Incar Pasar Mobil Listrik Premium, Geely Berniat Menyaingi Tesla

Jumat, 19 Maret 2021 | 17:48 WIB
Incar Pasar Mobil Listrik Premium, Geely Berniat Menyaingi Tesla
[ILUSTRASI. Logo Geely Automobile Holdings terpajang di pameran otomotif di Bejing, China, 25 April 2016. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Produsen otomotif asal China, Geely, berniat meluncurkan mobil listrik dengan merek baru yang menyasar segmen atas, untuk menyaingi Tesla, demikian penuturan sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Merek yang , yang diposisikan di segmen premium itu akan menyandang nama Zeekr. Produk ini akan dikelola oleh lini usaha mobil listrik baru yang disebut Lingling Technologies, demikian penuturan tiga sumber yang menolak disebutkan namanya karena rencana tersebut belum dipublikasikan. Reuters melaporkan rencana pembentukan Lingling bulan lalu.

Geely, pemilik Volvo Cars dan 9,7% dari Daimler AG, akan meluncurkan model di bawah merek baru tersebut berdasarkan sasis mobil listrik open-source miliknya yang diumumkan pada bulan September dan disebut Sustainable Experience Architecture (SEA), kata sumber tersebut.

Baca Juga: 10 Model mobil Toyota direcall, ada apa?

Ini merupakan upaya terbaru Geely untuk masuk ke segmen pasar yang lebih tinggi. Itu juga  sejalan dengan ambisi pendiri dan Chairman Geely, Li Shufu, yaitu memproduksi mobil premium, sekelas Mercedes-Benz, untuk menghadapi pemimpin EV Tesla Inc.

Geely akan menjual mobil listrik premiumnya dengan harga tetap di ruang pamer, yang disebutnya hub, di pusat-pusat kota, dan tidak menggunakan jaringan milik dealer. Ini adalah taktik pemasaran yang dipelopori Tesla, yang tahun lalu menikmati lonjakan penjualan di China, yang merupakan pasar mobil terbesar di dunia.

“Mobil dengan mesin bakar dan mobil listrik adalah dua jalur balap bisnis yang berbeda. Merek Geely tidak memiliki keunggulan telak di pasar kendaraan listrik saat ini, karena itu mereka ingin menciptakan merek baru, ”kata Alan Kang, analis di konsultan otomotif LMC Automotive.

Sebagian besar produsen otomotif di China berhadap-hadapan dengan merek global yang dominan di pasar mass product, seperti Volkswagen dan Toyota. Namun pembuat mobil listrik EV Nio Inc, mampu menjual mobil dengan harga lebih tinggi, dan menganggap BMW sebagai pesaing.

Geely yang berbasis di Hangzhou juga merencanakan beragam strategi penjualan dan pemasaran yang bertujuan membentuk tingkat engagement pelanggan yang tinggi, seperti meluncurkan klub pemilik. Strategi semacam ini akan memungkinkan Geely untuk membuka lini gaya hidup untuk pakaian dan aksesori, taktik yang sudah digunakan Nio, kata sumber.

Zeekr juga mempertimbangkan penawaran kepemilikan saham Lingling oleh pelanggan. Rencana ini masih sejalan dengan upaya Geely untuk mempererat hubungan dengan pelanggan.

Baca Juga: Tahun 2030, mobil listrik banjiri pasar otomotif

Geely menolak berkomentar. Saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, Geely Automobile, turun 3% pada Jumat, sejalan dengan pelemehan di bursa Asia. Saham-saham sektor konsumen dan material dilepas investor, yang mencemaskan kenaikan imbal hasil Treasury Notes.

Banyak pabrikan mobil konvensional menggunakan merek baru untuk meluncurkan unit mobil listrik mereka. Pesaing Geely, termasuk Great Wall dan SAIC Motor, menggunakan merek yang berbeda untuk mobil listrik mereka masing-masing.

Pemerintah China sangat mempromosikan kendaraan dengan energi terbarukan (NEV), seperti mobil bertenaga baterai, mobil hybrid bensin-listrik dan mobil sel bahan bakar hydrogen, untuk mengatasi masalah polusi udara kronis dan ancaman pemanasan global..

China memperkirakan, penjualan NEV setara dengan 20% dari keseluruhan pasar otomotif pada tahun 2025, dari sekitar 5% pada tahun 2020.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Mulai Bergulir, Keyakinan Investasi Semakin Besar

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler