasa, 04 Januari 2022 | 13:00 WIB
Harga Minyak Menguat Menjelang Pertemuan OPEC+ yang Membahas Pasokan

ILUSTRASI. Pompa minyak dengan latar belakang logo OPEC, 14 April 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE/BEIJING. Harga minyak menguat selama perdagangan Selasa (4/1), mencerminkan ekspektasi pasar bahwa produsen akan memutuskan kenaikan pasokan pada pertemuan hari ini. Ekspektasi itu mencerminkan optimisme pasar bahwa permintaan bahan bakar tetap kuat di tengah penyebaran virus corona varian Omicron.

Kontrak berjangka minyak mentah Brent naik 43 sen menjadi US$ 79,41 per barel pada 13.02 WIB. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menutup kerugian sebelumnya dan naik 33 sen menjadi US$ 76,41 per barel.

Kontrak kedua jenis minyak acuan itu membukukan kenaikan lebih dari 1% pada perdagangan Senin.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil Jelang Rapat OPEC+ Hari Ini  

"Pendorong nomor satu (harga minyak global) saat ini adalah pengelolaan sisi pasokan pasar oleh OPEC+. Pemadaman yang berlangsung di Libya dan Ekuador turut mendukung," kata Virendra Chauhan, analis dari Energy Aspects.

Ia juga menuturkan, kekhawatiran tentang dampak penyebaran omicron terhadap permintaan bahan bakar mulai surut. Realisasi pelepasan minyak mentah dari berbagai cadangan minyak strategis nasional juga lebih kecil daripada yang semula diharapkan.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan sekutu, bersama-sama disebut OPEC+, akan bertemu pada hari Selasa. Komisi pemantau tingkat menteri OPEC+ akan bertemu pada 20.00 WIB, diikuti pertemuan tingkat menteri pada 21.00 WIB. Keduanya berlangsung melalui konferensi video.

Tiga sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu kemungkinan akan tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Februari. Produksi sebesar itu telah dijalankan OPEC+ sejak Agustus.

Analis RBC Capital Markets mengatakan OPEC+ tidak mungkin mengubah arah mengingat prospek harga saat ini, tekanan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk meningkatkan pasokan, dan tidak ada pembatasan mobilitas Covid-19 baru yang besar.

"Meskipun kasus Omicron (varian COVID-19) terus meningkat di geografi utama, tidak adanya pembatasan penguncian yang meluas kemungkinan akan membuat kekhawatiran permintaan jangka pendek tetap terkendali," kata analis RBC dalam sebuah catatan.

 Baca Juga: Kementerian Keuangan Melempar Sinyal Pertalite Bakal Dapat Subsidi

Terlepas dari munculnya Omicron dan potensi dampaknya pada perjalanan internasional, ekonomi seperti Australia tetap berpegang pada rencana pembukaan kembali mereka.

Aktivitas pabrik juga tumbuh di Asia bulan lalu karena perusahaan mengambil kasus global Omicron dengan tenang.

Namun, para analis memperingatkan bahwa OPEC+ mungkin harus mengubah taktik jika ketegangan antara Barat dan Rusia atas Ukraina berkobar dan memukul pasokan bahan bakar, atau pembicaraan nuklir Iran dengan negara-negara besar membuat kemajuan, yang akan mengarah pada diakhirinya sanksi minyak terhadap Iran.

"Kami pikir dua peristiwa ini mewakili wildcard utama yang dapat dengan cepat mengubah lintasan harga dan menguji mekanisme respons cepat OPEC," kata analis RBC.

 

Terbaru