Industri Pertambangan Lesu, Produksi Alat Berat Tahun 2019 Turun

Jumat, 26 Juli 2019 | 04:45 WIB
Industri Pertambangan Lesu, Produksi Alat Berat Tahun 2019 Turun
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Muhammad Julian | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah tiga tahun bergerak dalam tren menanjak, produksi alat berat konstruksi dan pertambangan mulai menurun pada tahun ini. Hal itu seiring kelesuan pasar komoditas pertambangan, terutama batubara.

Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) mencatat, produksi alat berat selama Januari hingga Juni 2019 mencapai 3.240 unit. Jumlah itu menurun 4,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3.379 unit.

Ketua Hinabi, Jamaluddin, mengatakan produksi alat berat meleset dari prediksi awal. Hinabi menargetkan produksi alat berat semester I-2019 sebanyak 4.000 unit. Namun realisasinya justru tak sesuai ekspektasi. "Harga batubara berkalori rendah tidak bagus. Hal ini turut mempengaruhi produksi alat berat," kata dia kepada KONTAN, Kamis (24/7).

Kondisi itu berpotensi menyebabkan total produksi alat berat sepanjang tahun ini terkoreksi. Hinabi memperkirakan produksi alat berat pada 2019 hanya 6.500 unit. Padahal produksi tahun lalu mencapai 7.981 unit.

Meski demikian, Jamaluddin masih optimistis setelah Pilpres berakhir kondisi bisa kembali membaik. Situasi politik yang aman akan mendorong pergerakan ekonomi yang lebih baik lagi.

Alhasil, hal itu berimbas pada harga komoditas yang membaik pula sehingga turut mengerek permintaan alat berat. "Apabila kabinet baru terbentuk, kami mengharapkan situasi kembali membaik," kata Jamaluddin.

Selama ini, alat berat jenis ekskavator hidraulis mendominasi produksi. Buldozer, dump truck, motor grader, dan wheel loader menyusul di belakangnya.

Penurunan penjualan juga membayangi salah satu pemain utama bisnis alat berat, yakni PT United Tractors Tbk (UNTR). Semester I-2019,  anak usaha Grup Astra itu membukukan penjualan 1.917 unit alat berat. Jumlah ini turun 20,13% dibandingkan semester pertama tahun lalu sebanyak 2.400 unit.

Sekretaris Perusahaan PT United Tractor Tbk, Sara K Loebis, menyebutkan penurunan penjualan tersebut akibat fluktuasi harga batubara. Hingga Juli tahun ini, harga batubara acuan (HBA) kembali tergerus 11,73% menjadi US$ 71,92 per metrik ton dibandingkan Juni lalu di level US$ 81,48 per metrik ton.

Pencapaian penjualan di semester I-2019 setara 47,93% dari target penjualan di sepanjang tahun ini sebanyak 4.000 unit alat berat. "Target full year masih in line, dikejar di semester kedua," ujar Sara kepada KONTAN, kemarin.

Finance & Adm Director PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX), Martio, memproyeksikan penjualan di semester kedua tahun ini lebih baik dibandingkan semester pertama. Hal ini karena sudah melewati momentum Lebaran dan Pilpres.

"Faktor lainnya, produsen batubara juga ingin meningkatkan produksi untuk mencapai target pendapatan, meski  harga batubara masih melemah," kata dia kepada KONTAN, Kamis (25/7).

Pada akhir 2019, KOBX mengincar pendapatan sama seperti tahun lalu. Di sepanjang tahun lalu, Kobexindo membukukan pendapatan senilai US$ 101,50 juta. "Selain lini bisnis penjualan alat berat, pendapatan disumbangkan oleh segmen service, sparepart dan rental," kata Martio.

Hingga kuartal I-2019, Kobexindo membukukan pendapatan US$ 24,79 juta atau naik 3,72% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 23,90 juta. Sedangkan laba bersihnya US$ 1,21 juta, tak jauh berbeda dengan laba bersih kuartal I-2018 sebesar US$ 1,20 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

Tangkap Peluang Investasi, Dua Perusahaan Adaro Group Lakukan Transaksi Afiliasi
| Kamis, 03 Juli 2025 | 17:45 WIB

Tangkap Peluang Investasi, Dua Perusahaan Adaro Group Lakukan Transaksi Afiliasi

Dua perusahaan di bawah Adaro Group kompak melakukan transaksi afiliasi. Tujuannya sama, yaitu menangkap peluang investasi dan pengembangan usaha.

Profit 28,57% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Teriris Tipis (3 Juli 2025)
| Kamis, 03 Juli 2025 | 09:35 WIB

Profit 28,57% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Teriris Tipis (3 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (3 Juli 2025) Rp 1.911.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,57% jika menjual hari ini.

ExxonMobil Berkomitmen Investasi US$ 10 Miliar
| Kamis, 03 Juli 2025 | 09:11 WIB

ExxonMobil Berkomitmen Investasi US$ 10 Miliar

Invesatsi ExxonMobil senilai US$ 10 miliar ini nantinya akan difokuskan pada rencana pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi

Ricky Gantikan Doni Primanto di BI
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:57 WIB

Ricky Gantikan Doni Primanto di BI

Terpilihnya Ricky untuk mengisi jabatan Deputi Gubernur BI pasca dilakukannya musyawarah bersama seluruh anggota Komisi XI DPR

Dua Anak Usaha Medco Energi (MEDC) Raih Pinjaman Rp 8,1 Triliun
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:44 WIB

Dua Anak Usaha Medco Energi (MEDC) Raih Pinjaman Rp 8,1 Triliun

Nilai pinjaman yang akan diterima dua anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) maksimal US$ 500 juta atau setara Rp 8,1 triliun. ​

Duh, Shortfall Penerimaan Terjadi di Semua Jenis Pajak
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:34 WIB

Duh, Shortfall Penerimaan Terjadi di Semua Jenis Pajak

Kementerian Keuangan (Kemkeu) memperkirakan shortfall penerimaan pajak pada tahun ini Rp 112,4 triliun

Menadah Dividen Saham-Saham Lapis Dua
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:27 WIB

Menadah Dividen Saham-Saham Lapis Dua

Beberapa emiten ini menawarkan dividen dengan imbal hasil atau yield di atas 5%. Namun, investor sebaiknya tetap memperhitungkan likuiditasnya.

Ramai Hajatan IPO Pekan Depan, Ada Afiliasi Prajogo, Hermanto Tanoko Hingga Kripto
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:08 WIB

Ramai Hajatan IPO Pekan Depan, Ada Afiliasi Prajogo, Hermanto Tanoko Hingga Kripto

Investor berhati-hati terhadap saham-saham IPO. Sudah menjadi fenomena tersendiri, saham IPO rawan spekulasi.

Investor Asing Terus Net Sell Jumbo, IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Kamis (3/7)
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:59 WIB

Investor Asing Terus Net Sell Jumbo, IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Kamis (3/7)

Ketidakpastian pasar yang masih tinggi bagi investor asing. Terlihat dari adanya capital outflow yang terjadi di seluruh perdagangan.

Menadah Dividen Saham Lapis Dua, Perhatikan Juga Faktor Likuiditas
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:49 WIB

Menadah Dividen Saham Lapis Dua, Perhatikan Juga Faktor Likuiditas

Fundamental perusahaan juga sangat layak untuk diperhatikan, agar ketika harganya mengalami penurunan ketika ex-date.

INDEKS BERITA

Terpopuler