Harga Penawaran di Bawah Pasar, Tender Offer Saham TRIM Oleh Boy Thohir Tiada Peminat

Rabu, 11 Mei 2022 | 14:54 WIB
Harga Penawaran di Bawah Pasar, Tender Offer Saham TRIM Oleh Boy Thohir Tiada Peminat
[ILUSTRASI. Pemegang saham pengendali PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) Garibaldi Thohir alias Boy Thohir. KONTAN/Ridwan Nanda Mulyana]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode tender offer saham PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) oleh Garibaldi Thohir alias Boy Thohir telah berakhir. Hasilnya, tak ada investor yang berminat melepas barang selembar saham TRIM yang dimilikinya kepada Boy Thohir.

Tidak adanya minat investor untuk melepas saham via tender offer ditengarai harga penawaran tender offer wajib yang disodorkan Boy Thohir jauh di bawah harga pasar.

Dalam tender offer wajib yang berlangsung sejak 30 Maret 2022 hingga 28 April 2022, Boy Thohir menawarkan untuk membeli maksimal sekitar 3,61 miliar saham, setara 50,77% dari modal disetor dan ditempatkan penuh pada TRIM. 

Harga penawarannya di Rp 218 per saham. Sementara harga pasar saham TRIM pada periode tender offer wajib tersebut jauh diatasnya. Harga saham TRIM paling rendah di pasar reguler ada di Rp 288 per saham pada 12 April 2022. 

Inilah yang ditengarai memicu keengganan investor untuk melepas saham TRIM yang dimilikinya kepada Boy Thohir.

Baca Juga: Kinerja Keuangan Ciamik tapi Harga Saham Masih Terjepit, Ini Rekomendasi Saham DMAS

Meski lebih rendah dari harga pasar, harga tender offer yang ditawarkan Boy Thohir sejatinya lebih tinggi ketimbang saat ia mengakuisisi saham TRIM pada 2 Maret 2022.

Saat itu Boy Thohir mengakuisisi 34,64% saham TRIM dari Advance Wealth Finance Ltd. Harga jual-belinya di Rp 191 per saham. Dus, dengan bermodal dana investasi Rp 470,37 miliar, Boy Thohir menjadi pemegang saham pengendali TRIM.

 

 

Lantaran tak ada peminat dalam tender offer wajib, kepemilikan para pemegang saham TRIM tidak mengalami perubahan.

Boy Thohir tetap menguasai 34,64% saham TRIM sekaligus menjadi pengendali. Advance Wealth Finance Ltd mendekap 14,59%. Lalu PT Union Sampoerna mengempit 8,30%. Sisanya dimiliki oleh investor dengan kepemilikan di bawah 5%.

Bagikan

Berita Terbaru

Ada 10 Token Unlock di Bulan Oktober, Simak Dampaknya ke Market Kripto
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 10:25 WIB

Ada 10 Token Unlock di Bulan Oktober, Simak Dampaknya ke Market Kripto

Periode token unlock bisa menunjukkan seperti apa tingkat kepercayaan manajemen dan pemilik terhadap masa depan aset kriptonya.

Volatilitas Harga Batubara Dunia Masih Menekan Prospek Bisnis dan Saham PTBA
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:54 WIB

Volatilitas Harga Batubara Dunia Masih Menekan Prospek Bisnis dan Saham PTBA

Meski permintaan dari Tiongkok menurun, PTBA berhasil menjaga kinerja ekspor dengan memperluas penetrasi ke pasar ekspor di negara lain. 

Perputaran Ekonomi MotoGP Capai Rp 4,8 T
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Perputaran Ekonomi MotoGP Capai Rp 4,8 T

Angka ini mencakup berbagai sektor, mulai dari akomodasi, transportasi, konsumsi kuliner, hingga belanja produk kreatif lokal

Sentil Delapan Provinsi dengan Inflasi Tinggi
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:36 WIB

Sentil Delapan Provinsi dengan Inflasi Tinggi

Meski sebagian besar daerah menunjukkan perbaikan harga pangan, masih ada kota dan kabupaten yang inflasinya tergolong tinggi

Perak Pecahkan Rekor Harga Tertinggi, Efeknya ke BRMS dan MDKA Masih Mini
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:31 WIB

Perak Pecahkan Rekor Harga Tertinggi, Efeknya ke BRMS dan MDKA Masih Mini

Emiten pertambangan mengaku tak memiliki rencana bisnis khusus untuk meningkatkan produksi perak mereka.

Pemerintah Masih Siapkan Dim Sum Bond
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:29 WIB

Pemerintah Masih Siapkan Dim Sum Bond

Pemerintah memastikan penerbitan Dim Sum Bond, masih sesuai jadwal yang direncanakan, yakni di kuartal IV-2025. 

Ada Rotasi Dana investor Lokal Ke Sektor Unggas, Saham CPIN dan JPFA Jadi Pilihan
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 07:48 WIB

Ada Rotasi Dana investor Lokal Ke Sektor Unggas, Saham CPIN dan JPFA Jadi Pilihan

Katalis utama berasal dari kenaikan konsumsi rumah tangga, stabilnya harga jagung dan DOC, serta penurunan biaya pakan dibanding semester I.

Harga Batubara Belum Akan Kemana-mana, Investor Disarankan Selektif Pilih Saham
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 07:33 WIB

Harga Batubara Belum Akan Kemana-mana, Investor Disarankan Selektif Pilih Saham

Hingga pengujung 2025 harga batubara diperkirakan akan bergerak sideways di kisaran US$ 90 hingga US$ 120 per ton.

Tekanan pada Rupiah  Masih Akan Tinggi pada Selasa (7/10)
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 06:50 WIB

Tekanan pada Rupiah Masih Akan Tinggi pada Selasa (7/10)

Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Senin (6/10)

Target Dikejar, Risiko Shortfall Pajak Mengintai
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 06:29 WIB

Target Dikejar, Risiko Shortfall Pajak Mengintai

Setoran masih seret dan hilangnya potensi penerimaan pajak berisiko memperlebar shortfall                     

INDEKS BERITA

Terpopuler