Investor Ragu Usai Diguncang DeepSeek, Raksasa Teknologi AS Membela Diri

Jumat, 31 Januari 2025 | 05:05 WIB
Investor Ragu Usai Diguncang DeepSeek, Raksasa Teknologi AS Membela Diri
[ILUSTRASI. Mark Zuckerberg. Kenny Holston/Pool via REUTERS]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Raksasa teknologi Amerika Serikat berusaha menjaga kepercayaan investor usai DeepSeek mengguncang pasar saham. Bos Microsoft hingga Meta menyebut pengeluaran besar-besaran yang mereka lakukan, adalah kunci agar kompetitif di tengah persaingan kecerdasan buatan.

Dibangun dengan biaya yang jauh lebih murah, DeepSeek telah menimbulkan keraguan di kalangan investor  tentang keunggulan AS dalam persaingan artificial intelligence (AI).

Namun para bos perusahaan teknologi Negeri Paman Sam membela diri dengan mengatakan bahwa pembangunan jaringan komputer yang besar sangat diperlukan untuk melayani kebutuhan perusahaan yang juga terus meningkat.

Baca Juga: Ada Ancaman Startup AI Asal China, Begini Prospek Kripto Di Bulan Februari

"Berinvestasi sangat besar dalam belanja modal dan infrastruktur akan menjadi keuntungan strategis dari waktu ke waktu," kata CEO Meta Mark Zuckerberg seperti dikutip Reuters.

Sementara, CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan biaya besar memang diperlukan agar bisa mengatasi kendala kapasitas yang telah menghambat kemampuan raksasa teknologi tersebut untuk memanfaatkan teknologi AI.

"Seiring dengan teknologi AI yang kini menjadi lebih efisien dan mudah diakses, kita akan melihat permintaan yang jauh lebih banyak," ujar Nadella.

Baca Juga: Membandingkan Miliarder Dunia Saat Ini dengan Tahun 2000, Ini Hasilnya

Tuntutan investor

Anggaran biaya yang disiapkan raksasa teknologi AS memang bak gajah dan semut bila dibandingkan dengan DeepSeek. Microsoft misalnya mengalokasikan US$ 80 miliar untuk teknologi AI pada tahun fiskal ini. Di sisi lain, Meta telah menjanjikan anggaran sebesar US$ 65 miliar untuk mengembangkan teknologi tersebut.

Bandingkan dengan dana sekitar US$ 6 juta yang dihabiskan DeepSeek untuk mengembangkan model kecerdasan buatannya.

Namun, beberapa investor tampaknya mulai kehilangan kesabaran dengan hasil kurang impresif dari para raksasa teknologi ini meski telah disokong pengeluaran yang besar. Hal ini berujung turunnya harga saham beberapa raksasa teknologi tersebut.

Baca Juga: Kecerdasan Buatan, Andalan Emiten Telekomunikasi Mencapai Efisiensi

"Kami benar-benar ingin mulai melihat peta jalan yang jelas terkait model monetisasi untuk semua modal yang telah diinvestasikan," kata Brian Mulberry, Manajer Portofolio di Zacks Investment Management, yang juga memegang saham Microsoft.

"Dengan pengeluaran yang sangat besar ini, mereka perlu menyalakan keran pendapatan. Untuk saat ini, ada terlalu banyak belanja modal untuk industri AI namun tidak cukup konsumsi," timpal analis Futurum Group, Daniel Newman.

Bagikan

Berita Terbaru

Tanpa Insentif, Kredit Mobil Listrik Diramal Bakal Tetap Naik
| Senin, 29 September 2025 | 04:15 WIB

Tanpa Insentif, Kredit Mobil Listrik Diramal Bakal Tetap Naik

Pemerintah tak memperpanjang insentif atas impor mobil listrik secara Completely Built Up (CBU) pada tahun 2026. 

Ini Strategi Kalbe Farma (KLBF) Mitigasi Pelemahan Rupiah
| Senin, 29 September 2025 | 04:15 WIB

Ini Strategi Kalbe Farma (KLBF) Mitigasi Pelemahan Rupiah

Pelemahan rupiah dalam sepekan terakhir menjadi momok bagi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang masih mengandalkan bahan baku impor. 

Arah Rupiah Tentukan Pergerakan IHSG Senin (29/9)
| Senin, 29 September 2025 | 04:05 WIB

Arah Rupiah Tentukan Pergerakan IHSG Senin (29/9)

Pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh pelemahan rupiah terutama jika tren depresiasi berlanjut. 

Selamat Datang Ekonomi Retorika, Selamat Jalan Ekonomi Rasional
| Senin, 29 September 2025 | 04:03 WIB

Selamat Datang Ekonomi Retorika, Selamat Jalan Ekonomi Rasional

Rasionalitas ekonomi tidak boleh hilang, ia harus menjadi fondasi yang dibungkus oleh retorika politik yang cerdas.

Mengukur Peluang Penguatan IHSG Pada Kuartal Akhir
| Senin, 29 September 2025 | 04:00 WIB

Mengukur Peluang Penguatan IHSG Pada Kuartal Akhir

Secara historis, IHSG terkoreksi pada bulan September dan berangsur menguat hingga akhir tahun akibat efek window dressing.

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Menanti Pemulihan Pasar Semen Nasional
| Senin, 29 September 2025 | 03:46 WIB

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Menanti Pemulihan Pasar Semen Nasional

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) berharap bisnis semen nasional di semester kedua terdongkrak percepatan belanja konstruksi dan cuaca kondusif.

Begini Peta 10 Besar Manajer Investasi Setelah Akuisisi Manulife Atas Schroder
| Minggu, 28 September 2025 | 18:41 WIB

Begini Peta 10 Besar Manajer Investasi Setelah Akuisisi Manulife Atas Schroder

Akuisisi Schroder oleh Manulife 24 Sep 2025, AUM gabungan Rp 157,7 triliun, menanti persetujuan OJK. Info lengkap di sini!

Siasat Industri Properti dan Konstruksi Mengelola Dana dari KUR Perumahan
| Minggu, 28 September 2025 | 14:00 WIB

Siasat Industri Properti dan Konstruksi Mengelola Dana dari KUR Perumahan

Program kredit usaha rakyat (KUR) untuk perumahan akan menjadi amunisi pertumbuhan bisnis properti. 

Cara Dapat Kredit Rumah BTN dengan Bunga 5% dan Tenor Panjang
| Minggu, 28 September 2025 | 13:00 WIB

Cara Dapat Kredit Rumah BTN dengan Bunga 5% dan Tenor Panjang

Manfaatkan KUR perumahan BTN bunga 5% untuk rumah subsidi, tenor lama, biaya pinjaman rendah.            

iPhone 17 Jadi Amunisi Kinerja Erajaya Swasembada (ERAA) Hingga Akhir 2025
| Minggu, 28 September 2025 | 11:05 WIB

iPhone 17 Jadi Amunisi Kinerja Erajaya Swasembada (ERAA) Hingga Akhir 2025

Penjualan telepon seluler masih menjadi kontributor tertinggi bagi PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

INDEKS BERITA

Terpopuler