Kelola Bandara Hang Nadim Selama 25 Tahun Bersama Konsorsium, WIKA Gelar RUPSLB

Rabu, 01 September 2021 | 10:11 WIB
Kelola Bandara Hang Nadim Selama 25 Tahun Bersama Konsorsium, WIKA Gelar RUPSLB
[ILUSTRASI. Sejumlah calon penumpang melintas di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (10/6/2021). ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/hp.]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masuk ke bisnis bandar udara (bandara) terus berjalan. WIKA bakal mengelola Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau.

Untuk memuluskan agenda penambahan usaha di bisnis bandara, Kamis, 2 September 2021 WIKA akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).

Pada 30 Maret 2021 konsorsium WIKA bersama Angkasa Pura Airports dan Incheon International Airport Corporation (IIAC) ditunjuk sebagai pemenang lelang pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

Penandatanganan awal (head of agreement) kerja sama pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam telah ditandangani Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) dengan Konsorsium AP1-IIAC-WIKA pada 19 Juli 2021.

 

 

Selanjutnya, untuk mengelola Bandara Hang Nadim dengan masa pengelolaan 25 tahun, konsorsium akan membentuk perusahaan patungan.

Porsi WIKA di perusahaan patungan ini sebesar 19%. Sementara AP1 51% dan IIAC 30%. Meski demikian, merujuk keterbukaan informasi yang dirilis WIKA (31/8), belum diketahui besaran setoran modal masing-masing pihak.

Baca Juga: Inflasi Mini Akibat Daya Beli Kian Lesu

Pengelolaan bandara Hang Nadim oleh konsorsium WIKA-AP1-IIAC meliputi peningkatan fasilitas terminal penumpang dan kargo serta fasilitas sisi udara dan sisi darat eksisting.

Perusahaan patungan yang akan dibentuk itu juga akan mengelola aset fisik berupa fasilitas bandara, pengoperasian layanan serta fasilitas penunjuangnya, pengembangan dan pemeliharaan fasilitas kebandarudaraan. 

Merujuk penjelasan Angkasa Pura Airports beberapa waktu lalu, para anggota konsorsium akan berbagi peran. Sebagai pemimpin konsorsium, Angkasa Pura Airports akan bertanggung jawab dalam hal manajemen operasional dan komersial secara umum.

Sementara IIAC memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam hal pemasaran dan strategi pengembangan bandara secara umum. Lalu Wijaya Karya memiliki tanggung jawab dalam hal manajemen infrastruktur bandara.

Berdasarkan perhitungan manajemen WIKA, net present value (NPV) dari proyek incremental sebelum dan sesudah rencana transaksi yang akan diterima WIKA sekitar Rp 204,01 miliar. Atau rata-rata sekitar Rp 8,16 miliar per tahun selama 25 tahun. 

Berdasarkan pengujian atas proyeksi keuangan selama 25 tahun, tingkat NPV dengan asumsi discount rate menggunakan cost of equity sebesar 21,31%, menunjukkan NPV positif sekitar Rp 128,19 miliar.

Sementara berdasarkan pengujuian atas proyeksi keuangan selama 25 tahun, profitability index (PI) dengan discount rate 21,31% menunjukkan nilai 1,6888, atau lebih besar dari 1. Dengan demikian proyek ini dalam kondisi layak.

Selanjutnya: Valuasi Berubah Seiring Rilis Kinerja Semester I-2021, Ini Saham Poultry Paling Murah

 

Bagikan

Berita Terbaru

Penambang Kirim Surat Keberatan ke Presiden
| Rabu, 26 Maret 2025 | 04:16 WIB

Penambang Kirim Surat Keberatan ke Presiden

APNI mengklaim, beban yang semakin berat bagi perusahaan berpotensi membuat praktik pertambangan liar semakin marak.

Laba Bank Bermodal Besar Kembali Tumbuh
| Rabu, 26 Maret 2025 | 04:05 WIB

Laba Bank Bermodal Besar Kembali Tumbuh

Kinerja bank KBMI 4 di dua bulan pertama tahun ini mengalami perbaikan. Mayoritas mencatatkan kenaikan pertumbuhan laba bersih secara tahunan. ​

Mahasiswa Universitas Indonesia Gugat UU TNI ke Mahkamah Konstitusi
| Rabu, 26 Maret 2025 | 04:05 WIB

Mahasiswa Universitas Indonesia Gugat UU TNI ke Mahkamah Konstitusi

Para penggugat menilai pengesahan UU TNI tidak dilakukan secara transparan dan tidak termasuk dalam prolegnas tahun ini.  

Kinerja 2024 Moncer, Indocement (INTP) Bidik Kenaikan Penjualan 2% Pada 2025
| Rabu, 26 Maret 2025 | 04:05 WIB

Kinerja 2024 Moncer, Indocement (INTP) Bidik Kenaikan Penjualan 2% Pada 2025

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menargetkan permintaan semen tahun 2025 tumbuh 1%-2%, meski ada pengurangan anggaran infrastruktur.

Gerak Cepat Mengalihkan Saham BUMN ke Danantara
| Rabu, 26 Maret 2025 | 04:00 WIB

Gerak Cepat Mengalihkan Saham BUMN ke Danantara

Biro Klasifikasi Indonesia atau BKI untuk sementara menjadi holding operasional Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

Emiten Energi BUMN Berharap Peran Danantara
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:25 WIB

Emiten Energi BUMN Berharap Peran Danantara

Melihat efek pendirian Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara ke prospek kinerja emiten-emiten BUMN energi

Aturan Credit Scoring Bakal Pangkas Penyaluran Kredit Fintech
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:25 WIB

Aturan Credit Scoring Bakal Pangkas Penyaluran Kredit Fintech

Pada tahun ini, batas maksimal yang diperbolehkan 40% dari pendapatan peminjam. Di 2026, batas maksimal akan turun lagi menjadi 30%. 

IHSG Menguat ke 6.235, Market Cap BBCA Kembali Mendekati Rp 1.000 Triliun Lagi
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:25 WIB

IHSG Menguat ke 6.235, Market Cap BBCA Kembali Mendekati Rp 1.000 Triliun Lagi

IHSG naik 1,21% atau 74,40 poin ke 6.235,62 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/3).

Multifinance Awasi Ketat Agar Kredit Tak Jadi Macet
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:15 WIB

Multifinance Awasi Ketat Agar Kredit Tak Jadi Macet

Multifinance proyeksi kredit macet naik usai lebaran. Padahal rasio NPF gross multifinance per Januari 2025 telah mencapai 2,96%. 

Mandom Indonesia (TCID) Terus Memoles Kinerja Bisnis
| Rabu, 26 Maret 2025 | 03:15 WIB

Mandom Indonesia (TCID) Terus Memoles Kinerja Bisnis

TCID berupaya mengoptimalkan kinerja bisnis di tahun ini setelah merilis banyak produk baru pada paruh kedua tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler