Kebijakan China Dorong Kenaikan Harga Nikel

Kamis, 17 Januari 2019 | 05:10 WIB
Kebijakan China Dorong Kenaikan Harga Nikel
[]
Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam industri melesat di awal 2019. Harga sejumlah logam industri, seperti timah dan nikel, naik berkat kenaikan permintaan, khususnya dari China.

Selasa (15/1), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) menguat 2,46% menjadi US$ 11.670 per metrik ton. Dalam sepekan, harganya sudah melonjak 4,38%. Secara year to date (ytd), harga nikel melejit 9,17%.

Kenaikan harga nikel terjadi setelah dollar Amerika Serikat (AS) loyo. Sebagai komoditas yang diperdagangkan dengan dollar AS, nikel mendapat tenaga setelah The Federal Reserve bersikap dovish terkait kebijakan kenaikan suku bunga acuan.

Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto menambahkan, kebijakan Pemerintah China mendorong ekonomi turut jadi katalis positif.Sekedar informasi saja, kemarin People's Bank of China (PBoC) menyuntikkan dana tunai harian terbesar melalui operasi pasar terbuka.

Bank sentral China ini menyuntikkan dana CNY 350 miliar melalui reverse bond repurchase agreement bertenor tujuh hari dan CNY 220 miliar melalui reverse repo bertenor 28 hari. Hal ini semakin menguatkan adanya pelonggaran kebijakan untuk menghadapai perlambatan ekonomi di negara tersebut.

Pengaruh Brexit

Andri menuturkan, China juga menurunkan tingkat cadangan yang perlu disisihkan bank komersial untuk kelima kalinya dalam setahun. Tujuannya, memacu pinjaman perbankan. “Terutama pinjaman bagi perusahaan kecil dan menengah. Beijing juga memotong pajak dan biaya, serta meningkatkan investasi infrastruktur untuk menopang perekonomian,” ungkap Andri.

Stimulus lain yang juga diberikan pemerintah China adalah pemangkasan pajak. Dengan adanya pemotongan pajak tersebut, diharapkan dapat menaikkan permintaan dari sektor komoditas, tak terkecuali nikel.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, kekalahan Perdana Menteri Theresa May dalam voting Brexit ternyata tak mempengaruhi pasar. “Meski pemungutan suara ditolak, Theresa May mengajukan voting lagi untuk mencapai mediasi. Sehingga pelaku pasar tidak cemas," kata dia.

Di samping itu, isu tensi perang dagang AS dan China yang turun juga jadi katalis positif bagi harga nikel. Keputusan perang dagang bakal terjawab pada Maret mendatang. Jika perang dagang kembali memanas, harga nikel kembali masuk tren bearish.

Selain itu, jika stimulus yang digelontorkan gagal mengangkat pertumbuhan China, Andri melihat peluang harga nikel untuk tetap menguat sulit terlaksana. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, harga nikel berpotensi menembus level US$ 12.000 per metrik ton..

Bagikan

Berita Terbaru

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 09:21 WIB

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan

Kapsupenkum Kejaksaan Agung menyatakan, negara harus mendapat prioritas atas pengembalian kerugian negara dari aset Sritex​.

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:55 WIB

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih menduduki menjadi penguasa pasar produk biskuit dengan pangsa pasar 37% dan sereal dengan pangsa pasar 69%.​

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:43 WIB

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (23 Mei 2025) 1 gram Rp 1.910.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,41% jika menjual hari ini.

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:37 WIB

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat

Rasio pendapatan negara terhadap PDB diperkirakan ada di kisaran 11,71%–12,22%, lebih rendah dibanding target APBN 2025 sebesar 12,36%.

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:31 WIB

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan

Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan atau CAD untuk kuartal I-2025 sebesar US$ 177 juta

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:27 WIB

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA

Tim Penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus kredit Sritex.

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:22 WIB

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya

Investor perlu hati-hati lantaran lonjakan harga saham gocap tak selalu sejalan dengan perbaikan di sisi kinerja keuangan.

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:06 WIB

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO

Laba tahun berjalan PT Chandra Daya Investasi (CDI) melambung 271,86% menjadi sebesar US$ 30,23 juta pada kuartal I-2025.

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:05 WIB

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana

Penguatan rupiah ini masih didorong  pelemahan dolar AS.  “Pasar bersikap hati-hati. Jumat pagi (23/5), indeks dolar melemah 0,16% ke 99,69.

Ekspansi Bisnis, Hotel Fitra Internasional (FITT) Bangun Umrah Park
| Jumat, 23 Mei 2025 | 07:54 WIB

Ekspansi Bisnis, Hotel Fitra Internasional (FITT) Bangun Umrah Park

Seluruh capex tersebut untuk pembangunan tempat wisata bertema religi, Kertajati Umrah Park di Majalengka.

INDEKS BERITA

Terpopuler