Jika Harga Tiket Pesawat dinaikkan Rp 100 Ribu, AirAsia (CMPP) Bisa Meraih Untung

Selasa, 25 Juni 2019 | 07:16 WIB
Jika Harga Tiket Pesawat dinaikkan Rp 100 Ribu, AirAsia (CMPP) Bisa Meraih Untung
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) masih optimistis bisa mencatat laba bersih pada tahun ini, meski masih bermain dan mempertahankan tarif murah. Berbeda dengan maskapai lain yang ramai-ramai berupaya kembali ke tarif tiket normal untuk memperbaiki kinerja keuangannya, AirAsia masih mampu berkompetisi lantaran memiliki tingkat efisiensi yang cukup baik.

Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk Dendy Kurniawan mengatakan pihaknya memang masih berupaya memberikan harga tiket pesawat yang murah. Sepanjang tahun lalu, AirAsia Indonesia mencatatkan kerugian tahun berjalan sebesar Rp 907,02 miliar.

"Sebenarnya kalau mau cari untung, maka menaikkan Rp 100.000 saja dari 1,8 juta penumpang, maka kami sudah untung. Namun kami masih berkomitmen memberikan harga yang terjangkau kepada masyarakat," ujar dia, Senin (24/6).

Untuk target bottom line, Dendy masih optimistis AirAsia Indonesia bakal mencatatkan laba bersih pada tahun ini. Pertimbangannya, komponen biaya tidak bakal ada kenaikan signifikan sepanjang tahun 2019. Tahun lalu, penyebab AirAsia Indonesia merugi akibat kenaikan harga avtur ditambah peristiwa bencana alam seperti Gunung Agung di Bali.

Pendapatan melonjak

Hingga kuartal pertama tahun ini, AirAsia Indonesia membukukan pendapatan senilai Rp 1,33 triliun, tumbuh 57,93% dibandingkan pendapatan kuartal pertama tahun lalu senilai Rp 843,84 miliar. Di periode yang sama, rugi bersih AirAsia Indonesia juga menurun dari Rp 218,68 miliar menjadi Rp 93,79 miliar.

Salah satu upaya peningkatan kinerja keuangan AirAsia Indonesia adalah dengan meningkatkan utilitas pesawat. Selama ini utilitas pesawat AirAsia Indonesia per hari rata-rata 12,2 jam. Kami menargetkan naik menjadi 13 jam, ujar Dendy.

Dengan kenaikan utilitas, maka pendapatan perusahaan otomatis bakal naik. Di sisi lain, biaya sewa pesawat yang merupakan fixed cost tidak terpengaruh. Paling-paling komponen biaya yang akan bertambah adalah biaya avtur.

Selain itu, AirAsia Indonesia juga bakal menambah lima unit pesawat Airbus A320 dengan kapasitas 180 kursi. Alhasil, total pesawat yang dioperasikan perusahaan itu sebanyak 29 pesawat.

Pengadaan pesawat anyar tersebut bakal memenuhi rencana AirAsia Indonesia untuk memperkuat penerbangan mereka di rute domestik. Adapun beberapa rute domestik yang akan dibuka adalah Jakarta–Lombok, Bali–Labuan Bajo, Lombok–Yogyakarta, Bali–Lombok, dan Surabaya–Kertajati.

Pembayaran digital

Tak cuma itu, emiten ini juga berencana memperkuat pendapatan non-penerbangan untuk mengejar laba tahun ini. Caranya, mereka bakal membentuk entitas anak di bisnis pembayaran digital.

Dendy bilang, nama sistem pembayaran tersebut adalah BigPay. Adapun pertimbangan merambah bisnis pembayaran digital lantaran AirAsia melayani banyak rute internasional, sehingga memiliki kas dari berbagai mata uang.

Dia menjelaskan, dengan adanya kas dari berbagai mata uang, pihaknya mampu memberikan layanan pengiriman uang luar negeri secara real time. "Selama ini berbagai mata uang yang dibayarkan penumpang baik berupa yen, dollar Australia, dan lain-lain kurang optimal," kata dia.

Nah, ketersediaan kas itulah yang akan dimanfaatkan CMPP karena memiliki kurs yang diyakini bakal lebih rendah dibanding bank. Sebab, dengan ketersediaan berbagai kas mata uang asing, AirAsia Indonesia tidak perlu menukarkan kasnya ke bank. Cuma, Dendy belum bisa mengungkapkan kapan BigPay meluncur, karena masih mengurus proses perizinan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain BigPay, situs airasia.com juga bakal dimaksimalkan sebagai one stop shopping. Kelak, situs tersebut tidak hanya menawarkan tiket pesawat AirAsia, tetapi juga menjadi agen perjalanan untuk pemesanan kamar hotel. "Harapan kami tidak hanya untuk beli tiket AirAsia saja, tapi untuk maskapai lain juga," tambah Dendy.

Bagikan

Berita Terbaru

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:01 WIB

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final

Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan PPh final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak menambah beban pajak baru

INDEKS BERITA

Terpopuler