Kenaikan Harga Jual Dorong Produksi Mineral

Senin, 22 April 2019 | 07:48 WIB
Kenaikan Harga Jual Dorong Produksi Mineral
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak seperti migas, komoditas mineral seperti nikel, timah, dan seng turut menyumbang surplus neraca perdagangan Indonesia. Pada Maret 2019, neraca dagang Indonesia surplus US$ 540,2 juta. Tren positif ini dipicu kenaikan nilai ekspor non-migas. Sektor pertambangan berkontribusi sebesar 15,71% terhadap struktur nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari-Maret 2019.

Kontribusi sektor pertambangan didasari pergerakan commodity metals price index, yang mendorong kenaikan harga komoditas mineral dalam tiga bulan terakhir. Alhasil, produksi ketiga komoditas mineral tersebut ikut menanjak.

Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menilai, ketiga komoditas (nikel, timah, seng) akan terus mencatatkan tren positif di sepanjang tahun ini.

Contohnya harga nikel, pada Desember 2018, di level US$ 10.835 per metrik ton, selanjutnya naik ke US$ 11.523 per metrik ton pada Januari 2019. Sebulan kemudian, harga komoditas ini naik menjadi US$ 12.685 per metrik ton, dan kembali menanjak ke posisi US$ 13.026 per metrik ton pada Maret 2019.

Harga seng juga meningkat hingga 5,35% dari Februari yang sebesar US$ 2.707 per metrik ton menjadi US$ 2.850 per metrik ton pada Maret tahun ini.

Sedangkan harga timah pada kuartal pertama tahun ini sudah tumbuh 1% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. "Pada Maret 2019 harga timah sudah mencapai US$ 21.393 per metrik ton," kata Irwandy.

Dia memprediksikan, pergerakan harga yang positif akan mendorong peningkatan produksi komoditas mineral di Indonesia pada tahun ini. "Namun, hal tersebut sangat berkaitan dengan kondisi pasar yang dipengaruhi supply dan demand sepanjang 2019," imbuh Irwandy.

Lantaran harga komoditas mineral yang meningkat, Direktur Keuangan PT Timah Tbk (TINS), Emil Ermindra mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Maret 2019, TINS mampu memproduksi 21.600 ton stannum (Sn) bijih timah. Artinya, rata-rata produksi bijih timah TINS setiap bulan mencapai 7.000 ton Sn. Jumlah tersebut melambung 389% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018. Sejalan dengan kondisi tersebut, volume produksi logam TINS juga mengalami kenaikan hingga 318% year-on-year (yoy) menjadi 16.300 metrik ton pada kuartal I-2019.

Kenaikan produksi tersebut juga sejalan dengan tingginya volume penjualan TINS. Sepanjang kuartal pertama tahun ini, realisasi penjualan PT Timah Tbk sebesar 12.590 metrik. Pencapaian tersebut lebih tinggi 155% dari target dalam RKAP dan tumbuh sebesar 217% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Aprilandi menilai, seiring dengan outlook komoditas nikel yang positif di sepanjang tahun ini, manajemen ANTM menargetkan pertumbuhan signifikan atas produksi komoditas feronikel dan bijih nikel pada tahun ini. Hal itu ditunjang dengan mulai berproduksinya pabrik feronikel ANTM di Halmahera Timur dengan kapasitas produksi mencapai 13.500 ton nikel dalam feronikel pada semester kedua tahun ini.

Waspadai global

Harga sejumlah komoditas mineral mulai merangkak naik. Namun para pelaku pasar komoditas di dalam negeri tetap mewaspadai kondisi pasar global yang masih labil pada tahun ini.

Pada tahun lalu, Indonesia menghadapi ancaman dari sisi pasar keuangan (financial channel), maka di tahun ini ancaman bisa datang dari sisi perdagangan (trade channel). "Dalam hal ini, perang dagang antara AS dan China tetap menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kondisi pasar Indonesia," terang Irwandy.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi AS dan China diprediksi melambat pada tahun ini. Hal tersebut akan mempengaruhi kegiatan ekspor komoditas Indonesia. Apalagi, sampai saat ini Indonesia masih mengandalkan China sebagai salah satu pasar terbesar.

Dus, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan terhadap faktor eksternal. Misalnya dengan melakukan diversifikasi pasar dan peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi dan penyerapan pasar dalam negeri.

Bagikan

Berita Terbaru

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:04 WIB

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot

OJK catat piutang multifinance melambat di Sep 2025. Industri siapkan strategi hadapi tantangan 2026, termasuk kredit kendaraan & paylater.

Premi Digital Makin Menopang Bisnis Asuransi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:01 WIB

Premi Digital Makin Menopang Bisnis Asuransi

Distribusi digital menopang asuransi Indonesia. OJK catat premi digital 2,87% per Sep 2025. Pelaku seperti GEGI dan Jasindo raih pertumbuhan.

Kebijakan Pembatasan Angkutan Barang Menekan Bisnis Logistik
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kebijakan Pembatasan Angkutan Barang Menekan Bisnis Logistik

Perusahaan logistik umumnya harus segera mengirim pesanan yang dilakukan pada dua minggu pertama Desember. 

Pindar Tangkap Peluang Pembiayaan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:58 WIB

Pindar Tangkap Peluang Pembiayaan

Kebutuhan dana konsumtif dan produktif melonjak akhir tahun. Pelajari risiko dan tips aman pinjam di fintech lending untuk liburan Anda.

ESSA Industries (ESSA) Pacu Produksi Elpiji & Amonia
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:40 WIB

ESSA Industries (ESSA) Pacu Produksi Elpiji & Amonia

Hingga kuartal ketiga tahun ini, rata-rata produksi harian kilang elpiji ESSA menurun 9% secara tahunan menjadi 175 metrik ton per hari (mtpd).

Kredit Dibidik Tumbuh 12% Tahun 2026
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:25 WIB

Kredit Dibidik Tumbuh 12% Tahun 2026

BI menargetkan penyaluran kredit di 2026 tumbuh 8%-12%. Target tersebut lebih lebar dibanding rentang target tahun ini di kisaran 8%-11%. ​

Sejumlah Bank Andalkan Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:15 WIB

Sejumlah Bank Andalkan Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga

Sejumlah bank masih mengandalkan pendapatan non bunga dalam mendorong pendapatan sepanjang tahun ini​

Laba Masih Kuat, Analis Pasang Rekomendasi Beli Saham Kalbe Farma (KLBF)
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:14 WIB

Laba Masih Kuat, Analis Pasang Rekomendasi Beli Saham Kalbe Farma (KLBF)

Daya beli dan permintaan yang berpeluang meningkat akan menjadi katalis pendorong kinerja KLBF tahun depan.

Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Masih Rawan Gejolak
| Kamis, 04 Desember 2025 | 06:11 WIB

Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Masih Rawan Gejolak

Penguatan harga minyak belum mencerminkan pemulihan tren, lantaran komoditas ini masih dibayangi kondisi kelebihan pasokan alias oversupply.

INDEKS BERITA

Terpopuler