Kepincut Saham Emiten Rumah Sakit Seperti BMHS, HEAL atau PRIM? Simak Dulu Valuasinya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan kasus positif harian Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Rekor kasus tertinggi terus terjadi tanpa ada pertanda kapan akan melandai. Selasa (6/7) ada tambahan 31.189 kasus baru positif corona di Indonesia.
Terlepas dari duka yang ditimbulkan pandemi Covid-19, kondisi saat ini menguntungkan emiten pengelola rumah sakit (RS). Kinerja keuangan mereka, seperti yang sudah terlihat tahun lalu dan pada kuartal I-2021 terdongkrak oleh pasien Covid-19.
Dus, di Bursa Efek Indonesia (BEI) saham-saham emiten rumah sakit pun menjadi salah satu idola para pelaku pasar.
Tak terkecuali emiten rumah sakit pendatang anyar, PT Bundamedik Tbk (BMHS). Pada masa penawaran umum yang berlangsung 30 Juni 2021 dan 1-2 Juli 2021, ada kelebihan pemesanan atau oversubscribed pada penjatahan terpusat (pooling allotment) sebanyak lebih dari 40 kali.
Saat listing kemarin (6/7), ketika perdagangan baru dibuka beberapa menit, harga saham BMHS langsung mentok di batas atas auto rejection (ARA).
Baca Juga: Bundamedik Mengincar Pertumbuhan 20%
Nah, kenaikan harga saham-saham emiten rumah sakit, tentu membuat valuasinya ikut terkerek.
Merujuk Pusat Data Kontan, rata-rata price to earning ratio (PER) emiten rumah sakit saat ini ada di sekitar 16,86 kali.
Sementara rata-rata price to book value (PBV) ada di sekitar 4,17 kali.
Dari sisi PER, saham HEAL di harga Rp 5.975 per saham, ada di level 15,72 kali, atau di bawah rata-rata sektoral.
Sementara dari sisi PBV, valuasi HEAL, MIKA dan SAME berada jauh di atas rata-rata PBV sektoral.
Selanjutnya: Ada 76 Juta Vaksin Tiba di Indonesia Dalam Waktu Dua Bulan