Jalan Tol Bertambah, Ini Rekomendasi Tiga Analis Untuk Saham Jasa Marga (JSMR)
KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) masih memiliki prospek positif tahun ini. Pasalnya, sejumlah proyek jalan tol Jasa Marga sudah mulai rampung. Terlebih, lini bisnis jalan tol memiliki peran yang signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan emiten tersebut.
Hingga semester I-2019, JSMR membukukan penurunan pendapatan 25,88% secara year on year (yoy) menjadi Rp 13,83 triliun. Pada periode yang sama pendapatan tol dan usaha lainnya naik 6,6% menjadi Rp 5,16 triliun. Sedangkan pendapatan konstruksi turun 37,42% menjadi Rp 8,68 triliun. Meski total pendapatan Jasa Marga turun, laba bersih naik tipis 1,4% jadi Rp 1,06 triliun.
Analis Kresna Sekuritas Andreas Kristo Saragih menilai, pendapatan JSMR ini sebenarnya hanya mencakup lini bisnis jalan tol dan usaha lainnya. "Lini bisnis konstruksi hanya bersifat net off atau untuk memenuhi aturan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) saja," jelas dia, Senin (29/7).
Baca Juga: Mengapa Indonesia Terkesan Kurang Siap Menarik Minat Investor di Kendaraan Listrik? premium
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta, dalam riset yang ditulis pada 23 Juli, juga berpendapat, pertumbuhan pendapatan jalan tol JSMR relatif sejalan dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) dalam lima tahun. Di semester I-2013 hingga semester I-2018, CAGR mencapai 9,3%.
Per semester satu tahun ini, Jasa Marga telah mengoperasikan beberapa jalan tol baru. Jasa Marga telah mengoperasikan 41 km jalan tol baru di 2019, yaitu Medan–Kualanamu Seksi 7 dan Pandaan–Malang Seksi 1-3, serta Gempol–Pandaan (Akses ke Pandaan–Malang). Kenaikan kinerja pendapatan jalan tol JSMR, menurut Analis Indo Premier Sekuritas Willy Goutama, juga ditopang kenaikan tarif tol di Jakarta-Cikampek.
Suku bunga
Selain itu, JSMR juga mendapat pemasukan dari meningkatnya arus lalu lintas kendaraan di sepanjang ruas jalan tol Jawa Timur sebesar 45% secara tahunan dan Jawa Tengah sebesar 41% di semester I-2019. "Ini menandakan ketergantungan terhadap ruas tol kawasan Jakarta sudah mulai berkurang," tutur dia dalam riset 25 Juli.
Analis yakin JSMR masih bisa mencetak kinerja positif di sisa tahun ini. Apalagi, emiten pelat merah ini tengah berusaha menyelesaikan sejumlah proyek jalan tol agar bisa rampung di tahun ini.
Jasa Marga tengah mempercepat pengerjaan ruas Jakarta-Cikampek II Elevated, Pandaan-Malang Seksi 4 dan 5, Kunciran-Serpong, serta Balikpapan-Samarinda. Keempat proyek tersebut akan melengkapi proyek jalan tol yang sudah lebih dulu beroperasi.
Baca Juga: Ini Dampak Penyesuaian Bobot Indeks LQ45 ke Harga Saham Emiten
Di antaranya adalah proyek jalan tol Medan–Kualanamu Seksi 7, Pandaan-Malang Seksi 1-3, dan Gempol–Pandaan. Andreas melihat, rampungnya proyek-proyek jalan tol tentu akan mendatangkan manfaat bagi JSMR. Khusus ruas Jakarta–Cikampek II Elevated, JSMR berpeluang memperoleh pendapatan maksimal karena ada penyesuaian tarif tol di ruas tersebut.
JSMR juga akan diuntungkan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia menjadi 5,75%. Sebab beban bunga emiten ini akan lebih rendah. Beban bunga Jasa Marga di semester I 2019 mencapai Rp 1,1 triliun.
Ini artinya dengan turunnya bunga acuan, JSMR lebih leluasa mencari instrumen pendanaan untuk proyek jalan tol. Perusahaan ini sudah menerbitkan obligasi, KIK DINFRA dan KIK EBA, hingga RDPT. Karena itu, Willy menyarankan beli saham JSMR dengan target harga Rp 6.625.
Andreas dan Fahressi merekomendasikan hold JSMR. Andreas memasang target harga Rp 5.475 dan Fahressi di Rp 6.000. Fahressi memprediksi pendapatan JSMR di bisnis jalan tol dan usaha lain mencapai Rp 10,95 triliun di 2019, dengan laba bersih sebesar Rp 2,07 triliun.