Intraco Penta Siapkan Belanja untuk Alat Berat dan Pembangkit

Sabtu, 18 Mei 2019 | 08:49 WIB
Intraco Penta Siapkan Belanja untuk Alat Berat dan Pembangkit
[]
Reporter: Filemon Agung | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) melanjutkan ekspansi pada tahun ini. Perusahaan penyedia alat berat itu mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) berkisar Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar.

Investor Relations PT Intraco Penta Tbk Ferdinand D menyebutkan, dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk membiayai bisnis anak usaha, baik untuk ekspansi pengadaan alat berat maupun pengembangan proyek kelistrikan.

"Di bisnis alat berat, kami berencana membuka cabang di Jawa, Kalimantan dan Sumatra pada tahun ini," ungkap dia, Jumat (17/5).

Sumber belanja modal akan berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman sejumlah investor. Manajemen Intraco Penta mengharapkan anak usaha yang bergerak di sektor bisnis penjualan alat berat dan ringan, yakni PT Intraco Penta Prima Servis dan PT Intraco Penta Wahana, mampu menjadi tulang punggung bagi kinerja mereka.

Pada tahun ini, Intraco Penta membidik penjualan alat berat mencapai Rp 1,8 triliun. "Alat berat tetap fokus di mining dan non-mining. Sementara untuk alat ringan, target pertumbuhannya sebesar 20% pada tahun ini," ujar Ferdinand.

INTA juga sedang fokus menyelesaikan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Bengkulu. Proyek tersebut bakal dikerjakan PT Inta Sarana Infrastruktur dan PT Inti Daya Perkasa. Di proyek itu, INTA adalah pemegang porsi 30% saham.

Proyek PLTU berkapasitas 2X100 megawatt (MW) tersebut ditargetkan rampung secara bertahap pada akhir tahun ini dan semester pertama tahun depan. Dalam menjalankan proyek itu, Intraco Penta juga menggandeng perusahaan milik pemerintah Tiongkok yakni Power China.

Selain alat berat dan pembangkit listrik, INTA memiliki lini bisnis pembiayaan yang dikelola PT Intan Baruprana Finance. "Selain gencar mencari pendanaan, kami berupaya agar rasio kredit pembiayaan bermasalah mengecil," imbuh dia.

Sementara untuk lini fabrikasi, INTA terlibat sebagai mitra bagi sejumlah perusahaan infrastruktur. Namun sejauh ini mereka masih terkendala dalam hal pendanaan.

Mengacu laporan keuangan pada akhir tahun lalu, Intraco Penta membukukan pendapatan Rp 2,78 triliun. Jumlah itu tumbuh 34% dibandingkan realisasi pendapatan 2017 yang senilai Rp 2,07 miliar.

Pencapaian pendapatan disumbangkan oleh penjualan alat berat yang tumbuh sebesar 13% menjadi Rp 2,30 triliun. Segmen ini berkontribusi 83% dari total pendapatan 2018. "Kami menargetkan pertumbuhan sekitar 10% di tahun ini," ucap Ferdinand.

Bagikan

Berita Terbaru

Demi Geothermal, Kemenhut Rayu UNESCO Lepas Sebagian Hutan Warisan Dunia di Sumatra
| Rabu, 17 September 2025 | 20:32 WIB

Demi Geothermal, Kemenhut Rayu UNESCO Lepas Sebagian Hutan Warisan Dunia di Sumatra

Sejumlah perusahaan besar memiliki proyek panas bumi di sekitar taman nasional yang menjadi warisan dunia Unesco.

Masih Naik Kendati Masuk UMA, Ini Prospek Saham Dwi Guna Laksana (DWGL)
| Rabu, 17 September 2025 | 19:35 WIB

Masih Naik Kendati Masuk UMA, Ini Prospek Saham Dwi Guna Laksana (DWGL)

Pada semester I-2025, penjualan DWGL meng.alami peningkatan 4,58% dari Rp 1,66 triliun menjadi Rp 1,74 triliun

Prospek Saham HMSP Bergantung Pada Revisi Tarif Cukai yang Lebih Rendah
| Rabu, 17 September 2025 | 18:59 WIB

Prospek Saham HMSP Bergantung Pada Revisi Tarif Cukai yang Lebih Rendah

Pada 2024, penerimaan negara dari cukai mencapai Rp 217 triliun, dengan 95% di antaranya berasal dari cukai rokok.

Biar Masalah Uang Tak Menjadi Sumber Kecemasan
| Rabu, 17 September 2025 | 18:07 WIB

Biar Masalah Uang Tak Menjadi Sumber Kecemasan

Kondisi pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan, bisa memicu stres finansial. Simak upaya untuk mencegahnya!

Menguji Taji Bitcoin cs Hadapi September Effect & Suku Bunga The Fed
| Rabu, 17 September 2025 | 18:03 WIB

Menguji Taji Bitcoin cs Hadapi September Effect & Suku Bunga The Fed

Bulan ini, pasar aset kripto menghadapi ujian September Effect dan agenda suku bunga The Fed. Bagaimana strategi investor?

Presiden Prabowo Subianto Kembali Reshuffle, Ada Menpora dan Menkopolkam Baru
| Rabu, 17 September 2025 | 15:43 WIB

Presiden Prabowo Subianto Kembali Reshuffle, Ada Menpora dan Menkopolkam Baru

Prabowo melantik Djamari Caniago resmi dilantik sebagai Menkopolkam dan Erick Thohir sebagai Menpora

BI Rate Turun 5 Kali Hingga September 2025 Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 17 September 2025 | 15:19 WIB

BI Rate Turun 5 Kali Hingga September 2025 Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi

BI memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (Bps) menjadi 4,75% pada RDG yang digelar pada 16-17 September 2025.

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar
| Rabu, 17 September 2025 | 13:00 WIB

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar

Dalam waktu dekat, BUVA akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue.

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed
| Rabu, 17 September 2025 | 07:51 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed

Investor menanti hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur BI mengenai suku bunga acuan. Harap-harap cemas ini berbarengan arah suku bunga The Fed.

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun
| Rabu, 17 September 2025 | 07:44 WIB

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun

PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mematok harga initial public offering (IPO) di Rp 2.880 per saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler