Ini Penyebab Lifting Migas di Kuartal Pertama Berada di Bawah Target

Kamis, 29 April 2021 | 16:12 WIB
Ini Penyebab Lifting Migas di Kuartal Pertama Berada di Bawah Target
[ILUSTRASI. Infografik: Lifting migas dan neraca perdagangan migas di kuartal I-2021]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi minyak dan gas Indonesia berjalan perlahan di awal tahun ini. Mengutip catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, atau biasa disingkat SKK Migas, produksi alias lifting minyak mentah selama tiga bulan pertama tahun ini sebesar 676.200 barel per hari (bph). Angka itu lebih rendah daripada target yang ditetapkan regulator di sektor hulu migas, yaitu 705.000 bph.

Tingginya kandungan air di sejumlah sumur produksi merupakan salah satu penyebab target lifting tidak tercapai, demikian keterangan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam konferensi pers virtual, awal pekan ini.  Penyebab lain adalah tertundanya sejumlah proyek minyak dan gas (migas), akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Realisasi lifting untuk gas juga berada di bawah target yang ditetapkan SKK Migas. Dalam catatan regulator, volume produksi gas selama tiga bulan pertama sebesar 5.539 juta kaki kubik per hari (mmcfd). Sedangkan target lifting gas yang dipasang di periode itu adalah 5.638 mmcfd.

Baca Juga: Mengawali 2021, Subholding Upstream Pertamina optimistis capai target produksi

Penundaan pengoperasian train ketiga di ladang gas BP Tangguh merupakan penyebab utama lifting gas di kuartal pertama tahun ini tidak mencapai target. Dwi menuturkan, saat pemerintah menetapkan target lifting migas pada tahun lalu, train ketiga BP Tangguh diasumsikan sudah beroperasi.

Namun kondisi darurat kesehatan menghambat pengerjaan proyek train ketiga. Mengutip keterangan BP Tangguh, September tahun lalu, pembatasan jumlah pekerja, sejalan dengan protokol kesehatan di masa pandemi, menyebabkan penyelesaian proyek tersebut tertunda.  Dwi menyebut, target penyelesaian mundur ke akhir tahun, atau awal 2022.

Kendati target di kuartal pertama tidak terpenuhi, SKK Migas tidak mengubah target lifting yang dipasang untuk sepanjang tahun ini.  Optimisme itu sejalan dengan membaiknya prospek investasi di sektor migas. SKK Migas memperkirakan nilai investasi di sektor migas tahun ini akan mencapai US$ 12,4 miliar, naik dari realisasi di tahun lalu, yaitu US$ 10,5 miliar.

Selanjutnya: Indonesia Membutuhkan Investasi Hulu Migas Hingga US$ 187 Miliar

 

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate
| Kamis, 18 September 2025 | 18:03 WIB

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate

Fundamental yang kuat disertai dengan tata kelola perusahaan yang baik, menyebabkan banyak investor masih meyakini saham BBCA cukup baik ke depan.

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian
| Kamis, 18 September 2025 | 16:23 WIB

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan saat ini sudah terdapat 1.064 Kopdes Merah Putih yang telah menyerahkan proposal pinjaman.

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Re-Sharing
| Kamis, 18 September 2025 | 15:30 WIB

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Re-Sharing

Perusahaan asuransi wajib menyediakan produk tanpa fitur pembagian risiko, tapi juga diperbolehkan menawarkan produk dengan skema re-sharing.

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik
| Kamis, 18 September 2025 | 15:19 WIB

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik

Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyetujui perubahan postur RAPBN 2026. Pendapatan, belanja, dan defisit disesuaikan.

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

INDEKS BERITA

Terpopuler