Berita *Global

Ikut Instruksi Regulator, Media Sosial China Mulai Sensor Berita Ekonomi Keuangan

Sabtu, 28 Agustus 2021 | 16:13 WIB
Ikut Instruksi Regulator, Media Sosial China Mulai Sensor Berita Ekonomi Keuangan

ILUSTRASI. Gedung Shanghai Stock Exchange di distrik keuangan Pudong, Shanghai, China, 3 Februari 2020. REUTERS/Aly Song/File Photo

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Gunting sensor Pemerintah China mulai merambah media sosial. Berbagai platform media sosial populer di China, seperti Wechat, Douyin, Sina Weibo dan Kuaishou, Sabtu (28/8), menyatakan, akan mulai mengoreksi akun-akun “media mandiri” yang mempublikasikan informasi keuangan, demikian pemberitaan media pemerintah Global Times.

Pernyataan platform media sosial itu muncul setelah regulator dunia maya, Administrasi Cyberspace China (CAC), mengumumkan akan memeriksa akun yang berulang kali merilis berita keuangan secara ilegal, interpretasi kebijakan ekonomi yang menyimpang, menjelek-jelekkan pasar keuangan, menyebarkan desas-desus, dan mengganggu komunikasi jaringan.

Istilah “media mandiri” merujuk ke akun di media sosial yang dioperasikan secara independen, dan menghasilkan konten asli, tetapi tidak terdaftar secara resmi di pihak berwenang.

Baca Juga: Joe Biden tuding China menahan informasi penting soal asal-usul virus Covid-19

Wechat mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa mulai sekarang hingga 26 Oktober, mereka akan menyelidiki dan menutup akun media keuangan mandiri yang “menyebar fitnah di pasar keuangan, memeras serta menyebarkan desas-desus.”

Sina Weibo, Douyin dan Kuaishou juga merilis pernyataan serupa pada Sabtu, lapor Global Times. Bahkan, Sina Weibo dan Kuaishou menambahkan bahwa mereka akan menindak keras akun yang melanggar aturan.

Pengumuman tersebut muncul di tengah tindakan keras Beijing terhadap sektor teknologi. Yang terbaru, Beijing menargetkan budaya “kacau” para pemuja pesohor serta algoritma yang digunakan perusahaan teknologi untuk mendorong bisnis mereka.

China juga menyusun aturan untuk melarang perusahaan internet yang datanya berpotensi menimbulkan risiko keamanan untuk listing di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat.

Selanjutnya: Ini Argumentasi Powell Mengapa AS Belum Membutuhkan Kenaikan Suku Bunga

 

Terbaru