IPO PT Jaya Swarasa Agung Tbk, Harga Penawaran Rp 335 Hingga Rp 360 per Saham

Selasa, 02 November 2021 | 10:36 WIB
IPO PT Jaya Swarasa Agung Tbk, Harga Penawaran Rp 335 Hingga Rp 360 per Saham
[ILUSTRASI. Ilustrasi pencatatan saham perdana IPO di Bursa Efek Indonesia BEI. PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS) berniat membangun pabrik biskuit baru menggunakan dana IPO. KONTAN/Fransiskus Simbolon]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendatang baru yang akan meramaikan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang satu ini datang dari sektor konsumsi. Ialah PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan akan bergabung di BEI lewat initial public offering atau IPO.

Jika tak ada aral melintang, saham IPO PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan dicatatkan di BEI pada 25 November 2021. Sejak hari ini, 2 November hingga 8 November 2021, IPO PT Jaya Swarasa Agung Tbk memasuki masa bookbuilding.

Harga penawarannya ada di rentang Rp 335 hingga Rp 360 per saham, dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Rencananya, PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan melepas sebanyak-banyaknya 240,3 juta saham, setara 21,87 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO.

Dus, lewat hajatan IPO, PT Jaya Swarasa Agung Tbk berpeluang meraup dana segar antara Rp 80,50 miliar hingga sekitar Rp 86,51 miliar.

Baca Juga: Depo Bangunan Bersiap IPO, CSAP Akan Kedatangan Penantang di Bursa Saham

Oh ya, nama PT Jaya Swarasa Agung Tbk mungkin tak dikenal luas. Pun halnya dengan merek produk makanan ringan seperti snack, biskuit atau wafer roll bikinan perusahaan itu; Itchi, Domoo, Richi, Twiz, Krakenz dan Wasuka. Sebagian besar dari Anda mungkin lebih familiar dengan merek lain besutan perusahaan-perusahaan besar.

Meski demikian, IPO PT Jaya Swarasa Agung Tbk tetap menarik untuk dicermati. Apalagi mengingat rencana penggunaan dana IPO untuk kepentingan ekspansi, yang pastinya akan berdampak ke kinerja perusahaan ke depan.

Perinciannya, pertama, sekitar 52,65 persen dana IPO akan digunakan untuk pembangunan pabrik baru untuk produk biskuit di Sumedang, Jawa Barat. Pabrik anyar ini diperkirakan akan menelan biaya pembangunan sekitar Rp 42,91 miliar.

Pabrik biskuit PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama akan dimulai paling lambat sekitar Januari 2022 dan akan selesai pada Agustus 2022. Tahap kedua akan dimulai pada September 2022 dan akan selesai pada Desember 2022.

Kedua, sekitar 37,54 persen akan digunakan untuk pembelian dan instalasi mesin-mesin produksi untuk pabrik anyar di Sumedang. Mesin-mesin itu dibeli dari perusahaan China, Yangjiang Wenva Yuandong Industry Co.,Ltd dengan harga sekitar Rp 30,60 miliar. 

Pengadaan mesin-mesin produksi ini dilakukan secara bertahap, dimulai dua bulan setelah dana IPO diterima hingga Juni 2023.

Ketiga, sisa dana IPO yang sekitar 9,81 persen akan dialokasikan untuk keperluan modal kerja seperti pembelian bahan baku produksi.

Merujuk prospektus awal IPO PT Jaya Swarasa Agung Tbk yang dipublikasikan pada Selasa (2/11), urgensi pembangunan pabrik anyar di Sumedang lantaran kapasitas produksi untuk produk biskuit sudah mencapai 70 persen. Perseroan saat ini mengoperasikan pabrik di Legok, Kabupaten Tangerang.

Baca Juga: IPO Produsen Alat Kantor Bantex PT Perma Plasindo Tbk, Ada Bonus Waran Untuk Investor

Nah, menurut manajemen perseroan, jika pabrik di Sumedang selesai dibangun, dampaknya akan cukup signifikan bagi kinerja PT Jaya Swarasa Agung Tbk. 

Perhitungan manajemen, tambahan pendapatan dari pabrik anyar ini mencapai Rp 45,26 miliar pada 2022. Lalu kontribusinya akan akan bertambah menjadi Rp 197,55 miliar pada 2025.

Sementara kontribusinya ke laba bersih akan mencapai Rp 9,66 miliar pada 2022. Sumbangannya akan bertambah menjadi sebesar Rp 25,33 miliar pada 2025.

Sebagai gambaran, penjualan bersih PT Jaya Swarasa Agung Tbk per 30 Juni 2021 mencapai Rp 147,11 miliar, turun 1,54 persen dibanding periode sama tahun lalu. 

Sementara laba bersihnya mencapai Rp 2,67 miliar, berbanding rugi bersih Rp 3,01 miliar di semester I-2020.

Oh ya, PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan menggunakan kode emiten TAYS. Ini merujuk kepada nama pendiri dan pemegang saham pengendali perusahaan itu: Anwar Tay. 

Pria 66 tahun tersebut kini menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Jaya Swarasa Agung Tbk. Anak laki-lakinya, yakni Alexander Anwar didapuk sebagai Direktur Utama.  

Dalam hajatan IPO, PT Jaya Swarasa Agung Tbk akan dibantu oleh NH Korindo Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Selanjutnya: Archi Indonesia (ARCI) Berharap pada Produksi Emas Pit Araren

 

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler