Indofood Sukses Makmur (INDF) Terbantu Segmen Penjualan Mi

Minggu, 04 Juni 2023 | 05:44 WIB
Indofood Sukses Makmur (INDF) Terbantu Segmen Penjualan Mi
[ILUSTRASI. Analis menilai, kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk akan terbantu atas perbaikan daya beli dan penurunan harga bahan baku (REUTERS/Beawiharta)]
Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) diperkirakan masih mengandalkan segmen produk konsumen bermerek, terutama penjualan mi instan. Emiten barang konsumsi ini diperkirakan masih akan terangkat berkat peningkatan konsumsi masyarakat dan turunnya harga bahan baku.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Rut Yesika meyakini, pertumbuhan laba INDF akan bertahan dengan mengandalkan kinerja dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebagai segmen defensif. Perusahaan barang konsumen ini juga akan menikmati kenaikan margin yang didukung normalisasi harga komoditas. 

Ini seiring penurunan harga komoditas seperti gandum, minyak sawit mentah, dan gula. Maka diharapkan berdampak positif terhadap biaya produksi atau biaya input barang konsumsi di Indonesia. 

Baca Juga: Andalkan Mi Instan dari ICBP, Intip Rekomendasi Saham Indofood Sukses Makmur (INDF)

Per April 2023, harga gandum dan minyak kelapa sawit (CPO) telah menurun masing-masing sebesar 20% year to date (ytd) dan 7% ytd. Penurunan harga komoditas di Indonesia mencerminkan peluang sektor konsumen pada 2023. 

Kondisi tersebut berpotensi menguntungkan perusahaan konsumer Indonesia dengan menurunkan biaya, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan daya beli, dan pasar yang lebih kompetitif.

Rut menambahkan, biaya operasional INDF akan tetap stabil di tahun 2023. Namun,  segmen dairy (susu) nampaknya masih menghadapi kendala karena ketatnya persaingan setelah penyesuaian harga jual lebih tinggi.

Tapi Rut percaya bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Indonesia, kenaikan upah minimum akan meningkatkan prospek penjualan INDF. 

Pertumbuhan laba INDF juga akan terangkat oleh apresiasi rupiah yang lebih stabil. Pada kuartal I-2023, INDF membukukan laba bersih sebesar Rp 3,85 triliun yang naik 63,3% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Baca Juga: IHSG Terkoreksi, Asing Banyak Melepas Saham-Saham Ini di Awal Pekan

Rut mengatakan, pertumbuhan laba bersih luar biasa INDF juga berkat keuntungan valuta asing yang belum direalisasi. Dimana laba selisih kurs INDF Rp 2,27 triliun di kuartal I-2023. Di sepanjang 2023, rupiah memang cenderung menguat terhadap dollar Amerika Serikat.  

Segmen non CBP

Tapi Analis Indo Premier Sekuritas, Lukito Supriadi dalam risetn 24 Mei 2023 menyebut, INDF dibayangi efek penurunan harga komoditas CPO yang akan berakibat pada penurunan kinerja segmen agribisnis milik INDF. Dia bilang, EBITDA segmen non-CBP milik INDF diperkirakan menurun. Terutama diakibatkan rata-rata harga lebih rendah. Kendati demikian, INDF masih terbantu dari segmen CBP yang lebih tinggi. 

Analis Bahana Sekuritas, Christine Natasya berpendapat, kinerja INDF hanya akan tertekan oleh harga CPO. Sementara sisanya cukup bagus. INDF juga akan ditopang dari peningkatan belanja konsumen menjelang tahun pemilu di Indonesia. Apalagi, segmen CBP akan buka pasar baru di di Timur Tengah dan Afrika melalui Pinehill. Rencana ini mempertahankan pasar dan meningkatkan distribusi. "Langkah tersebut memastikan produk ICBP tersedia di seluruh pasar," kata Christine, Rabu (31/5).

Christine menargetkan, pertumbuhan volume penjualan Bogasari 2%-4% pada tahun 2023. Pertumbuhan produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti agribisnis ditargetkan naik 5%, serta produksi CPO naik 5%-10% yoy.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dengan Net Buy Asing Terbesar Sepekan Ini

Christine merekomendasikan hold saham INDF dengan target harga di  Rp 7.300 per saham. Rut menyarankan, trading buy dengan target harga sebesar Rp 7.700 per saham. Sementara, Lukito mempertahankan rekomendasi buy INDF dengan target Rp 10.400 per saham.            

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kasus Beras Oplosan, Dirut Food Station Jadi tersangka Kena Ancaman Hukuman 20 Tahun
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 19:45 WIB

Kasus Beras Oplosan, Dirut Food Station Jadi tersangka Kena Ancaman Hukuman 20 Tahun

Para tersangka diduga dengan sengaja menurunkan kualitas mutu beras, meski tetap menyebut kualitas premium.

Kinerja Ekspor Batubara Lesu di Semester I-2025, Begini Prospek di Paruh Kedua
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 18:26 WIB

Kinerja Ekspor Batubara Lesu di Semester I-2025, Begini Prospek di Paruh Kedua

Tekanan muncul karena harga jual batubara global masih melemah, sementara permintaan ekspor dari negara utama seperti Tiongkok mulai melambat.

Kinerja Kuartalan Lemah, Bumi Resources Minerals (BRMS) Masih Punya Prospek Panjang
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 18:15 WIB

Kinerja Kuartalan Lemah, Bumi Resources Minerals (BRMS) Masih Punya Prospek Panjang

Secara kuartalan, kinerja BRMS masih lemah, terlihat dari laba bersih kuartal II-2025 ada di angka US$ 8,51 juta, turun 41,18% QoQ.

Surplus Neraca Dagang Terjadi 62 Bulan, Begini Kondisi Terbaru Ekspor-Impor Indonesia
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 16:19 WIB

Surplus Neraca Dagang Terjadi 62 Bulan, Begini Kondisi Terbaru Ekspor-Impor Indonesia

BPS melaporkan, surplus neraca perdagangan barang pada Juni 2025 mencapai US$ 4,10 miliar, menyusut tipis ketimbang bulan sebelumnya.

Inflasi Juli 2025 Naik, Menyentuh Angka Tertinggi Dalam Setahun Terakhir
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 11:03 WIB

Inflasi Juli 2025 Naik, Menyentuh Angka Tertinggi Dalam Setahun Terakhir

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Juli 2025 sebesar 2,37% secara tahunan atau year on year (YoY).

Profit 21,84% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (1 Agustus 2025)
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 08:41 WIB

Profit 21,84% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (1 Agustus 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 1 Agustus 2025 di Logammulia.com Rp 1.901.000 per gram, harga buyback Rp 1.746.000 per gram.

Panen Cuan Emiten Sawit dari Penguatan Harga CPO & Aneka Sentimen Positif Eksternal
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 07:02 WIB

Panen Cuan Emiten Sawit dari Penguatan Harga CPO & Aneka Sentimen Positif Eksternal

Harga saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) meroket 236,08% year to date (YtD) dan kini bertengger di poisisi Rp 1.425 per saham.

Tanah Terlantar
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Tanah Terlantar

Dapat pula terjadi kontraproduktif untuk tanah-tanah menganggur tadi, karena masyarakat jadi makin tak percaya dengan aspek hukum properti.

Emas Tetap Semarak Kendati Mulai Kena Pajak
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Emas Tetap Semarak Kendati Mulai Kena Pajak

Pemerintah resmi memberlakukan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 atas pembelian emas batangan yang dilakukan melalui bullion bank. ​

Rupiah Masih Akan Melanjutkan Koreksi pada Jumat (1/8)
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Masih Akan Melanjutkan Koreksi pada Jumat (1/8)

Pelemahan rupiah saat ini sangat berkaitan dengan arah kebijakan moneter The Federal Reserve dan Bank Indonesia (BI).

INDEKS BERITA

Terpopuler