Berita Market

Indofood CBP (ICBP) Sangat Berharap Daya Beli Makin Membaik

Jumat, 03 Juni 2022 | 04:55 WIB
Indofood CBP (ICBP) Sangat Berharap Daya Beli Makin Membaik

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sukses membukukan pertumbuhan kinerja di kuartal I-2022. Realisasi kinerja ICBP sejalan proyeksi para analis. 

Pendapatan ICBP naik 14% secara tahunan jadi Rp 17,19 triliun. Sedangkan laba bersih tumbuh 12% menjadi Rp 1,94 triliun. Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika mengungkapkan, kinerja tersebut inline dengan proyeksi Ciptadana maupun konsensus. 

Pasalnya, kinerja top line maupun bottom line ICBP pada kuartal I-2022 melebihi 25% dari proyeksi. "Pertumbuhan laba ICBP dikarenakan forex losses yang lebih rendah, yakni hanya Rp 255 miliar, dibanding kuartal I-2021 mencapai Rp 1 triliun," kata Putu, Kamis (2/6). 

Baca Juga: Catatkan Pertumbuhan Kinerja pada Kuartal I, Intip Rekomendasi Saham ICBP Berikut Ini

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis menambahkan, semua segmen pendapatan ICBP naik. Penjualan mi misalnya naik 16%. 

Pertumbuhan signifikan terjadi pada segmen food seasoning dan segmen nutrition & special food, masing-masing tumbuh 37% dan 30%. "Bottom line ICBP pun didorong berkurangnya beban keuangan, sehingga laba bersih naik," papar Abdul.

Putu juga menyoroti gross profit margin (GMP) ICBP mengalami perbaikan secara kuartalan, yakni naik 0,7%. Menurut Putu, ini seiring dengan kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) pada kuartal IV-2021. Tahun ini, ICBP pun telah kembali menaikkan ASP 3%-5% di beberapa segmen. 

Harga komoditas

Berkat kenaikan harga tersebut, Putu optimistis, kinerja ICBP tetap bisa tumbuh meski ada kenaikan harga komoditas. "Pemulihan daya beli memungkinkan ICBP menyesuaikan harga dan dapat meredam penurunan pada margin ke depan," jelas Putu.

Baca Juga: Rekomendasi Saham ICBP yang Berpotensi Melanjutkan Kinerja Positif

Abdul sejatinya juga percaya jika pendapatan ICBP masih bisa tumbuh, seiring mulai pulihnya daya beli masyarakat. Tapi dia menyangsikan efek kenaikan harga komoditas, khususnya gandum, bisa price-in ke harga jual secara langsung. Menurut Abdul, ini bisa jadi beban bagi ICBP. 

Tapi Analis Maybank Sekuritas Indonesia Willy Goutama, dalam riset 19 Mei, menuliskan, branding ICBP yang kuat bisa menjadi bantalan yang bagus saat menghadapi kenaikan harga komoditas. ICBP bisa meningkatkan harga jual untuk mengurangi tekanan dari biaya produksi tanpa khawatir kehilangan konsumen. 

Berdasarkan observasi Maybank, volume penjualan mi instan ICBP masih tumbuh pada tahun 2013 dan 2014. Padahal saat itu, ASP naik masing-masing 9% dan 16%. 

Namun kebijakan India yang melarang ekspor gandum patut diwaspadai. Meski ICBP tidak mengimpor gandum dari India, tapi kebijakan tersebut bisa membuat harga gandum tetap tinggi. "Hitungan kami, 71% dari keseluruhan penjualan ICBP tahun ini berhubungan dengan gandum," jelas Willy.
 
Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya menuliskan, kekuatan produk ICBP adalah harga yang terjangkau dibanding kompetitor. Dia memprediksi ICBP bisa membukukan pertumbuhan pendapatan 15% secara tahunan jadi Rp 65,4 triliun di 2022. Menurut dia, ICBP akan didukung peningkatan volume mi instan hasil akuisisi Pinehill dan penyesuaian harga. 

Tapi, biaya operasi ICBP bisa lebih tinggi sehingga gross margin tahun ini bakal lebih rendah. Natalia menyebut, ICBP akan efisiensi biaya iklan dan promosi. Proyeksi Natalia, ICBP akan mencetak laba bersih Rp 6,57 triliun. 

Baca Juga: Emiten Grup Salim Berpesta Laba

Natalia merekomendasikan beli ICBP dengan target harga Rp 10.100. Willy dan Putu juga merekomendasikan beli dengan target Rp 12.000 dan Rp 11.250 per saham. Abdul juga memberi rekomendasi beli dengan target Rp 9.900.        

Terbaru