Kinerja Positif, AUM Reksadana Pendapatan Tetap Meningkat

Selasa, 16 Agustus 2022 | 04:25 WIB
Kinerja Positif, AUM Reksadana Pendapatan Tetap Meningkat
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin segar menyelimuti reksadana pendapatan tetap. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksadana pendapatan tetap berhasil tumbuh 2,66% sepanjang Juli 2022 menjadi Rp 148,43 triliun.

Manajer investasi memaparkan, kenaikan dana kelolaan tersebut sejalan dengan kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap sepanjang bulan lalu yang masih positif 0,22%. Meski begitu sepanjang tahun ini, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap masih turun 0,07%. 

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha mengungkapkan, pelaku pasar meyakini inflasi Amerika Serikat (AS) sudah sampai masa puncaknya, sehingga The Fed tidak akan terlalu hawkish. "Emerging market pun terkena dampak positif," ujar dia. 

Baca Juga: Saran Investasi Reksadana Saat Inflasi Global Mereda

Senin (15/8), yield SBN acuan 10 tahun bertengger di 7,06%. Padahal, pada Juli 2022 yield masih ada di 7,5%. Selain itu, net buy asing mencapai Rp 14 triliun di Agustus.

Fund Manager Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM) Victor Pratama Chandra menambahkan, perlu diperhatikan seberapa cepat kenaikan inflasi domestik ke depan. Jika sesuai ekspektasi, maka investasi reksadana pendapatan tetap akan positif. Yield juga akan terus turun sehingga obligasi pemerintah akan mengerek kinerja reksadana pendapatan tetap.

Meski terlihat membaik, Victor melihat perkembangan pasar masih volatil. Dia masih akan melihat bagaimana Bank Indonesia menyikapi perkembangan inflasi domestik, apakah menaikkan bunga atau ada aksi lain. 

Baca Juga: Ini Pilihan Investasi yang Masih Menjadi Andalan Industri Dana Pensiun

Yudha juga melihat, sentimen dari eksternal, yakni inflasi AS, masih belum bisa dikatakan dalam tren melandai. Pasalnya, penyebab utama inflasi global adalah perang Rusia dan Ukraina, kenaikan harga komoditas dan energi. 

"Kami di Trimegah masih overweight ke obligasi korporasi, untuk strategi berinvestasi di obligasi negara saat ini cenderung teknikal saja, memanfaatkan momentum," kata Yudha. Saat ini Trimegah memilih obligasi korporasi dengan tenor tiga tahun, memiliki kualitas baik, dan sektor yang tangguh. 

Victor juga menyebut, strategi mengelola reksadana pendapatan tetap STAR Fixed Income II adalah memperbesar alokasi obligasi korporasi 80%-90% dengan rata-rata tenor tiga tahun dan rating A dan AA. Menurut dia, durasi pendek dipilih karena volatilitas dan risiko lebih rendah. 

STAR juga menjaga likuiditas pasar uang sebesar 10%-20% jika ada redemption. "Kami menargetkan proyeksi return STAR Fixed Income II  minimal BI rate tambah 200 bps tiap tahunnya. Seiring potensi kenaikan suku bunga, return tahun depan bisa lebih besar dibanding tahun ini," kata Victor. 

Yudha memperkirakan return reksadana pendapatan tetap tahun ini mencapai 5%-7%.

Baca Juga: Mengintip Peluang Reksadana Pendapatan Tetap di Tengah Perbaikan Pasar Obligasi

Bagikan

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)
| Senin, 08 Desember 2025 | 09:32 WIB

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)

Di luar harga komoditas, faktor struktural lain bakal memengaruhi prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS).

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:57 WIB

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026

Strategi rejuvenasi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) meliputi revamp flagship store dan gerai Neka.

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:30 WIB

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar

Mayoritas analis berdasarkan konsensus Bloomberg masih memandang bullish saham PT Telkom Indonesia Tbk.

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:07 WIB

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar mencermati rilis sejumlah data ekonomi domestik pekan ini. Mulai  penjualan sepeda motor, IKK serta data penjualan ritel bulan Oktober. 

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026

Kenaikan kinerja seiring permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat dan pertumbuhan kuat dari segmen pasien pribadi.

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed

Rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi sentimen pasar yang mulai fokus ke keputusan FOMC pada 9-10 Desember 2025. 

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:25 WIB

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi di bawah 5%                                 

Tata Kelola BPD Dipertanyakan
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Tata Kelola BPD Dipertanyakan

Terbaru, terjadi kasus tindak pidana perbankan di Bank kaltimtara yang melibatkan pimpinan kantor cabang dan kantor wilayah bank ​

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang

Kinerja pembiayaan bank-bank kecil di jajaran kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 semakin melempem.​

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed

Belakangan ini, harga logam mulia bergerak variatif, Harga emas terkoreksi tipis, sementara perak justru mencatat penguatan cukup tinggi. 

INDEKS BERITA