Ingin Lakukan Go Private, KKR Tawar Perusahaan Telekomunikasi Italia

Senin, 22 November 2021 | 13:14 WIB
Ingin Lakukan Go Private, KKR Tawar Perusahaan Telekomunikasi Italia
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo Telecom Italia di kantor pusatnya di Milan, Italia, 25 Mei 2016. REUTERS/Stefano Rellandini/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MILAN. Telecom Italia (TIM) menerima tawaran senilai 10,8 miliar euro, atau setara Rp 173,4 triliun dari raksasa pengelola dana Amerika Serikat, KKR, untuk menjadikan grup telekomunikasi terbesar di Italia sebagai perusahaan privat, demikian pernyataan TIM, Minggu (21/11).

KKR mengajukan tawaran di saat CEO TIM, Luigi Gubitosi, berjuang untuk bertahan. Tekanan atas manajemen datang dari investor top perusahaan itu, Vivendi, menyusul kinerja keuangan yang mencemaskan dalam dua kuartal terakhir..

TIM mengatakan KKR telah menetapkan harga indikatif 0,505 euro untuk kemungkinan penawaran pembeliannya. Harga indikatif itu mencerminkan premi hingga 45,7% dari harga penutupan saham biasa di bursa pada Jumat. KKR juga akan menawarkan harga yang sama untuk saham tabungan TIM.

Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Melonggarkan Aturan Bantuan Negara Demi Menyokong Pabrik Chip

Dewan TIM, yang diketuai mantan pejabat Bank of Italy Salvatore Rossi, menggelar pertemuan selama beberapa jam pada Minggu sore. Namun pernyataan singkat yang muncul setelah pertemuan itu, tidak memberikan indikasi apakah dewan akan mendukung tawaran tersebut atau tidak. Dewan TIM hanya menyatakan bahwa KKR telah penawaran itu sebagai pendekatan yang ramah, dan bertujuan untuk memenangkan dukungan dari perusahaan dan pemerintah.

Kementerian Keuangan Italia mengatakan minat asing terhadap perusahaan Italia adalah "berita positif bagi negara" dan pasar akan menilai seberapa valid rencana KKR jika itu terwujud.

Pemerintah akan mengikuti perkembangan dengan fokus pada rencana aset tetap TIM, yang akan menjadi kunci dalam menentukan apakah ia menggunakan hak vetonya.

Roma memiliki wewenang khusus untuk menolak pengambilalihan. Kewenangan ini bertujuan untuk melindungi perusahaan, yang dianggap memiliki kepentingan strategis negara, dari tawaran asing.

Baca Juga: Investasi properti di Asia Pasifik melonjak 30% hingga September 2021

Pemilik baru juga harus menanggung utang kotor TIM sebesar 29 miliar euro (Rp 465,6 triliun).

Gubitosi membuka pintu bagi kehadiran KKR di TIM tahun lalu. Dalam kesepakatan bernilai 1,8 miliar euro, KKR yang berbasis di New York itu mendapatkan 37,5% saham FiberCop, unit yang memegang jaringan jarak jauh TIM yang langsung terhubung ke rumah-rumah pelanggan.

KKR berencana memisahkan jaringan tetap milik TIM, yang akan dioperasikan sebagai aset yang diatur pemerintah. Skema itu merujuk ke model yang digunakan perusahaan jaringan energi Terna atau perusahaan jaringan gas Snam, demikian penuturan dua sumber yang dekat dengan masalah tersebut, Minggu (21/11).

Pemerintah ingin setiap rencana untuk jaringan TIM sejalan dengan tujuan menyelesaikan peluncuran broadband berkecepatan tinggi di seluruh Italia, didukung oleh investasi yang memadai, dan melindungi pekerjaan, demikian pernyataan Kementerian Keuangan Italia.

Gubitosi telah mulai mencari cara untuk menguangkan setiap aset TIM, meninjau kembali secara khusus rencana untuk menggabungkan jaringan tetap TIM, asetnya yang paling berharga, dengan serat optik Open Fiber.

Disponsori oleh pemerintah sebelumnya, proyek itu kandas di bawah Perdana Menteri Mario Draghi.

Roma, bersiap untuk memanfaatkan miliaran euro dana pemulihan Uni Eropa untuk meningkatkan konektivitas broadband di Italia, menyadari perlunya menemukan cara untuk menopang monopoli telekomunikasi sebelumnya dan melindungi 42.500 pekerja rumah tangganya.

Vivendi, yang mendorong untuk menggantikan Gubitosi, percaya tawaran KKR tidak cukup menghargai TIM, kata seseorang yang dekat dengan grup media Prancis itu.

Baca Juga: Merger dan Akuisisi Global Kian Semarak

Vivendi, yang menghadapi kerugian modal yang besar pada 24% saham TIM setelah membayar rata-rata 1,071 euro per saham, tetap siap untuk bekerja sama dengan otoritas dan institusi Italia untuk kesuksesan jangka panjang TIM, kata seorang juru bicara.

Vivendi melihat Gubitosi sebagai solusi jangka pendek untuk TIM, kata orang-orang yang dekat dengan masalah tersebut. Satu orang mengatakan pada hari Minggu, tawaran yang diajukan KKR bisa memperpanjang waktu Gubitosi di TIM hingga beberapa bulan mendatnag.

Perusahaan ekuitas swasta CVC dan Advent juga mempelajari kemungkinan rencana untuk TIM, dengan menggandeng mantan CEO TIM Marco Patuano, yang kini menjadi penasihat senior untuk Nomura di Italia.

Baca Juga: Rencana merger S&P Global dan IHS Markit dapat restu otoritas anti monopoli AS

Seorang jurubicara untuk kedua dana tersebut mengatakan mereka terbuka untuk bekerja dengan semua pemangku kepentingan dalam mencari solusi untuk memperkuat TIM. Namun jurubicara itu menyangkal adanya keterkaitan kedua pengelola dana itu dengan Vivendi.

Untuk mengawasi aset strategis seperti fixed line, pengelola investasi milik negara, CDP, telah mengambil 9,8% saham TIM. CDP pun menjadi pemegang saham terbesar kedua TIM setelah Vivendi.

Jaringan tetap milik TIM juga merupakan aset utama yang menjadi jaminan utang perusahaan itu. Peringkat utang TIM mengalami pemangkasan oleh lembaga pemeringkat kredit S&P lebih rendah daripada tingkat layak investasi, pada Jumat (19/11).

Pendapatan TIM telah menyusut hingga seperlima selama lima tahun terakhir akibat persaingan agresif di kandang. TIM menghadapi pesaing seperti Iliad, Vodafone, Wind Tre dan Fastweb.

Selanjutnya: ADNOC Ingin Memboyong Anak Usaha Bidang Kelautan dan Logistik IPO Tahun Depan

 

Bagikan

Berita Terbaru

Ekspor China ke ASEAN Bulan Mei Cetak Rekor! Impor Indonesia Melonjak 21%
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 13:11 WIB

Ekspor China ke ASEAN Bulan Mei Cetak Rekor! Impor Indonesia Melonjak 21%

Pada bulan Mei 2025, ekspor China ke Indonesia berjumlah US$ 6,8 miliar, melonjak 21,43% dari setahun lalu.

Profit 35,33% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Juni 2025)
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 09:06 WIB

Profit 35,33% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (14 Juni 2025) 1.960.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,33% jika menjual hari ini.

Menakar Risiko dan Peluang Investasi Aset Alternatif Uang Koin Kuno
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:21 WIB

Menakar Risiko dan Peluang Investasi Aset Alternatif Uang Koin Kuno

Uang dan koin kuno bisa dihargai lebih mahal, saat sudah mendapat skor dari lembaga penilaian resmi.

Direktur KISI Sekuritas Seok Mo Yang: Selalu Bersikap Cermat Saat Investasi
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:10 WIB

Direktur KISI Sekuritas Seok Mo Yang: Selalu Bersikap Cermat Saat Investasi

Melihat pilihan investasi Seok Mo Yang, Online Equity Associate Director Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI)

Mitrabada Adiperdana (MBAP) Mencicipi Peluang Diversifikasi
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:07 WIB

Mitrabada Adiperdana (MBAP) Mencicipi Peluang Diversifikasi

Melihat profil bisnis PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) yang tengah fokus melakukan diversifikasi bisnis non-batubara

Ekonomi Rumah Tangga Tertekan, Kredit Bermasalah pun Meningkat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Rumah Tangga Tertekan, Kredit Bermasalah pun Meningkat

Kondisi ekonomi masyarakat bawah tampak semakin tertekan. Itu tercermin dari rata-rata simpanan per rekening di bank yang Susut

Daulat Kelapa Bulat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:30 WIB

Daulat Kelapa Bulat

Indonesia adalah produsen kelapa terbesar kedua dunia. Lebih dari 5,6 juta petani mengelola 3,34 juta hektar kebun.

Invasi Investor Asing ke E-commerce
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Invasi Investor Asing ke E-commerce

Dalam satu-dua tahun terakhir, kita bisa melihat bisnis online yang dikelola perusahaan asing makin mendominasi e-commerce di Indonesia

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit

Bank-bank dengan porsi dana murah (CASA) besar biasanya lebih leluasa menyalurkan KPR karena mampu menawarkan bunga kredit lebih kompetitif.​

 Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:55 WIB

Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat

​Tren transaksi QRIS lintas negara terus meningkat, baik dari sisi inbound atau transaksi wisatawan asing di Indonesia, maupun outbound.

INDEKS BERITA

Terpopuler