Harum Energy (HRUM) Menuai Berkah Berkat Kenaikan Harga Komoditas

Kamis, 02 Juni 2022 | 04:30 WIB
Harum Energy (HRUM) Menuai Berkah Berkat Kenaikan Harga Komoditas
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Harum Energy Tbk (HRUM) tetap cerah seiring tren harga batubara yang masih membumbung tinggi. Terlebih, HRUM mampu mendongkrak volume produksi dan penjualan batubara sepanjang tiga bulan pertama di tahun 2022.

Tak heran jika pendapatan Harum Energy di kuartal I ini naik 166,6% year on year (yoy) menjadi US$ 152,2 juta. Meski begitu, analis Bahana Sekuritas Timothy Wijaya mengatakan, pendapatan HRUM sedikit di bawah ekspektasi. Hal ini karena cuaca buruk di kuartal I-2022 dan larangan ekspor sementara di Januari yang bisa menghambat aktivitas penambangan.

"Laba bersih melebihi perkiraan kami dan konsensus yakni memenuhi 27,3% dari proyeksi kami untuk laba bersih di 2022," terang Timothy dalam riset yang dirilis 19 Mei 2022. Laba bersih HRUM di kuartal I-2022 sebesar US$ 62,78 juta, naik 256,6% yoy.

Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Akan Stock Split Saham 1:5, Perhatikan Jadwal Lengkapnya

Pertumbuhan kinerja tersebut didorong harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) batubara yang lebih tinggi 31,6% yoy jadi US$ 168,4 per ton. 

Bisnis nikel

"Kinerja HRUM juga terdongkrak dari bisnis nikel. Smelter rotary klin electric furnace (RKEF) mencatatkan pendapatan dari PT Infei Metal Industry (IMI) US$ 7,8 juta dari penjualan nickel pig iron (NPI)," ucap Timothy. 

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan dalam risetnya bilang, harga nikel yang juga naik sepanjang tahun ini juga akan berkontribusi pada kinerja HRUM. Di kuartal I-2022, harga nikel untuk pengiriman tiga bulan naik 54,68%.

"Harga nikel naik ke level tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya karena berkurangnya persediaan global dan permintaan tinggi," ucap Hasan. Dia memperkirakan, harga jual nikel akan sebesar US$ 21.000 per ton. Sementara produksi sepanjang 2022 bisa mencapai 18.750 ton dan 22.500 ton pada 2023.

Untuk harga batubara, Timothy memperkirakan, harga jual rata-rata batubara sepanjang tahun 2022 akan naik dari proyeksi semula di US$ 175 per ton menjadi US$ 250 per ton. Dia mengharapkan, pendapatan HRUM akan mencapai US$ 916 juta. Sementara laba bersih jadi US$ 401 juta.

Baca Juga: Volume Penjualan dan Produksi Batubara Harum Energy (HRUM) Naik di Kuartal I 2022

Kinerja HRUM ini telah direvisi naik oleh Timothy. Hal ini karena mempertimbangkan kontribusi bisnis nikel. HRUM pertama kali membukukan pendapatan dari nikel senilai US$ 7,8 juta dengan menjual 5.046 ton NPI. Timothy juga memperkirakan, produksi NPI HRUM sebanyak 22.000 ton di tahun 2022.

Kalau Raditya Pradana, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera memproyeksikan kinerja HRUM tahun ini bisa naik 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Dia menyarankan beli saham HRUM, dengan target harga Rp 15.500 per saham.

Sementara Timothy merekomendasikan buy dengan target harga di Rp 16.800.  Hasan juga memberi rekomendasi beli dengan target harga Rp 12.800 per saham.

Baca Juga: Kuartal I 2022, Volume Penjualan dan Produksi Batubara Harum Energy (HRUM) Naik

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Pionir Bisnis Kebab Baba Rafi (RAFI), Digugat PKPU oleh Perusahaan Pinjol
| Senin, 07 Juli 2025 | 20:13 WIB

Emiten Pionir Bisnis Kebab Baba Rafi (RAFI), Digugat PKPU oleh Perusahaan Pinjol

Emiten pionir bisnis kebab di Indonesia dengan merek Kebab Baba Rafi, yakni PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), tersandung urusan utang.

Menyisir Dinamika dan Alternatif Penyempitan Ukuran Rumah Subsidi
| Senin, 07 Juli 2025 | 18:31 WIB

Menyisir Dinamika dan Alternatif Penyempitan Ukuran Rumah Subsidi

Hashim S. Djojohadikusuma menyebut wacana memperkecil ukuran rumah subsidi belum menjadi standar akhir alias masih dalam tahap pembahasan.

Direksi Saratoga Investama Sedaya Tambah Kepemilikan, SRTG Ada di Awal Fase Uptrend
| Senin, 07 Juli 2025 | 17:47 WIB

Direksi Saratoga Investama Sedaya Tambah Kepemilikan, SRTG Ada di Awal Fase Uptrend

Penurunan harga SRTG tampaknya sejalan dengan kinerja investasinya di sejumlah perusahaan yang pada kuartal I-2025 turun 11,2% QoQ.

Yield Turun, Ongkos Utang Pemerintah Makin Murah
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:56 WIB

Yield Turun, Ongkos Utang Pemerintah Makin Murah

Lelang SBN perdana di semester kedua 2025 ramai peminat. Pada lelang 1 Juli 2025, total permintaan yang masuk mencapai Rp 121,68 triliun.​

Main Saham Kian Mudah dengan Aplikasi Investasi
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:27 WIB

Main Saham Kian Mudah dengan Aplikasi Investasi

Jalan aplikasi investasi saham menjaring investor baru, lancar, seiring jumlah investor yang terus meningkat.        

Laju Kredit Masih Belum Bisa Melejit
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:08 WIB

Laju Kredit Masih Belum Bisa Melejit

Ketidakpastian ekonomi telah menahan hasrat pelaku usaha untuk mengajukan kredit di bank.                  

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:50 WIB

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 7 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.901.000 per gram.

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:06 WIB

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik

Proses revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2017 diharapkan bisa rampung pada September 2025.

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:24 WIB

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?

Selain JP Morgan, akumulasi saham GOTO di awal Juli 2025 juga dilakoni Credit Agricole Group dan State Street Corp..

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:07 WIB

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa

 Dominasi saham-saham perbankan di daftar 10 besar kapitalisasi pasar (market capitalization) mulai memudar.

INDEKS BERITA

Terpopuler