Kesepakatan Dagang Buntu, Harga Emas Mulai Mendaki Lagi

Kamis, 14 November 2019 | 04:56 WIB
Kesepakatan Dagang Buntu, Harga Emas Mulai Mendaki Lagi
[ILUSTRASI. Emas batangan dan koin emas. REUTERS/Michael Dalder]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas dunia mencatatkan kenaikan pada transaksi Rabu (13/11). Melansir Reuters, pada pukul 13.36 waktu New York, harga emas di pasar spot mencatatkan kenaikan 0,4% menjadi US$ 1.462,-3 per troy ounce. Adapun harga kontrak emas berjangka naik 0,7% menjadi US$ 1.463,30 per troy ounce. 

Harga emas kembali mendaki setelah pidato Presiden AS Donald Trump terkait hubungan perdagangan dengan China memudarkan optimisme akan kesepakatan kedua negara. Kondisi itu menekan sentimen pengambilan risiko oleh investor. 

"Presiden Trump berbicara mengenai kenaikan tarif jika nantinya tidak ada resolusi atau kesepakatan dalam fase sati. Dan hal itu yang membuat investor tertarik membeli emas,"jelas Michael Matousek, head trader US Global Investor kepada Reuters.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Terus Mendaki, Kian Jauh dari Level Terendah  

Dia menambahkan, "Untuk jangka panjang, sebagai investasi, emas masih safe haven. Orang-orang masih ingin memilikinya. Tren keseluruhan masih akan naik."

Sekadar mengingatkan, pada Selasa, Trump mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan sudah hampir selesai, namun dia tidak memberikan detil kapan atau di mana kesepakatan itu akan ditandatangani. Hal ini mengecewakan investor yang sangat menanti-nanti pidatonya tentang kebijakan ekonomi. 

Di sisi lain, ada isu lain yang berkembang. Yakni, negosiasi perdagangan berisiko tinggi antara AS dan China mengalami masalah ketika kedua negara berusaha untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan terbatas.

Baca Juga: Pidato Trump Ampuh Giring Harga Emas Hari Ini Menjauh dari Level Terendah

Kayla Tausche dari CNBC melaporkan, dengan mengutip sumber-sumber yang mengetahui detil masalah tersebut, pihak AS berusaha untuk mengamankan konsesi yang lebih kuat dari China untuk mengatur perlindungan kekayaan intelektual dan menghentikan praktik transfer teknologi paksa sebagai imbalan untuk menarik kembali pemberlakuan sejumlah tarif.

Sayangnya, perundingan kedua belah pihak mengalami kebuntuan meskipun AS dan China mengatakan mereka pada prinsipnya sudah memiliki perjanjian kurang dari sebulan yang lalu.

Baca Juga: Harga emas Antam naik, ini profit Anda kalau beli persis setahun lalu

Emas batangan

Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan hambatan dalam perundingan dagang, menambahkan China ragu untuk berkomitmen untuk sejumlah produk pertanian tertentu dalam teks kesepakatan potensial. Presiden Donald Trump mengklaim bulan lalu, China telah setuju untuk membeli barang-barang pertanian AS hingga US$ 50 miliar. Ini merupakan bagian dari apa yang disebut kesepakatan perdagangan fase satu.

Ada pula sejumlah sentimen lain yang mempengaruhi harga emas. Misalnya saja, aksi protes di Hong Kong melumpuhkan hub finansial Asia untuk hari ketiga, di mana sistem transportasi, sekolah, dan banyak bisnis ditutup setelah aksi kekerasan meningkat di sejumlah wilayah. 

Baca Juga: Harga emas naik 0,34% di angka US$ 1.461,30 per ons troi

Investor juga memperhatikan pernyataan Pimpinan The Fed Jerome Powell yang bilang bahwa bank sentral melihat adanya "ekspansi berkelanjutan" ke depan untuk ekonomi AS, sementara dampak penuh dari penurunan suku bunga baru-baru ini belum terasa.

Sedangkan, data CPI AS lebih baik dari ekspektasi di mana indeks harga konsumen untuk bulan Oktober naik 0,4% melampaui ekspektasi.

Reaksi emas terhadap komentar Powell, relatif stabil. 

Baca Juga: Siang ini, harga emas masih naik 0,18% di angka US$ 1.458,94 per ons troi

"The Fed tidak akan mengambil kebijakan apapun terkait suku bunga acuan. Sehingga, sebagai hasilnya, harga kontrak emas berjangka terus akan stabil," jelas Phillip Streible, senior commodities strategist RJO Futures kepada Reuters

 

Bagikan

Berita Terbaru

Meski BI Rate Dipangkas 150 Basis Poin, Bunga Kredit Baru Turun 15 Basis Poin
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 13:31 WIB

Meski BI Rate Dipangkas 150 Basis Poin, Bunga Kredit Baru Turun 15 Basis Poin

BI rate turun agresif, tapi bunga kredit masih tinggi. Transmisi kebijakan moneter ke perbankan berjalan lambat pada tahun ini.

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:21 WIB

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun

Penurunan dana ETF kripto belakangan ini juga lebih mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang akhir tahun.

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:55 WIB

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar

Bisnis wealth management atau pengelolaan dana nasabah tajir perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif.​

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah

​Permintaan kredit perbankan di segmen debitur korporasi masih lemah karena pelaku usaha korporasi masih wait and see

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah

Untuk memuluskan agenda ekspansi, SPMA bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Oktober 2025. ​

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:20 WIB

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendorong partisipasi pelaku usaha sekaligus memastikan pengelolaan SDA dilakukan secara bertanggung jawab.

Produsen Optimistis Bisa Capai Target
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:16 WIB

Produsen Optimistis Bisa Capai Target

Asus Indonesia sangat optimistis dapat menuntaskan target penjualan 1 juta unit laptop hingga akhir 2025,

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser

Perubahan strategi gerai cepat saji yang kini lebih banyak bermigrasi ke lokasi suburban dan food court

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:11 WIB

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang

Industri udang nasional terdampak tarif tinggi Trump dan isu pencemaran radioaktif sehingga mengguncang ekosistem udang dari hulu hingga hilir

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:07 WIB

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar

Bagi perusahaan yang mengekspor produk olahan seperti ferronickel dan stainless steel, aturan sekarang cukup memberatkan.

INDEKS BERITA

Terpopuler