Investor Siap Serap Rights Issue Bank Kecil di Kuartal I 2022

Rabu, 19 Januari 2022 | 05:10 WIB
Investor Siap Serap Rights Issue Bank Kecil di Kuartal I 2022
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Ferrika Sari | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank kecil siap menggelar rights issue pada kuartal I 2022 untuk mempertebal modal inti bank. Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) salah satunya.

Head of Corporate Secretary Bank Neo Commerce Agnes Fibri Triliana mengatakan, cukup banyak investor strategis di luar Akulaku Silvrr Indonesia dan Gozco Capital yang tertarik untuk berpartisipasi menyerap saham rights issue nanti. 

Sejauh ini investor strategis tersebut masih tahap pembicaraan dengan manajemen. "Selama memiliki visi dan misi yang sama dalam pengembangangan bank digital yang sehat di Indonesia dan untuk mencapai inklusi keuangan," kata Agnes, Selasa (18/1). 

BBYB yakin bisa penuhi target dana rights issue senilai Rp 5 triliun pada triwulan I 2022. Selain karena adanya investor strategis, Agnes melihat antusias masyarakat terhadap bisnis Bank Neo selama satu tahun terakhir. 

Rencananya, dana rights issue tersebut akan digunakan sebagian untuk belanja modal, seperti pengembangan infrastruktur digital. Hal ini sejalan dengan target 15 juta pengguna aplikasi digital Bank Neo Commerce tahun ini untuk mendorong peningkatan dana murah. 

Salah satu layanan digital anyar yang akan diluncurkan BBYB tahun ini seperti transaksi jual beli saham atau instrumen investasi lain di pasar modal melalui rekening bank. Selain itu, bank ini juga akan meluncurkan fitur kredit yang akan tersedia di aplikasi pada kuartal I ini. 

Sebelumnya, Bank Neo berhasil kumpulkan dana rights issue Rp 2,5 triliun pada tahun lalu. Perusahaan ini kembali akan melakukan aksi korporasi serupa demi memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun pada 2022. Modal inti bank ini per September 2021 masih Rp 1,02 triliun. Ini belum termasuk duit segar rights issue akhir tahun lalu. 

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) juga akan segera rights issue pada Maret mendatang. Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, Bank BJB menargetkan dana hasil rights issue minimal Rp 925 miliar dengan asumsi per saham senilai Rp 1.000.

"Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham utama dengan kepemilikan 38,18% pun telah menganggarkan dana dalam APBD untuk dapat mengambil seluruh haknya," kata Yuddy, Selasa (18/1). 

Dengan demikian, kata Yuddy, pemerintah kabupaten kota lain juga telah menganggarkan dana yang memadai untuk aksi korporasi ini. Rencananya, dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan bank untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit. 

Seperti diketahui, BJBR menawarkan sebanyak-banyaknya 925 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) akan dibagikan kepada para pemegang saham yang tercatat pada 9 Maret 2022.
 

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

INDEKS BERITA

Terpopuler