Indonesia Terbitkan Green Sukuk Senilai Total US$ 1,25 Miliar

Jumat, 15 Februari 2019 | 06:30 WIB
Indonesia Terbitkan Green Sukuk Senilai Total US$ 1,25 Miliar
[]
Reporter: Grace Olivia, Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) kembali menambah utang di pasar luar negeri. Utang luar negeri pemerintah adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk wakalah global untuk pembiayaan berkelanjutan senilai US$ 2 miliar.

Instrumen yang juga populer disebut green sukuk ini terbit dalam dua seri. Pertama senilai US$ 750 miliar bertenor tenor 5,5 tahun dengan imbal hasil 3,9%. Kedua, senilai US$ 1,25 miliar dengan tenor 10 tahun dan imbal hasil sebesar 4,45%.

Sukuk Wakalah Global ini memperoleh peringkat Baa2 oleh Moody's Investors Service, BBB- oleh S&P Global Ratings, serta BBB oleh Fitch Ratings. Setlemen akan dilaksanakan 20 Februari 2019 di Bursa Saham Singapura dan Nasdaq Dubai.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemkeu, dalam keterangan tertulis Rabu (14/2) mengumumkan, sukuk ini mengalami oversubscribed alias kelebihan permintaan hingga 3,8 kali. Penetapan harga (pricing) Sukuk Wakalah Republik adalah 25-30 bps lebih rendah dibandingkan dengan indikasi pricing awal (initial pricing guidance) untuk kedua seri.

Sukuk Wakalah bertenor 5,5 tahun ditujukan sebagai penerbitan sukuk hijau (green sukuk) kedua, dalam rangka pembiayaan perubahan iklim. Sebagai penerbit Sovereign Green Sukuk global pertama, pemerintah berkomitmen pada Perjanjian Iklim Paris 2016 melalui berapa proyek pelestarian lingkungan. Selain itu pemerintah ingin menarik investor asing beralih ke praktik korporasi berkelanjutan, khususnya berbasis syariah melalui penerbitan instrumen utang seperti sukuk ini.

Project Consultan Asian Development Bank, Eric Sugandi menilai, penerbitan SBSN ini masih wajar dan dalam koridor pembiayaan defisit APBN 2019. "Ini tentunya akan tercatat sebagai utang luar negeri baru dalam SULNI (Statistik Utang Luar Negeri Indonesia). Dengan melihat rasio terhadap PDB nominal, risiko utang luar negeri pemerintah masih terkendali," ujar Eric, Kamis (14/2).

Eric menambahkan, penerbitan SBSN dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) cukup baik, karena tidak melibatkan proses konversi valuta asing terhadap rupiah dan sebaliknya. Ini juga akan menambah cadangan devisa.

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus SMCB Dorong Penjualan, Kebut Pembangunan Dermaga di Tuban
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:50 WIB

Jurus SMCB Dorong Penjualan, Kebut Pembangunan Dermaga di Tuban

Perusahaan semen, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) bersiap memaksimalkan penjualan semen ke mancanegara.

Mitratel (MTEL) Siapkan Rencana Buyback Senilai Rp 1 Triliun
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:47 WIB

Mitratel (MTEL) Siapkan Rencana Buyback Senilai Rp 1 Triliun

 Rencana pembelian kembali atau buyback saham menjadi katalis tambahan untuk pergerakan saham prospek saham Mitratel (MTEL) 

IHSG Berpotensi Menuju Level Psikologis 7.400
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:45 WIB

IHSG Berpotensi Menuju Level Psikologis 7.400

IHSG masih akan dipengaruhi oleh inflow ke saham-saham konglomerasi, khususnya yang terafiliasi taipan Prajogo Pangestu

UU Pangan Baru dan Badan Pangan Super
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:40 WIB

UU Pangan Baru dan Badan Pangan Super

Bulog perlu membangun dashboard pangan nasional yang nantinya bisa diakses publik dan pemangku kepentingan.

Kilau Harga Emas Masih Memoles Bisnis Gadai
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:35 WIB

Kilau Harga Emas Masih Memoles Bisnis Gadai

Kinerja sejumlah perusahaan gadai meningkat terkerek kenaikan harga emas hingga ekspansi cabang di semester I-2025. 

Menarik Pembeli dengan Mobil SUV
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:30 WIB

Menarik Pembeli dengan Mobil SUV

Para Agen Pemegang Merek (APM) mulai merilis mobil segmen SUV ini kepada publik jelang digelarnya GIIAS 2025. 

Pakuwon Jati (PWON) Intip Peluang di Kota Satelit
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:20 WIB

Pakuwon Jati (PWON) Intip Peluang di Kota Satelit

PWON melihat prospek pertumbuhan permintaan dari wilayah kota satelit seperti Bekasi dengan minat beli tinggi.

Bisnis Fintech Lending Melambat Usai Pinjaman Diperketat
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Fintech Lending Melambat Usai Pinjaman Diperketat

Kombinasi pelemahan daya beli hingga upaya pelaku industri memperketat mitigasi menyebabkab perlambatan pinjaman fintech lending.  

Kontribusi Koperasi Masih Minim ke Perekonomian
| Selasa, 22 Juli 2025 | 04:00 WIB

Kontribusi Koperasi Masih Minim ke Perekonomian

Kperasi Desa (Kopdes) Merah Putih diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru di berbagai daerah.

Harga Saham Siuman, Strategi Jitu BKSL Lewat Peningkatan Keterlibatan Mitra Strategis
| Senin, 21 Juli 2025 | 22:36 WIB

Harga Saham Siuman, Strategi Jitu BKSL Lewat Peningkatan Keterlibatan Mitra Strategis

Pemegang saham BKSL menyepakati pengangkatan Hiramsyah Sambudhy Thaib sebagai CEO BKSL dalam RUPS tahunan, 30 Juni 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler