Ketrosden Triasmitra (KETR) Si Pengelola Kabel Telekomunikasi Laut

Senin, 28 November 2022 | 04:25 WIB
Ketrosden Triasmitra (KETR) Si Pengelola Kabel Telekomunikasi Laut
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur jaringan telekomunikasi, PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) akan ekspansi di jaringan serat optik laut. Sejatinya, perusahaan ini sudah 27 tahun menjalankan bisnis pembangunan infrastruktur sistem komunikasi kabel laut serat optik (SKKL) dan kabel darat/terestrial.

Sekretaris Perusahaan Ketrosden Triasmitra Ikhsan Triyanto menjelaskan, perusahaan ini didirikan tahun 1994 sebagai kontraktor dan perdagangan bidang kabel telekomunikasi. Grup Triasmitra ini kemudian melakukan transformasi bisnis dimana di tahun 2004 menjadi perusahaan EPC (kontraktor) di bidang pembangunan infrastruktur telekomunikasi dengan mengerjakan proyek darat/terestrial kabel fiber optic. 

Tiga tahun kemudian, KETR ekspansi dengan membangun kabel fiber optic bawah laut. Pada tahun 2008, Grup Triasmitra kemudian dipercaya sebagai kontraktor dengan melakukan pembangunan jaringan kabel fiber optic bawah laut sepanjang 258 km dari Batam - Dumai. Perusahaan ini juga membangun sistem kabel sebagai kontraktor dari pemberi tugas, NAP provider di Indonesia.

Baca Juga: Triasmitra Siap Dukung Transformasi Dgital di Indonesia

Selain melakukan penjualan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang dibangunnya. Perusahaan ini juga menyediakan jasa pemeliharaan dan pengelolaan jaringan telekomunikasi baik yang dibangun olehnya maupun milik perusahaan lain. "Dari bidang pemeliharaan (maintenance) kami memelihara kabel fiber optic dari kemungkinan kerusakan," ujar Ikhsan kepada KONTAN, Jumat (25/11).

Kegiatan maintenance yang dilakukan Ketrosden ini meliputi tindakan protektif atau korektif via monitoring system dan patroli kabel laut. KETR juga memperbaiki atau menyambung kabel fiber optic yang rusak atau putus.

Ikhsan mengatakan, sistem komunikasi kabel laut (SKKL) yang telah dibangun oleh perusahaan ini dan grup Triasmitra sepanjang 10.013 km. Beberapa diantaranya Jakarta Bangka Batam Singapore (B2JS) sepanjang 1.070 km, SKKL Jakarta - Surabaya (Jayabaya) sepanjang 879 km, SKKL Medan Dumai (Damai) sepanjang 572 km dan SKKL Jawa Bali. 

Selain itu, Triasmitra juga punya kabel jalur darat yaitu Surabaya-Denpasar (SDCS) sepanjang 475 km, Inland dan Inner Batam, dan Ultimate Java Backbone (UJB).
Ke depan, Ikhsan menilai potensi perkembangan sektor telekomunikasi cukup besar. "Sehingga kami melakukan langkah-langkah investasi dengan membeli kapal, membangun jalur SKKL baru dan mencari barang modal baru," kata dia.

Ekspansi

Salah satu upaya untuk ekspansi ini dilakukan KETR dengan mencari dana melalui initial public offering (IPO). Dana yang diperoleh dari IPO digunakan untuk 90% modal kerja. Seperti membeli material, peralatan proyek dan pembiayaan operasional usaha. Dana ini kemudian dipakai entitas anak yakni PT Triasmitra Multiniaga Internasional yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan jaringan telekomunikasi kabel serat optik darat dan laut. 

Baca Juga: Rampung IPO, Ketrosden (KETR) Mengincar Rp 1,4 Triliun Lewat Proyek Rising-8

Selanjutnya, 10% dana hasil IPO dipakai untuk membiayai kegiatan operasional proyek untuk segmen bisnis developer, kontraktor serta lainnya. Emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2022 ini meraup dana IPO Rp 127,86 miliar. Dana tersebut berasal dari pelepasan saham perdana sebanyak 426,2 juta saham di harga Rp 300 per saham. 

Ikhsan mengatakan, KETR saat ini juga tengah membangun jalur kabel fiber optik dari Jakarta - Batam - Singapura yang dinamakan Rising -8. "Tahun 2022 belum ada tambahan karena kami baru konsentrasi untuk membangun jalur SKKL dari Jakarta ke Singapore (Rising-8) sepanjang 1.150 km yang direncanakan dilakukan pada kuartal I tahun 2024," tutur dia.

Setelah pembangunan Rising-8 selesai, Triasmitra berencana ekspansi ke wilayah Indonesia bagian tengah dan masuk bagian timur. 

"Kami berharap pembangunan jalur SKKL Rising-8 akan memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 1,4 triliun dalam dua sampai tiga tahun ke depan," kata Ikhsan. Pada bisnis maintenance, ia berharap ada peningkatan pendapatan sebesar 8% - 10%. 

Ikhsan juga berharap setelah memiliki sendiri kapal penggelar atau kapal yang digunakan untuk mengangkut, memasang kabel dam maintenance kabel bawah laut ini maka layanan jasa perusahaan ini dalam melakukan monitoring atau layanan jasa patroli baik darat dan laut menjadi lebih baik. 

Baca Juga: Usai IPO, KETR dan ZATA Siap Melakukan Ekspansi Bisnis

Tak hanya perbaikan alat, perusahaan ini juga akan melengkapi dengan tenaga ahli yang mumpuni. "Kami akan meningkatkan kemampuan tenaga-tenaga ahli dalam melakukan perbaikan kabel yang rusak," janji Ikhsan.    

Saham KETR di Bawah IPO

Pergerakan saham perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur telekomunikasi, PT Ketrosden Triasmitra Tbk terus melandai. Sejak melantai pada 10 November 2022, harga saham emiten berkode KETR ini belum pernah bergerak di atas harga initial public offering (IPO) di Rp 300. Kemarin (25/11), harga saham KETR ditutup di Rp 222 per saham, turun 1,77% dari hari sebelumnya.

Jika ditarik mundur, maka saham KETR turun 26% sejak listing. Saat IPO KETR menawarkan 426,2 juta saham setara 15% dibantu oleh PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi. Pemegang saham mayoritas dari KETR adalah PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara 56,53% dan PT Gema Linta Benua 26,93%. Kemudian 1,54% saham dimiliki Petrus Sartono selaku komisaris utama. Pria berusia 78 tahun ini memiliki pengalaman di bisnis telekomunikasi mulai dari pernah menjadi Telkom hingga XL. 

Baca Juga: Simak Strategi Ketrosden Triasmitra (KETR) Usai Sukses Gelar IPO   

Bagikan

Berita Terbaru

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?
| Jumat, 07 November 2025 | 15:04 WIB

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?

Di saat bitcoin melemah, beberapa altcoin menunjukkan performa yang apik, meski trader harus tetap melakukan manajemen risiko.

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi
| Jumat, 07 November 2025 | 13:21 WIB

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi

Kinerja Superbank melesat jelang IPO 2025, profitabilitas dan rasio-rasio keuangan membaik, NPL juga makin oke.

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru
| Jumat, 07 November 2025 | 08:42 WIB

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru

Di bawah pengendali baru, yakni First Resources Limited, ANJT mengantongi laba bersih sebesar US$ 24,28 juta, naik 1.520,39% yoy

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis
| Jumat, 07 November 2025 | 08:23 WIB

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis

Divisi alat berat PT Astra International Tbk (ASII) melemah, namun otomotif dan jasa keuangan masih resilient.

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)
| Jumat, 07 November 2025 | 08:08 WIB

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Diversifikasi menjadi kunci bagi PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengelola risiko di tengah volatilitas harga komoditas.

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi
| Jumat, 07 November 2025 | 07:05 WIB

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi

Sektor bisnis yang paling banyak menyerap produk elevator Shanghai Mitsubishi datang dari rumah pribadi dan bisnis rumah toko (ruko) 

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:51 WIB

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Pendapatan dan laba emiten otomotif dan komponen masih lemah di sepanjang Sembilan bulan tahun 2025. ​

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:48 WIB

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan

Per September 2025 utang bank jangka pendek PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melonjak hingga 58%.

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun
| Jumat, 07 November 2025 | 06:45 WIB

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun

Hingga kuartal III-2025, PYFA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, meningkat 77,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri
| Jumat, 07 November 2025 | 06:43 WIB

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri

Tak hanya aliran dana ke saham-saham yang mejeng di indeks MSCI, efek domino dari reblancing juga akan menjalar ke kepemilikan saham.

INDEKS BERITA