KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah berhasil mempertahankan keperkasaan di akhir pekan ini.
Merujuk Bloomberg, pada Jumat (8/5) kemarin, rupiah di pasar spot menguat 0,5% menjadi Rp 14.920 per dollar AS. Namun, jika ditarik dalam sepekan, rupiah di pasar spot masih melemah 0,26%.
Baca Juga: KSP Indosurya Mulai Menyusun Tawaran ke Nasabah
Sementara berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), kurs rupiah kemarin menguat 0,78% ke Rp 15.009 per dollar AS. Dalam sepekan rupiah menguat 0,97%.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyebutkan, rupiah sempat tertekan pada perdagangan awal pekan ini. Ia menyebut, munculnya ketegangan antara AS dan China terkait tuduhan AS bahwa China menjadi pihak yang bertanggung jawab atas persebaran virus korona jadi faktor penghambat kinerja rupiah pekan ini.
Baca Juga: Direksi Dirombak, Perum Perumnas Akhirnya Melunasi Utang MTN Rp 200 Miliar
"Namun memasuki akhir pekan, ada berita baik yang mengatakan masing-masing perwakilan AS-China akhirnya tetap akan menjalankan kesepakatan dagang fase pertama," jelas Faisyal, Jumat (8/5).
Kepala Ekonom BCA David Sumual menerangkan bahwa pada pekan ini kinerja rupiah menjadi cukup bagus seiring dengan pengumuman cadangan devisa. Per akhir April 2020, BI mencatat cadangan devisa naik tinggi menjadi senilai US$ 129 miliar karena ada penerbitan obligasi global.
Baca Juga: Transaksi di Bursa Lebih Sepi, Begini Proyeksi IHSG untuk Pekan Depan
Faktor lain yang pada akhirnya ikut mendorong penguatan rupiah adalah kembali masuknya dana asing karena Indonesia memiliki bunga lebih baik. Tak heran Faisyal menyatakan, penguatan ini juga terjadi beberapa mata uang Asia lainnya.
Terlihat dari menguatnya mata uang seperti won Korea Selatan, rupee India, baht Thailand, dollar Singapura dan yuan China yang serempak menguat terhadap dollar AS. Tercatat hanya ringgit Malaysia dan yen Jepang yang melemah terhadap dollar AS.