Imbangi Produk Impor, Trisula Textile Industries (BELL) Fokus Menggarap Pasar Seragam

Sabtu, 03 Agustus 2019 | 06:53 WIB
Imbangi Produk Impor, Trisula Textile Industries (BELL) Fokus Menggarap Pasar Seragam
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen, PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) berupaya menggenjot kinerja lewat produk seragam. Strategi ini untuk menghadapi persaingan dengan produk kain impor yang banyak membanjiri pasar dalam negeri.

Direktur Utama PT Trisula Textile Industries Tbk Karsongno Wongso Djaja menjelaskan, pihaknya banyak mendapat pesanan pembuatan seragam di sepanjang semester I-2019. Adapun produksi seragam tersebut untuk memenuhi kebutuhan perusahaan perbankan, otomotif, maupun pemerintah. "Kami optimistis penjualan tahun ini dua digit dan laba bersih bisa meningkat di atas rata-rata industri," katanya kepada KONTAN, Jumat (2/8).

Merujuk laporan keuangan per 30 Juni 2019 (unaudited), emiten bersandi BELL ini mencetak peningkatan laba bersih sebesar 69,47%, dari Rp 8,11 miliar pada semester I-2018 menjadi Rp13,74 miliar pada semester I-2019.

Saat ini, perusahaan memproduksi kain atau fabric yang terbuat dari 100% poliester serta kombinasinya dengan rayon dan katun, yang dikenal dengan merk Bellini dan Caterina. Produk jadi berupa kain dan seragam didistribusikan lewat jaringan anak usaha.

Menurut Karsongno, perusahaan fokus pada produksi seragam untuk bisa berkompetisi dengan produk kain impor yang banyak masuk di Indonesia. Tentu, produksi seragam ini akan memberi nilai tambah bagi produk kain. "Kami melihat peluang besar sekali di seragam. Pasarnya niche, tapi kebutuhannya besar," ungkap dia.

Mengenai rencana ekspansi kapasitas pabrik juga masih sejalan dengan road map lima tahun ke depan. Pasalnya, masih ada ruang lahan untuk mengerek kapasitas pabrik di Cimahi, Jawa Barat. Lahan yang masih tersedia cukup luas, yakni sekitar 13,5 hektare (ha). "Tapi, tahun ini kami belum berencana ekspansi karena utilisasi produksi masih 70%," sebut Karsongno.

Saat ini, total kapasitas pabrik di Cimahi sekitar 1,1 juta yard per bulan. Apabila terjadi peningkatan produksi, penyebabnya salah satunya karena mengarah ke tuntutan industri 4.0. Catatan saja, industri TPT merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang tengah diprioritaskan pengembangan sebagai pioner dalam peta jalan penerapan revolusi industri 4.0.

Pemerintah akan mendorong industri TPT untuk memanfaatkan teknologi digital seperti 3D printing, automation, dan internet of things. "Kami saat ini tentu akan meningkatkan kemampuan teknologi mesin yang sudah ada," tukas Karsongno. Untuk itu, BELL menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 20 miliar-Rp 25 miliar di tahun ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

INDEKS BERITA

Terpopuler