Jalan Tol Jasa Marga (JSMR) Bertambah, Simak Rekomendasi Sahamnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program pembangunan infrastruktur yang masif memicu peningkatan aktivitas bisnis PT Jasa Marga Tbk. Buktinya, panjang jalan tol yang dikelola emiten berkode JSMR ini bertambah.
Secara kumulatif, sepanjang 2018 lalu, JSMR telah mengoperasikan jalan tol sepanjang 978 kilometer (km). Jumlah ini meningkat 48% (yoy) ketimbang tahun sebelumnya yang baru 660 km.
Peningkatan tersebut didorong oleh sejumlah proyek jalan tol baru, dengan total panjang tol yang telah rampung 323,94 km dan bisa beroperasi di 2018. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta mengatakan, capaian ini tergolong positif. Sebab, target awal jalan tol baru yang dapat beroperasi di tahun lalu hanya 317,9 km.
Secara umum, penambahan jalan tol yang dikelola oleh JSMR dapat memberi dampak positif bagi kinerja JSMR secara jangka panjang. Namun untuk jangka pendek, tekanan akan dirasakan oleh JSMR.
Menurut dia, kehadiran jalan tol baru dapat menimbulkan risiko berupa keuntungan yang tidak maksimal di masa awal operasional. Bahkan, tidak menutup kemungkinan jalan tol baru tersebut malah mendatangkan kerugian.
"Laba bersih JSMR bisa tertekan karena mayoritas tol yang dikelola perusahaan baru beroperasi dan belum bisa memberikan kinerja yang matang dalam waktu dekat," ungkap dia, Kamis (31/1).
Hal ini tak lepas dari masih minimnya kendaraan yang melintas di jalan tol baru itu. Di sisi lain, belum maksimalnya konektivitas antara jalan tol dengan jalan di sekitarnya juga jadi penghambat keuntungan operasional JSMR.
Perlu dana besar
Analis Sinarmas Sekuritas Anthony Angkawijaya menambahkan, ekspansi besar JSMR membutuhkan dana belanja modal yang besar. Kabarnya, perusahaan pelat merah ini menyiapkan capital expenditure sebesar Rp 30 triliun pada tahun ini.
Perusahaan ini pun masih menggeber proyek jalan tol baru. Tingginya nilai capex dapat mendongkrak beban pendapatan JSMR di masa mendatang.
Anthony memperkirakan, beban pendapatan JSMR bisa mencapai Rp 4,75 triliun di 2019 dan meningkat di tahun menjadi Rp 5,21 triliun. "Siklus capex yang besar dari JSMR bisa berlanjut sampai tahun 2020," tulis dia dalam riset 4 Januari lalu.
Dia juga memprediksi, tingginya capex dan kebutuhan pembiayaan JSMR lainnya berpotensi mendorong nilai debt to equity ratio (DER) ke level 2,2 kali pada tahun ini. Untungnya, emiten plat merah ini tergolong lihai dalam menggunakan pembiayaan alternatif. Contohnya dengan menerbitkan reksadana penyertaan terbatas, dana investasi infrastruktur (DINFRA), dan sekuritisasi aset.
Ini membuat Fahressi tetap menyarankan beli saham JSMR dengan target harga Rp 5.600 per saham. Prediksi dia, pendapatan JSMR mencapai Rp 10,94 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,04 triliun di akhir tahun ini.
Sementara itu, Anthony memberi rekomendasi netral untuk JSMR dengan target harga Rp 4.900 per saham. Analis Mirae Aset Sekuritas Giovanni Dustin merekomendasikan hold dengan target harga Rp 5.300 per saham.