Jadi Miliader di Usia 37 Tahun, Nilai Kekayaan Bersih Nico Po Rp 50,81 triliun

Kamis, 17 Oktober 2019 | 03:43 WIB
Jadi Miliader di Usia 37 Tahun, Nilai Kekayaan Bersih Nico Po  Rp 50,81 triliun
[ILUSTRASI. Dokumen Pollux Properti Indonesia Nico Po Sukses Membawa Pollux Properti Tumbuh Pesat]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Pollux Properti Indonesia masih jadi perbincangan hangat para pelaku pasar. Saham perusahaan properti ini melonjak ratusan persen hanya dalam waktu singkat. 

Lonjakan harga saham itu membuat Nico Purnomo Po, chief operating officer dan pemegang saham pengendali Pollux menjadi miliader baru Indonesia di usianya yang baru 37 tahun. 

Mengutip Bloomberg, di atas kertas Nico Po memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 3,6 miliar atau setara Rp 50,81 triliun. Nico merupakan pemegang saham pengendali Pollux dengan kepemilikan saham mencapai 85% yang diperoleh dari ayahnya, Po Sun Kok melalui dua perusahaan holding

Baca Juga: Nico Po sukses membawa Pollux Properti tumbuh pesat

Nico juga memiliki 90% saham dalam bisnis properti keluarga, Pollux Properties Ltd, yang diperdagangkan secara publik di bursa Singapura.

Kekayaan Nico melonjak drastis sejak harga saham Pollux melesat tinggi. Sejak pertengahan Juli lalu, saham Pollux sudah mendaki hampir 500%. Bahkan perusahaan ini menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di antara emiten properti lainnya. 

Saat ini, kapitalisasi pasar Pollux sebesar Rp 58,44 triliun dan mengalahkan kapitalisasi emiten yang sudah lama bercokol di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebut saja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Lippo Karawaci Tbk (LKPR). Padahal, Pollux adalah emiten yang baru mencatatkan saham perdana pada 11 Juli 2018.

Kenaikan harga saham tersebut sejauh ini menjadi yang tertinggi di antara 4.700 saham di Bloomberg World Index. Dus, valuasi Pollux pun meningkat menjadi 34 kali aset bersih, atau 10 kali lebih tinggi dari rata-rata industri di Indonesia. 

“Ada kekhawatiran sebelumnya apakah kami dapat melaksanakan apa yang telah kami janjikan kepada pelanggan, tetapi kami telah membuktikannya,” ujar Nico seperti dilansir Bloomberg, Selasa (15/10). 

Baca Juga: Saham Kelas Dua Menjadi Incaran

Catatan KONTAN, Pollux saat ini tengah menyelesaikan pembangunan proyek mega superblok Meisterstadt Batam yang berkolaborasi dengan keluarga besar BJ Habibie  melalui PT Pollux Barelang Megasuperblok.

Proyek di lahan seluas 9 hektare ini akan merangkum 11 gedung pencakar langit yang terdiri atas 8 menara apartemen sebanyak 6500 unit, 1 hotel, 1 rumah sakit bertaraf internasional, mal, pertokoan serta 1 perkantoran dengan rencana ketinggian 100 lantai. Investasi yang disiapkan untuk membangun proyek ini mencapai Rp 11 triliun.

Selain itu, POLL juga membangun superblok di kawasan Cikarang lewat  PT Pollux Aditama Kencana yakni berkongsi dengan Virginia Properti Group.

Baca Juga: Pollux (POLL) optimistis target marketing salesnya tercapai, ini alasannya

Proyek ini mengusung konsep 6 in 1 integrated development, yang akan merangkum hotel bintang 4+ sebanyak 178 kamar, apartemen, food & beverage, SOHO dengan total 144 unit, Chadstone Mall Cikarang serta rumah sakit.

Nico Po juga memimpin Pollux mengembangkan proyek properti multi fungsi bertajuk Gangnam District di Bekasi. Proyek ini dikembangkan dengan nilai investasi Rp 2 triliun.

Dibangun di lahan seluas 2,5 hektare, proyek ini merangkum 8 menara apartemen yang akan dilengkapi dengan beragam fasilitas eksklusif.

Atas keberhasilnya memimpin Pollux Properti Indonesia tumbuh semakin besar, Nico Po meraih penghargaan sebagai CEO of The Year 2019 dalam ajang Indonesia Property&Bank Award (IPBA) 2019 ke XIV. 

Kemajuan ini sudah jauh melampaui awal mula berdirinya perusahaan keluarga tersebut. Nenek Nico sebelumnya hanya menjual kemeja yang ia jahit sendiri ke teman-teman di Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Lampaui target, Puradelta catat marketing sales Rp 1,6 triliun hingga kuartal III

Bisnis tekstil itu masih eksis melalui PT Golden Flower Tbk (POLU). Perusahaan itu kini memasok merek-merek besar seperti Calvin Klein, Zara dan Muji. Saham Golden Flower juga sudah melesat ratusan persen sejak listing di bulan Juni. 

Nico, yang menolak mengomentari kekayaan keluarganya, lahir di Semarang dan datang ke Singapura untuk menempuh pendidikan komputer di National University of Singapore. Dia memulai karirnya di bidang real estat di negara itu dan kembali berbisnis di Indonesia saat kebutuhan perumahan dan infrastruktur telah meningkat. 

"Saya mempelopori ekspansi ke properti, saya melihat peluang bagus dan merasa ini menjadi saat yang tepat untuk masuk," kata Nico tentang transisi bisnisnya tersebut. 

Mencerminkan fundamental?

Meski harganya naik pesat, banyak analis yang meragukan kenaikan saham Pollux mencerminkan fundamentalnya. BEI pun sempat mempertanyakan kenaikan saham ini pada bulan Agustus lalu. Manajemen Pollux pun mengklaim kenaikan harga saham itu sejalan dengan kinerja keuangannya. 

Di bulan September, bursa menghentikan sementara perdagangan saham Pollux karena terus melonjak tak wajar. 

Baca Juga: Harga Saham Pollux Properti (POLL) Sudah Naik Tinggi, Ini Rekomendasi Analis

Nico mengatakan, kenaikan harga Pollux Properti mencerminkan fundamental properti investasi perusahaan, yang menghasilkan pendapatan berulang. 

Pada semester I-2019, Pollux mencetak pendapatan Rp 403,51 miliar atau naik 197,29% dibanding setahun sebelumnya. Dus, laba bersih ikut terkerek 200,5% menjadi Rp 35,85 miliar. Kenaikan tersebut disumbang hasil penjualan properti mencapai 93,34% dari total pendapatan perusahaan.

Namun, beberapa analis menilai, melesatnya harga saham Pollux belum tentu karena fundamentalnya. Pasalnya, saham ini memiliki likuiditas yang kecil. Jumlah kepemilikan publik hanya 15% 

"Saham ini memiliki likuiditas yang sangat kecil, sehingga harga mungkin saja tidak mencerminkan fundamental perusahaan," kata John Teja, Direktur PT Ciptadana Sekuritas. 

Dalam wawancara KONTAN sebelumnya, analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas juga menilai, karena saham POLL yang tersebar masih 15%, akan sangat mudah untuk menaikkan harga saham ini.

Baca Juga: Saham Pollux Properti (POLL) terus menguat, begini saran analis

Meski begitu, menurut Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony, segmen bisnis Pollux di apartemen memang menarik dalam jangka panjang. Terutama pada daerah-daerah yang sudah padat penduduk.

Baca Juga: Saham Pollux Properti (POLL) terus menguat, begini saran analis

 

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA

Terpopuler