Hutama Karya Akan Terbitkan MTN Global US$ 1,5 Miliar, Ini Rating dari Moody's

Senin, 27 April 2020 | 11:45 WIB
Hutama Karya Akan Terbitkan MTN Global US$ 1,5 Miliar, Ini Rating dari Moody's
[ILUSTRASI. Suasana gerbang Tol Binjai jalan tol trans Sumatera Rabu (6/3/2019) PT Hutama Karya (Persero) sudah selesai membangun 180 KM termasuk 140 KM Bakauheni - Terbanggi Besar, Lampung yang akan di resmikan oleh presiden Joko Widodo Jumat, 8 maret 2019.PHOTO KON]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hutama Karya Tbk akan menerbitkan program global medium term note (GMTN) senilai US$ 1,5 mliar. Moody's Investors Service menetapkan peringkat Baa2 untuk GMTN tersebut, termasuk obligasi senior dollar AS yang akan diterbitkan di bawah program itu.

Peringkat program GMTN dan rencana obligasi ini sejalan dengan peringkat utang Republik Indonesia. Menurut Moody's, peringkat ini mencerminkan jaminan tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan dari pemerintah Indonesia. 

Baca Juga: Hutama Karya belum berencana menutup jalan tol selama karantina wilayah

"Peringkat obligasi yang dijamin kemungkinan akan tetap sejalan dengan peringkat peringkat negara. Rating negatif atau positif yang tergantung pada perkembangan peringkat negara," ujar Moody's dalam laporannya, Senin (27/4). 

Namun, belum ada informasi lebih lanjut mengenai program GMTN tersebut. Manajemen Hutama Karya masih enggan berkomentar. "Masih belum bisa berkomentar karena terkait protokol internal," ujar Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan kepada KONTAN. 

Baca Juga: Bos Perusahaan BUMN Tidak Mendapatkan THR Lebaran Tahun Ini

Sebelumnya, Moody's menyematkan peringkat Baa3 untuk Long-Term Foreign-Currency Issuer Rating dengan menetapkan prospek stabil kepada Hutama Karya.

Sebagai obligor yang terkait dengan pemerintah (government-related issuer), peringkat yang disandang Hutama Karya merupakan gabungan dari baseline credit assessment (BCA) dan four-notch uplift dari Moody's. 

Peringkat itu mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari Pemerintah Indonesia terhadap Hutama Karya. Profil kredit ini mencerminkan pertumbuhan operasi tol sebagai salah satu pengembang dan operator jalan tol terbesar Trans Sumatra, sebuah proyek multi years. 

Hutama Karya ditugaskan sebagai pengembang dan operator tunggal Jalan Tol Trans-Sumatra, yang akan mengubah profil bisnisnya semula didominasi bisnis konstruksi menjadi operator jalan tol terbesar di Indonesia. Setelah proyek selesai, jalan tol Trans-Sumatra akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia.

Baca Juga: Bisnis Jalan Tol Hutama Karya Terkerek Ruas Baru

Senada dengan Moody's, Fitch Ratings juga menyematkan peringkat BBB- untuk Long Term Foreign-Currency Issuer Rating dan AA+(in) untuk National Long Term Rating kepada perusahaan dengan outlook yang stabil.

Didirikan pada tahun 1961, Hutama Karya  adalah salah satu perusahaan engineering, procurement and construction (EPC) terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatan. Segmen bisnis utama perusahaan adalah
infrastruktur, industri dan EPC, investasi properti, dan realty.

Baca Juga: Ini upaya Hutama Karya atasi penyebaran virus corona di ruas tol miliknya

Perusahaan melaporkan pendapatan sebesar Rp 26,4 triliun di tahun 2019 dengan order book sebesar Rp 58,9 triliun per Desember 2019. Seluruh saham Hutama Karya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 

Bagikan

Berita Terbaru

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

INDEKS BERITA

Terpopuler