Ini Alasan Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Selasa, 02 Juli 2019 | 07:39 WIB
Ini Alasan Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, Bank Dunia (World Bank) juga memangkas outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019, dari sebelumnya 5,2% menjadi 5,1%. Pertumbuhan diproyeksikan akan lebih melambat karena kondisi eksternal maupun internal yang memburuk.

 Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander menyebut, pengaruh eksternal terutama dampak, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China hingga kini belum mereda. Memang, negara-negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dalam pertemuan di Osaka, Jepang pekan lalu sepakat untuk mengakhiri perang dagang. Tapi Sander memperkirakan pertumbuhan ekonomi China lebih lambat tahun ini, sehingga membawa efek domino bagi ekonomi Indonesia.

Sementara itu, kondisi internal turut mendukung prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melemah. World Bank memprediksi ekspor komoditas menurun di tahun ini, sejalan dengan tren pelemahan harga komoditas unggulan Indonesia yakni minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan batubara. "Harga komoditas melemah, sementara daya beli global turun,”  katanya, Senin (1/7).

World Bank juga memperkirakan, pertumbuhan impor masih akan lemah sejalan dengan investasi yang lebih lambat. Adapun pertumbuhan konsumsi swasta diperkirakan masih moderat di level 5,2%. Angka ini sedikit di atas pencapaian tahun lalu yang sebesar 5,1%.

Selain itu, ia memperkirakan investasi pemerintah menguat karena proyek infrastruktur kembali berlanjut. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan konsumsi pemerintah tahun ini mencapai 5,1%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan konsumsi pemerintah tahun lalu yang sebesar 4,8%.

Adapun pertumbuhan investasi alias pembentukan modal tetap bruto (PMTB), diperkirakan melambat menjadi 5%. Namun angka itu dinilai masih kuat karena ketidakpastian politik mereda, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan hasil pemilihan presiden (Pilpres).

World Bank juga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2020 mencapai level 5,2%. Dengan catatan, bahwa sentimen eksternal saat ini mereda dan fundamental dalam negeri tetap terjaga.

Sebelum Bank Dunia, Bank Indonesia (BI) lebih dulu merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 dari 5,2% menjadi di bawah 5,2%. Gubernur BI Perry Warjiyo tak menutup kemungkinan ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh hanya 5,1%.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal menyebut, pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,1%. Ini sejalan dengan melambatnya investasi di tengah konsumsi yang relatif stabil.

Bagikan

Berita Terbaru

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:45 WIB

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar

Pergerakan pasar dipengaruhi kombinasi profit taking akhir tahun.Kewaspadaan jelang rilis PMI China, serta risiko geopolitik.

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:44 WIB

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 5 triliun. 

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:39 WIB

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis

Transformasi mencakup penguatan bisnis energi dan logistik, khususnya yang berkaitan dengan elektrifikasi alat angkut di sektor pertambangan. ​

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:32 WIB

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini

Emiten konsumer dan ritel tak bisa berharap banyak pada dampak bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 900.000 yang dikucurkan pemerintah. 

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:15 WIB

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi

Ekonom memprediksi penyaluran kredit di tahun 2026 berpotensi tumbuh 9%, di atas proyeksi target tahun ini

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra

Hingga akhir Desember 2025, tercatat sebanyak 47.149 unit rumah mengalami rusak berat akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, dan Sumatra

INDEKS BERITA

Terpopuler