Investor Asing Serbu Pasar Modal Indonesia

Kamis, 24 Januari 2019 | 08:16 WIB
Investor Asing Serbu Pasar Modal Indonesia
[]
Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing sepanjang tahun ini gencar membeli saham di bursa Indonesia. Hingga Rabu (23/1), asing tercatat melakukan beli bersih Rp 10,82 triliun.

Kondisi ini berbeda dalam dua tahun terakhir. Kala itu asing justru banyak menjual saham di Indonesia dengan jual bersih Rp 90,96 triliun pada 2017 dan 2018.

Meski begitu, proporsi nilai perdagangan asing justru tampak turun. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), tahun ini porsi nilai perdagangan asing cuma setara 32% dari total perdagangan. Padahal di 2018 porsi nilai perdagangan asing lebih besar, yakni 37%.

Namun ini bukan berarti lantaran investasi asing di pasar saham berkurang. Analis menilai, investor lokal memang lebih rajin melakukan trading, sehingga porsi perdagangan asing terlihat lebih kecil ketimbang lokal.

William Surya Wijaya, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas mengatakan, investor asing masuk ke pasar saham dengan horizon investasi jangka panjang. Ini terlihat juga dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sampai akhir tahun lalu, kepemilikan asing di instrumen saham berdenominasi rupiah di dalam negeri mencapai Rp 1.857,55 triliun. Bandingkan dengan kepemilikan lokal di saham yang sebesar Rp 1.703,32 triliun.

Para analis sepakat, pasar saham dalam negeri masih menarik bagi investor asing, lantaran ada ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian tersebut membuat investor asing mencari pasar di negara berkembang yang dinilai masih prospektif.

Indonesia jadi pilihan karen fundamental cukup positif. Kepala Riset Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan mencontohkan, rupiah menguat dari Rp 14.450 per dollar AS ke Rp 14.000-an per dollar AS. Inflasi juga masih terjaga.

William mengatakan, bisa saja dana asing yang masuk tahun ini bisa mencapai nilai dana asing yang keluar di tahun sebelumnya. Namun hal tersebut harus didukung dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan kinerja emiten hingga dua digit.

Tahun lalu pertumbuhan bottom line emiten meningkat 12%. Nah, di tahun ini, Alfred memproyeksikan laba emiten di Indonesia bisa meningkat hingga 15%.

Tak hanya itu, dia memperkirakan, margin laba bersih perbankan di dalam negeri juga bisa lebih tinggi dari perbankan di luar negeri. Alfred memperkirakan, net interest margin perbankan rata-rata 5%–6%, sedangkan perbankan di AS sekitar 2,5%–3%.

Pengaruh faktor pemilu juga tidak terlalu besar, "Sejatinya, investor asing tidak melihat permasalahan politik dalam negeri," jelas dia. Cuma memang ada syaratnya, pemilu harus berlangsung aman dan damai. Alfred menambahkan, investor asing lebih melihat ke fundamental ekonomi dan perusahaan yang tercatat di bursa.

Karena itu, Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su menyebut asing belum sepenuhnya kembali. "Menunggu pemilihan presiden," jelas dia

.

Bagikan

Berita Terbaru

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

INDEKS BERITA

Terpopuler