Investasi Global Melalui Instrumen Reksadana

Sabtu, 19 Agustus 2023 | 19:18 WIB
Investasi Global Melalui Instrumen Reksadana
[ILUSTRASI. ANALISIS - Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama]
Wawan Hendrayana | Vice President Infovesta

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pembukaan kembali aktivitas masyarakat di dunia pasar saham Indonesia justru bergerak sideways di tahun 2023. Padahal, bursa di belahan dunia lain justru banyak yang menguat.  

Penguatan itu di tengah dengan harapan adanya recovery dari sisi ekonomi dan valuasi yang lebih murah karena jatuh lebih dalam dibandingkan bursa kita di masa pendemi Covid 19 kemarin. Lalu bagaimana dengan reksadana berbasis dollar Amerika Serikat (AS) yang investasinya ke saham di luar negeri? 

Bila kita bicara tentang instrumen dollar AS yang tersedia bagi reksadana di Indonesia belum banyak, umumnya saat ini adalah deposito dollar AS. 
Sama seperti deposito rupiah, deposito dollar AS juga mendapat jaminan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). 

Adapun suku bunga penjamina sebesar 2,25% dan bunganya kena pajak penghasilan 20%. Alternatif berikutnya yaitu obligasi dollar AS yang mampu memberikan kupon mulai dari 3%. 

Menariknya untuk investasi pada obligasi negara Republik Indonesia yang berbasis dollar AS pajaknya 0% alias tidak terkena pajak sama sekali.
Untuk investor yang menginginkan potensi kinerja lebih tinggi dapat melirik reksadana syariah global yang boleh hingga 100% investasi di luar negeri.

Saat ini terdapat 24 reksadana saham syariah global berdenominasi dollar.  Adapun dana kelolaan per akhir Juli 2023 kemarin sebesar US$ 880 juta. Atau bila dihitung dengan patokan kurs sebesar  Rp 15.300 per dollar AS, menjadi sekitar Rp 13,4 triliun.

Baca Juga: Tipe Investor Jelang Pemilu 2024, Anda Tipe yang Mana?

Jumlah ini masih relatif kecil dibandingkan total dana kelolaan reksadana saham dalam rupiah yang mencapai Rp 100,3 triliun.  Namun pertumbuhannya tinggi karena pada awal tahun 2020 tahun dana kelolaan baru mencapai US$ 514 juta atau tumbuh 75%. 

Selain itu tentunya reksadana dollar memiliki tujuan investasi yang berbeda dengan reksadana rupiah. Secara rata-rata kinerja year to date (ytd) untuk reksadana syariah global adalah 7,7%.

Sebagai perbandingan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode yang sama cenderung sideways hanya 0,9%. Sementara untuk Indeks Dow Jones tercatat berhasil tumbuh sekitar 5,43%. 

Artinya reksadana saham syariah global berbasis dollar AS jauh mengalahkan kinerja rata-rata saham dalam negeri dan juga saham-saham di AS. 
Walau hampir semua di kelola secara aktif namun BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD dikelola secara pasif mengikuti indeks

DJIM Global Technology Titans 50 dan justru memiliki kinerja paling baik. Strategi ini mungkin dapat dicontoholeh para manajer investasi lainnya.

Harap diingat reksadana dollar mengandung risiko nilai tukar yaitu risiko yang ditimbulkan dari perubahan kurs. Kerugian yang lebih dalam dapat terjadi ketika melakukan pembelian rupiah yang didapatkan dapat lebih rendah saat rupiah sedang menguat.

Baca Juga: Sentimen Perlambatan Ekonomi Global Membuat Saham Berbasis ESG Semakin Marak di BEI

Atau potensi kerugian kurs ketika dikonversi ulang ke dollar AS dapat lebih rendah jika dollar AS sedang menguat. 

Sebagai gambaran nilai tukar dollar AS terhadap rupiah di akhir tahun lalu adalah sebesar Rp 15.700 per dollar AS. Sedangkan  saat ini mencapai Rp 15.300 per dollar AS. Atau rupiah terapresiasi sekitar 2,5%.

Berinvestasi pada reksadana jenis ini menarik meski  tentu saja dibutuhkan pemahaman risiko yang lebih ekstra. Baik untuk para investor dan juga dari sisi pengelolaan oleh para manajer investasi.

Mengingat potensi risiko investasi di luar negeri jelas lebih kompleks dibandingkan investasi di dalam negeri.
Investasi dalam valuta asing cocok bagi investor yang memang membutuhkan dana dalam mata uang tersebut. Misalnya untuk biaya pendidikan anak ke luar negeri. 

Salah satu hal yang menarik dari global sharia fund adalah reksadana ini dapat masuk ke sektor teknologi yang saat ini masih relatif kecil di dalam negeri. Sehingga dapat dijadikan diversifikasi untuk investasi saham dalam negeri yang besar pada sektor keuangan

Investor yang memutuskan untuk berinvestasi diharapkan sudah memiliki tujuan dan time frame investasi serta memahami risiko yang terkandung di dalamnya. 
    

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Minyak Sawit Melesat, Prospek Dharma Satya (DSNG) Semakin Kuat
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:55 WIB

Harga Minyak Sawit Melesat, Prospek Dharma Satya (DSNG) Semakin Kuat

Sampai akhir tahun ini, pendapatan dan laba bersih PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) diproyeksi tumbuh dua digit.

Kondisi Memanas dan Sebelum Berlibur Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:53 WIB

Kondisi Memanas dan Sebelum Berlibur Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Kemarin investor asing kembali membukukan aksi jual bersih alias net sell sebesar Rp 278,76 miliar. 

Pelemahan Daya Beli Masih Berlanjut, Permintaan Kredit Konsumsi Surut
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:50 WIB

Pelemahan Daya Beli Masih Berlanjut, Permintaan Kredit Konsumsi Surut

Daya beli masyarakat Indonesia tampak masih lesu. Ini tecermin dari perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi yang masih berlanjut hingga Juli.​

Pembayaran Dividen Datang Saat Kondisi Masih Menantang
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:45 WIB

Pembayaran Dividen Datang Saat Kondisi Masih Menantang

Sejumlah emiten dijadwalkan membayar dividen interim pada hari ini. Emiten mana yang yield dividennya paling menarik?

Bank KB Indonesia (BBKP) Menawarkan Obligasi Senilai Rp 2,86 Triliun
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:40 WIB

Bank KB Indonesia (BBKP) Menawarkan Obligasi Senilai Rp 2,86 Triliun

Melansir prospektus di BEI, kemarin, obligasi ini bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan II BBKP senilai total Rp 3 triliun. ​

Pendapatan dan Laba Baramulti Suksessarana (BSSR) Turun Dua Digit di Semester I-2025
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:35 WIB

Pendapatan dan Laba Baramulti Suksessarana (BSSR) Turun Dua Digit di Semester I-2025

Laba bersih PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) per akhir Juni 2025 hanya US$ 49,67 juta, turun 38,19% (yoy) dari US$ 80,36 juta per Juni 2024.​

Wakil Menteri Dilarang Rangkap Jabatan
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:20 WIB

Wakil Menteri Dilarang Rangkap Jabatan

Mahkamah Konstitusi (MK) melarang wakil menteri merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN seperti halnya para menteri. .

Celah Impor Jagung Saat Harga Mulai Melambung
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:20 WIB

Celah Impor Jagung Saat Harga Mulai Melambung

Pasokan menipis, harga jagung di pasaran sudah melebihi harga acuan pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah.

Tantangan Berat Asahimas Flat Glass (AMFG) Menjaga Kinerja Tahun Ini
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:16 WIB

Tantangan Berat Asahimas Flat Glass (AMFG) Menjaga Kinerja Tahun Ini

Langkah Asahimas Flat Glass (AMFG) kemungkinan akan berat untuk bisa menumbuhkan kinerja di akhir 2025.

Buruh Kembali Tuntut Perbaikan Kesejahteraan
| Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:05 WIB

Buruh Kembali Tuntut Perbaikan Kesejahteraan

Serikat pekerja menuntut kenaikan upah para pekerja yang  berkisar antara 8,5%-10,5% pada tahun depan.

INDEKS BERITA